Hanya Sebuah Mimpi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak
Lolos moderasi pada: 29 March 2015

Azdan magrhib mulai bergema, memanggil umat muslim untuk melaksanakan rukun islam yang kedua. Tiara pun pergi menuju mushalla untuk melaksanakan rukun tersebut. Setelah menyelesaikan rukun itu, kelopak mata Tiara agak berat untuk diangkat.

Tiba-tiba Tiara berada di sekolahnya dan lebih anehnya lagi, dulu sekolah Tiara berada di pinggir jalan kini berada di Tengah sebuah hutan. semua siswa dan guru pada bingung, kenapa ini bisa terjadi? semua guru pun mengadakan rapat dadakkan karena permasalahan ini. Tiara dan sahabatnya nongkrong di belakang ruang majlis guru. entah apa semua siswa berteriak dan ANGKAT TANGAN SEMUANYA dari ruang guru.
“apa yang terjadi?”
“gak tau”.
“biar aku lihat”.
Lalu Latifah melihat situasi di lapangan.

“gawat, gawat”
“gawat apanya?”
“orang itu nangkap semua yang berada di sekolah”.
“yuk kita lari daripada kita yang jadi korbannya”.
“betul itu”

Tiara dan sahabatnya meninggalkan sekolah dengan perasaan takut, mereka berjalan mengendap-ngendap takut ketahuan.
“siapa yang disini pakai baju dua lapis?”
“aku!”
“ayo kita buka baju sekolahnya dan tinggalkan baju sekolah disini”.
“berarti kita buka hijab donk!”
“biarlah aku tak memakai hijab daripada tak selamat”.
Mereka pun membuka baju, rok dan hijab sekolah mereka dan menggunakan pakaian rumahan.

Sudah dua jam mereka berjalan, tapi tidak sampai-sampai.
“istirahat dulu yuk, aku lelah nih”
“aku juga ayo”
“I’m too”
Sejenak mereka beristirahat, mereka pun terkejut sang penculik lewat. Tiara pun menuyuruh Dila, Latifah, Mimi, Rizka dan Sifti bersembunyi biar Tiara yang menyelesaikan itu.

“dek dek liat gak anak pake seragam sekolah?”
“gak bang”
“dek 1 tambah 1 berapa?”
Dengan pura-pura bego, Tiara mengangkat jari tangannya sambil menghitung
“du… dua bang”
“kalo 5 kali 6?”
“apalah abang ni, kalo nanya tu… yang benar aja. aku tak sekolah bang mana aku tau”.
“dasar anak bego…”
Dengan kesal, penculik itu meninggalkan Tiara.

“berhasil”
“kita jalan lagi yuk”
Mereka pun tak putus asa berjalan mencari bantuan.

Sampai mereka di sebuah desa, mereka pun menghampiri bapak-bapak dan menangis
“pak tolong kami”
“kenapa?”
“sekolah kami ada penculik tolong pak…”
Bapak-bapak itu pun langsung bergerak, tiba-tiba desa itu bergoncang seperti gempa bumi dan disertai sebuah suara yang Tiara kenal

“Bangun…!!!”
“ya umi…”
Perasaan Tiara pun lega karena hanya sebuah mimpi

SELESAI

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Chairinnisa
Facebook: Nisa iin

Cerpen Hanya Sebuah Mimpi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Merindukan Ayah

Oleh:
Waktu sore hari, aku berniat untuk pergi ke sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari rumahku. Waktu di perjalanan menuju taman aku sempat berhenti melihat seorang, anak yang sedang

Lomba Memasak

Oleh:
“Uh Bosan!” gumam Nelvia di rumah sepulang sekolah. Ting Tung! Ting Tung! bunyi bel rumah Nelvia berbunyi. Nelvia segera membuka daun pintu rumahnya. “Hai, Nel!” sapa sahabatnya, Tilly, Olvira,

Salah Memvonis

Oleh:
Hari ini joni, Ahmad, Sita dan Ayu sedang belajar kelompok di rumah Rahayu. Tugasnya adalah membuat boneka. Bagian yang membawa gunting yaitu Sita, yang membawa kain flanel Ayu, alat

Kisah Hidup Berlina

Oleh:
Berlina adalah anak orang kaya. Di sekolahnya ia adalah anak terpandang dan populer. Ayahnya adalah seorang pengusaha dan direktur sukses di kotanya. Dan ibunya menjadi desainer terkenal. Suatu hari,

Bejo Sang Juara Balap Karung

Oleh:
Pukul 16.00 Sore, terlihat sekumpulan orang dari yang dewasa hingga anak-anak sedang menyaksikan perlombaan dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Di dalam gerombolan tersebut terdapat enam anak yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *