Kevin
Cerpen Karangan: Sabrina AlifanisaKategori: Cerpen Anak, Cerpen Penyesalan
Lolos moderasi pada: 27 December 2013
PRANNNGGG…!!!
Seperti suara pecahan benda. Suara itu berasal dari kamarku.. Dengan tergesa-gesa ku langsung mengahampiri tempat kejadian. Dan kulihat disitu sudah ada sebuah vas bunga kesayanganku pecah berserakan di lantai, lalu kutatap Pusy, kucingku. Aku menatapnya geram. Pusy yang telah membuat vas bungaku pecah bak kapal menabrak karang besar dan hancur.
Sudah 3 kali dalam sepekan ini Pusy membuat ulah. Pertama, Pusy mencabik-cabik buku tugasku hingga tak terbentuk lagi. Kedua, Pusy membuat adikku menangis karena cakarannya. Dan kali ini dia memecahkan vas bungaku. Dengan segera kubawa Pusy ke luar rumah dan tak izinkan masuk ke rumah. Entah mau sampai kapan aku membiarkannya di luar rumah.
Setelah itu aku kembali masuk ke kamar untuk membersihkan pecahan vas bungaku. Tiba-tiba Ibu datang menghampiriku dan berkata “Adzkya.. Kenapa vas bunga itu pecah?” “Biasa bu. Pusy lagi” Jawabku apa adanya, Ibu langsung memahami perkataanku lalu ia berkata lagi “Oh iya.. Ibu mengerti.. Nak, setelah kamu membersihkan pecahan vas itu. Tata baju-bajumu. Libur tahun ini kita akan pergi ke rumah Nenek”
Senang rasanya jika pergi berlibur ke rumah Nenek.. Rindu sekali rasanya pada Nenek. Dan setelah membersihkan pecahan vas bunga itu. Aku langsung memindahkan sebagian bajuku ke dalam koper.. Kemudian alat-alat yang lain kumasukkan ke dalam tas.
Dan sore itu pun aku berangkat ke rumah Nenek di Yogyakarta. Sebelum berangkat Ibu menanyakan “Pusy tidak kamu ajak?” “Biarlah bu.. Kita titipkan saja kepada tetangga. Aku sedang malas membawanya”.
Dan akhirnya Pusy dititipkan kepada tetanggaku. Semoga mereka dapat menjaga Pusy dengan baik. Biasanya kemana pun kami berlibur, Pusy selalu diajak tapi kali ini tidak karena aku sedang marah kepadanya. Kami pun berangkat ke Yogyakarta menuju Rumah Nenek.
1 BULAN KEMUDIAN…
Cepat sekali rasanya waktu berlalu.. Hari ini kami kembali pulang ke Jakarta. Di perjalanan aku memikirkan Pusy. Sedang apa dia sekarang disana ya.. Aku sudah amat rindu padanya dan kini aku sudah melupakan kejadian itu.
Sesampainya di rumah tidak langsung ke rumah, melainkan pergi ke rumah tetanggaku ditemani Ibu. Saat kutanyakan dimana keberadaan dan keadaan Pusy, tetanggaku malah menjawab “Maafkan kami.. Pusy mati 3 hari yang lalu karena kedinginan saat hujan turun dan kami lupa membawa Pusy masuk ke rumah. Sekali lagi maafkan atas kelalaian kami…”
Aku menangis mendengar jawaban tetanggaku itu. Menyesal sekali rasanya. Kenapa Pusy tidak aku ajak liburan ini. Namun apa daya.. Nasi sudah menjadi bubur dan Penyesalan selalu datang terlambat…
Cerpen Karangan: Sabrina Alifanisa
Facebook: Sabrina Alifanisa
Nama: Sabrina Alifanisa
Facebook: Sabrina Alifanisa
Twitter: @Sasafanisa11
Cerpen Kevin merupakan cerita pendek karangan Sabrina Alifanisa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter Google+" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kunci Ajaib (Part 1)
Oleh: Riyatmi DjoyosoewitoDulu saat aku masih kecil, Kakek selalu menceritakan kisah dongeng. Kakek menceritakannya dengan hati senang. Seolah-olah Kakek pernah ke sana. Kakek bilang, jika ingin pergi ke dunia dongeng. Kau
Jangan Ikut-ikutan
Oleh: Lalia OktiarisqaSiang hari dengan teriknya sinar matahari. Andi, anak smp kelas 1 sangat senang bermain-main dengan sepeda kesayangannya di tengah halaman rumah. Dan terkadang ia pun berkreliling-keliling di daerah sekitar
Belajar,Yes!
Sepulang sekolah Rina berjalan sambil mengeluh karena nilai ujiannya jelek: “Huh. Kenapa sih nilai ujianku jelek?” Keluh Rina. “Mungkin apa aku tak belajar itu ya, tapi aku kan anak
Berry dan Caca
Oleh: BenedictaBerry, adalah anak Pak Ridwan seorang pengusaha terkenal di kota nya. Berry bersekolah di SD Angkasa Merdeka, salah satu sekolah terbaik di kota dia tinggal. Berry memiliki sahabat bernama
Melukis Pelangi
Oleh: Mia LavenHujan kembali membasahi sosok tubuh mungil yang tengah berlari sendiri mengitari lapangan sekolah. Terdengar suara saling berbisik antara anak yang satu dengan yang lain. Banyak anak yang menyaksikan tubuh
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Koq gak nyambung sama judulnya??*_*
Betul tuh
Maaf kalo gak nyambung sama judulnya, soalnya dulu pas ngetik gugup. Jadi lupa sama judulnya