Miu di Hotel Catty

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Fabel (Hewan)
Lolos moderasi pada: 25 January 2021

Meow.
Asal kau tahu, aku ini kucing.
Dan selalu berbunyi tepat seperti di atas.

Hari ini aku akan membagikan pengalamanku di hotel.
Kisah ini dimulai pada Senin, 1 bulan lalu pada hari pertama liburan sekolah majikanku.

“Nah, Miu. Kita sudah sampai!” kata gadis kecil pemilikku, Amira Meilina. “Meow.” sahutku cuek. Sebagai kucing betina dewasa, aku selalu cuek dan angkuh dengan kucing lain.
Jadi, aku tidak yakin apakah aku bisa betah di tempat ini.

“Inilah hotel kucing Catty yang akan kau tinggali selama dua minggu mulai dari sekarang! Seperti yang kubilang bulan lalu, aku akan menginap di rumah pamanku di Jepang! Jadi kau akan kutinggalkan disini! Jangan marah padaku dan jangan terlalu galak dengan kucing sekamarmu ya!”

Aku yakin dia tidak serius, karena aku tahu dan yakin dengan pasti bahwa disini kamar setiap kucing berbeda. Hanya ada beberapa kamar double untuk kucing yang lebih dari satu milik satu orang saja. Dan karena aku kucing satu-satunya Amira dan merupakan kucing kesayangan, aku yakin akan mendapat kamar khusus.

Amira segera menggendongku dengan sedikit kesulitan karena aku ini kucing pemalas yang gemuk, kemudian Amira membawaku masuk ke lobi. Amira segera mendekati meja resepsionis dan berkata, “Selamat pagi, kakak resepsionis! Seperti yang aku pesan bulan lalu, Miu akan menginap disini 2 minggu! Jadi, aku minta kunci untuk kamarnya! Oh ya, tolong rawat dia dengan baik dan khusus ya! Dia itu somse, jadi harus selalu dipenuhi.”

Petugas resepsionis itu segera membawaku naik ke lantai 4 dan membawaku masuk ke kamar bernomor 36. Kemudian menutup pintu dan membiarkan aku sendiri. Aku mengamati kamarku, tidak terlalu buruk mengingat aku dipesankan paket kamar khusus. Sebuah bantal empuk yang cukup besar untuk tempat tidurku di pojok kiri, pasir di pojok kanan, mangkuk makanan berisi susu dan pellet kualitas atas, tempat menggaruk, jendela kecil, karpet kecil, dan beberapa benang wol.
Rasanya sudah cukup lengkap, jadi aku melingkar di atas bantal dan menarik kain tipisnya untuk selimut, kemudian malas-malasan sambil sesekali berguling.

Aku menguap lebar dan menggaruk kepalaku. Kemudian aku meregangkan tubuh. Aku tidak bisa tidur karena selama perjalanan 2 jam aku tidur, jadi aku bergulingan di karpet dan mencakar-cakar tempat menggaruk. Aku tidak memakan makananku karena saat mau pergi aku sudah makan 2 porsi pellet tuna jumbo. Jadi aku melompat-lompat dan melihat keluar jendela.

Aku melihat di luar cukup cerah, tapi begitu aku berkedip hujan deras pun turun. Petirnya sangat keras, jadi aku turun dan menginjak tombol pemanas, kemudian aku berbaring di bantal dan menarik selimut.

Tiba-tiba, pintu kecil di pintu kamarku terbuka. Seekor kucing lain masuk. Seekor kucing jantan yang lebih tua dariku, tubuhnya kurus dan bulunya pendek berwarna coklat keemasan. Aku segera turun, menyeringai dan mengembangkan bulu kelabuku serta mengangkat tinggi ekorku sambil menggeram.

ADVERTISEMENT

Kucing itu pun tak tinggal diam, dia ikut menegakkan bulunya dan mengangkat ekor panjangnya. Kami saling menggeram dan hampir berkelahi jika pintunya tidak terbuka dan seorang petugas mengeluarkan kucing tadi dan memasukkannya ke kamar lain. ternyata, dia adalah tetanggaku, Golden.

Aku segera tidur selama 3 jam sampai aku merasa lapar dan hujan pun menjadi gerimis besar. Aku segera turun dan menggeliat kemudian mendekati mangkuk tepat sedetik sebelum lampu dan pemanas di kamarku mati.
Listriknya padam.

Sontak para kucing tetanggaku mengeong-ngeong histeris, sementara aku tetap santai memakan makananku. Aku tidak histeris karena Amira selalu menyuruhku tenang saat genting.
Setelah makananku habis, aku segera mengeong panjang dan keras.

“Weoooooowwng!”

Seorang karyawan datang. Aku segera mendorong-dorong mangkuk makananku yang segera diisi olehnya. Aku pun memakannya dengan (sok) sopan. Kemudian aku menjilati tubuhku dan tidur sampai besok pagi.

Paginya, aku bangun dan sarapan. Setelah itu aku pergi keluar kamar dan berjalan-jalan sehingga aku sampai di tempat bermain. Aku pun akhirnya ikut bermain seharian disana.

Setidaknya, hal itu terus berulang selama 2 minggu, sampai Amira pulang dan mengambilku kembali.

~TamaT.

Cerpen Karangan: Hikari

Cerpen Miu di Hotel Catty merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Suara Seram

Oleh:
Sani terlihat sangat gelisah di tempat tidurnya. Malam ini, Sani tidak bisa memejamkan matanya. Nenek yang sangat disayanginya meninggal kemarin malam dan baru dimakamkan tadi pagi. Sewaktu Sani kembali

Bob Si Lalat

Oleh:
Pada suatu masa, hiduplah seekor lalat bernama Bob. Berbeda dengan kebanyakan lalat yang suka hinggap dan mencari makan di tempat sampah, Bob lebih suka mencari makan di taman yang

Kelinci Dan Kura-kura

Oleh:
Di hari minggu yang cerah, telah berkumpul seluruh penghuni hutan untuk menonton sebuah pertandingan. Semua mata penuh rasa penasaran untuk melihat siapakah yang akan keluar sebagai pemenang. Sebenarnya bukan

Masa Kecilku

Oleh:
Hai teman-teman, aku mau cerita nih tentang masa kecilku. Kalau dipikir-pikir yang enak didengar itu masa lalu, terutama masa laluku. Sebenarnya sih banyak yah masa laluku, tapi aku mau

Pikir

Oleh:
Siang itu, Miao Li mengajak Adito membeli barang keinginan mereka. “Kita akan beli barang favorit kita,” kata Miao Li. “Benarkah?” tanya Adito. “Tentu, benda di sana pasti bagus,” jawab

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *