Bagai Pungguk

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 27 November 2019

Pertama-tama yang paling utama, aku “sendiri” masih sekolah, terus sekolahnya agak jauh dari rumah jadi perlu angkot atau bus untuk perjalanannya. Nah jadi angkot dan bus inilah yang menjadi penyebab aku bisa melihat dia yang ingin kuceritakan ini.

Awalnya, aku lagi bosan padahal masih pagi tapi si angkot ngetem agak lama di daerah perempatan. Memang sih disitu ramai jadi lebih mudah mencari penumpang apalagi dekat dengan halte. Nah, kan ya namanya juga mata itu untuk melihat disitulah tanpa kusadari di luar sana ada secogan yang luar biasa. Ini bukan maksudku hanya menilai seseorang dari luar saja, tapi saat melihatnya entah ada berbagai perasaan yang muncul seperti dirinya yang misterius dan terlihat cuek namun entah kenapa terasa sejuk dan hangat. Itu cuma dugaanku belaka.

Beruntung aku memilih duduk di depan pintu. Sehingga aku bisa melihat sosoknya. Kebetulan sekali sekarang hari rabu, dan kebanyakan sekolah punya aturan kalau hari rabu memakai seragam identitas atau almamater jadi bisa langsung ketahuan dia dari sekolah mana. Ternyata dia dari SMA sebelah, sebelah SMP, tapi masih jauh dari sekolahku. Ups, jadi ketahuan aku masih SMP memang sih aku masih terlalu awam dengan yang namanya perasaan suka jadi aku menyebutnya dengan rasa kagum.

Sekarang ini aku sudah SMA kok itu hanya kilasan ingatan masa lalu yang sempat kuingat. Tapi tau begitu aku justru malu sendiri mengingat masa SMP ku yang satu itu. Di sisi lain, hal itu juga yang membuatku terkadang rindu. Senang saja walau memang aku seperti berlebihan padahal dia hanyalah orang asing yang kebetulan lewat memasuki pintu kehidupanku.

Waktu itu entah kenapa setiap angkot yang aku tumpangi sampai di tempat itu, tanpa kusadari aku selalu berharap dia akan seangkot denganku. Sebenarnya agak kecewa karena, ya dia kakak kelas sudah SMA pula. Aku? Masih SMP, nggak cantik, belum pintar lagi. Aku bertemu dengannya hanya untung-untungan. Kalau timingnya pas ya dia bakalan satu angkot denganku kalau nggak ya aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Sejauh mata memandang. Sejauh matahari dan tanah.

Tapi, ada beberapa kejadian yang membuatku salah fokus.

Satu. Waktu itu dia naik angkot yang sama denganku. Yang luar biasa dia duduk di depanku. Posisinya ujung belakang. Jadi hadap-hadapan gitu. Walaupun sepele akan tetapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuat hatiku berdebar-debar. Karena itu juga aku nggak berani untuk menatap ke depan. Terlebih gimanapun kalau mau natap gitu kan malu, takut-takut kepergok. Yah, untung beberapa menit perjalanan ada ibu-ibu yang masuk dan duduknya di tengah paling ujung. Jadi kalau angkot di tempatku ada dua kursi tambahan biasanya yang bentuk persegi kecil ditaruh di belakang paling ujung sedangkan yang satunya berbentuk persegi panjang kecil yang ditempatkan di dekat pintu. Sehingga dengan duduknya si ibu di tengah menjadikan penghalang bagiku. Maksudnya aku juga jadi nggak malu kalau curi-curi pandang. Walaupun tetap waspada barangkali ketahuan.

Dua. Aku lagi agak nggak beruntung soalnya kesiangan terus angkotnya kalau udah jam segitu banyak yang penuh. Mau gak mau cuma ada option naik bus. Yaudah gitu aku naik. Seperti biasanya aku selalu berharap si dia menaiki angkot atau bus yang sama denganku. Ketika bus tiba di halte tempatnya menunggu, menunggu kedatanganku.. eh salah menunggu kedatangan angkot atau bus. Dia pun menaiki bus yang kutumpangi,

Cerpen Karangan: Invisible459
Dengan dibacanya cerita ini aku ingin menjelaskan terlebih dahulu kalau cerita ini adalah curhatan semata seorang yang biasa saja yaitu aku sendiri tentang dia yang kuharap akan menemani perjalananku di sekolah.
Nggak asik ya? tapi aku berharap dan kupaksa kalian agar membacanya sampai selesai. Ini memang bukan hukum yang bisa dipaksakan. Tapi aku hanya ingin agar cerita ini menjadi bagian dari cerita-cerita yang ada di imajinasi kalian semua. Dan semoga waktu yang telah kalian luangkan tidak sia-sia, walaupun memang dari awal adalah kesia-siaan.
Langsung saja.

Cerpen Bagai Pungguk merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Di Atas Jalanan Hitam Putih

Oleh:
Aku melihat sepeda, sepeda motor dan mobil dari berukuran kecil hingga berukuran besar setiap detiknya selalu melintasi sebuah jalanan yang ditutupi oleh karpet hitam dan di tengahnya terdapat garis

Dia Tiga dan Terimalah

Oleh:
Di kelas “yang namanya ama dipanggil bu wiwi di piket” mengikuti suara yang memanggilku menghampiri bu wiwi. Sejenak dia berbalik “ya tuhan ganteng sekali! Siapa namanya? Oh god!” bisiku

From Sahabat Be Love

Oleh:
Nama gue Liliana Septi Anugrah pratama. Gue biasa dipanggil Lili. Gue memang bukan cewek yang sempurna. Inget, di dunia ini nggak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah.

Pengagum Rahasiamu

Oleh:
Hari ini Bu Sri sedang menerangkan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Aku menguap berkali kali, membosankan ucapku dalam hati. Ingin segera aku mendengar bel istirahat dan segera keluar melihat tim

Tania

Oleh:
Seorang gadis remaja berbaju putih biru tengah berdiri di depan sebuah gedung sekolah. Dari tadi wajahnya yang cantik tampak gelisah. Siapakah gerangan gadis itu…? Namanya TANIA PUTRI. Dia adalah

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *