SMA (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 18 March 2020

Sabtu tanggal 17 desember 2016 Hari bersejarah dalam hidupku, sekitar pukul 9 pagi seluruh anggota pramuka baik yang sudah bantara (pangkat penegak) maupun caba (calon bantara) berkumpul di halaman depan kantor guru yang terletak berhadapan dengan musholla, kebetulan hari itu sekolah dipulangkan pagi sekali sehingga sekolah lumayan sepi. Anggota pramuka tersebut termasuk aku, deya, alesa juga kana (teman smp deya), sebenarnya kami semua sudah saling kenal karena waktu smp sekolah kana dan deya masih satu yayasan dengan smp ku, apalagi aku sudah mengenal deya sejak sd.

Penempuhan pangkat bantara bukanlah hal yang mudah, saat itu kami membawa barang yang benar benar dibutuhkan sedang yang dirasa kurang penting ditinggal di sekolah. Sebelum berangkat untuk menempuh jalan sejauh 25 km kakak kakak senior mencoretkan entah apa ke wajah kami, salah satu senior itu adalah mas ali sedang mas roziq ah entahlah aku tak melihatnya.

Baru beberapa meter berjalan keluar sekolah mas roziq nampak datang dengan perempuan cantik tapi tidak berjilbab seperti perempuan yang fotonya di posting di akun fb nya bahkan mereka bukan perempuan yang sama. Sudahlah kita bahas pramuka dulu, sejujurnya aku tidak tau apakah jaraknya benar benar 25 km, hanya saja seingatku kita kembali ke sekolah hampir maghrib.

“selamat datang kakak selamat datang kakak selamat datang kami ucapkan. Salam salam terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama sama” lagu itu mengiringi kami memasuki sekolah dengan tiarap dibawah bangku bangku yang sudah disediakan entah oleh siapa.

Selesai bersih bersih diri kami melaksanakan sholat maghrib berjamaah dilanjutkan sholat isya kemudian makan malam. Setelah itu entah kenapa ada rapat dadakan, rapat itu diselenggarakan di kelas kana sepertinya akan ada forum terbuka tentang kak seti yang tidak disukai anggota calon bantara karena nampak kak seti duduk di samping pak kholis selaku pembina pramuka. Oiya hampir lupa sebenarnya sebelum sampai sekolah kak septi sempat memberhentikan langkah kami, kemudian mengambil alih pimpinan.

“Kamu kenapa pakai sepatu merah, pramuka itu harus disiplin memakai sepatu hitam” katanya menunjuk fadil
“Saya nggak tau kak”
“Jadi dari kemarin kemarin kamu pakai sepatu ini? siapa pradananya (pemimpin atau ketua) kenapa tidak ditegur? sekarang kamu push up”
“Saya bilang push up” ucapnya lagi karena fadil tidak mengerjakan perintahnya
“Kamu juga kenapa pakai kolong hasduk warna merah? kamu sudah penegak harusnya memakai kolong warna kuning atau rotan seperti teman temanmu” ucapnya menegur isma, kemudian mas galang selaku pradana datang berbincang bincang dengan kak seti yang ternyata mantan pacarnya.
“Menurutku kak seti tidak bermasalah” ucapku pada kana yang duduk di sampingku
“Memang, mereka terutama tari (pacar mas galang) tidak suka karena kak seti mantan mas galang” jawab kana

Selesai rapat kami berbaris di halaman, saatnya malam orientasi.
“Sangga pertama yaitu adit, fadil, relsi, melia dan isma” seingatku kak zainal yang berkata begitu.

Orientasi adalah kegiatan semacam ospek untuk menguatkan mental. Saat itu terdapat 3 pos kami memilih untuk ke pos tes pram dahulu yang terletak di depan ruang osis. Di pos tersebut ada mas galang, andik, kak indah juga kak gilang. Aku dan melia diorientasi oleh mas galang tentang dasa dharma pramuka dan tri satya.

Selanjutnya pos patriotisme yang bertempat dikantin, terdapat kak ana, kak seti dan temannya yang tidak kuketahui namanya. Bagiku ini pos tersial bukan karena tidak dapat menjawab justru seluruh pertanyaan dapat dijawab menggunakan logika dan aku bisa. Tetapi saat itu banyak semut di kakiku sehingga mau tidak mau aku harus bertahan berdiri dengan posisi siap dalam sekian menit, juga ada surprise dari kak seti yaitu minuman yang rasanya ah asin sekali mungkin dia balas dendam karena forum tadi.

Pos terakhir terdapat di lantai atas di pojok dekat ruang BK namanya pos agama. Banyak sekali kakak kakak senior disana tapi yang kuingat hanya kak shinta, kak reni, mas ali juga mas roziq. Setelah salam dan perkenalan mas roziq bertanya dengan tertawa lagaknya seperti mak lampir.

ADVERTISEMENT

“Setiap hari sholat subuh?” tanyanya menunjuk adit
“Iya kak setiap hari saya jamaah di musholla deket rumah” jawab adit santai tapi sopan
“Kamu?” tanyanya lagi menunjuk fadil
“Sholat kak” jawabnya singkat
“Kalau kamu” ucapnya menunjukku aku sedikit bingung harus jawab apa
“Jarang kak” jawabku akhirnya
“Jarang sholat atau jarang nggak sholat?”
“Jarang nggak sholat” sumpah ini kebohongan terbesarku, kalian tau lah aku tidak ingin terlihat buruk di depannya.
“Bener?”
“Oke kembali ke adit, coba baca doa qunut” perintahnya
“Siap kak” kemudian membacanya dengan lancar begitu pun fadil.
“Kamu” ucapnya, aku mulai membaca basmallah
“Memangnya sudah tau saya suruh apa?” potongnya. Aku hanya menggeleng pelan, dia menarik nafas panjang kemudian tertawa.
“Makanya jangan sok tau”
“Baca tahiyat saja” sambungnya, aku mengangguk kemudian membacanya dan sial bacaan terakhirku kacau.
“Katanya sholat kok ga hafal? setelah jam istirahat kamu temui saya lagi” lagi lagi aku menjawabnya dengan anggukan.

“Kok bisa nggak hafal sih rel?” tanya fadil setelah balik kanan dari pos agama tadi
“Emang bacaanku salah ya?”
“Iyalah orang dibolak balik gitu”
“Udah gapapa pasti lulus kok” ucap adit seolah tau gelisahku malam itu.

Minggu pagi setelah senam, acara berganti di sebuah kolam renang dekat gunung hanya untuk pelantikan saja yang tidak memakan banyak waktu dikarenakan lulus semua, selebihnya have fun. Aku dan alesa berjalan menghampiri deya juga kana yang berada di taman.

“Eh jangan lupa hafalah tahiyatnya” tegur seseorang yang ternyata mas roziq
“Iya iya nanti” balasku dengan berlalu
“Memangnya itu perempuan yang semalam ya ziq?” tanya mas abdu lirih tapi cukup terdengar olehku, sepertinya mas abdu juga di pos agama semalam.

Tentang perasaan aku tidak tau jelasnya, bisa jadi rasa sukaku berbulan bulan yang lalu masih ada untuknya hanya saja bedanya sekarang ada seseorang yang lebih kusuka, fahmi pacarku yang pernah dikatakan oleh alesa.

Cerpen Karangan: Rizki Dwi Lestari
Blog / Facebook: Ki Rizki

Cerpen SMA (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Antara Cinta dan Kagum

Oleh:
“Pak Mukadis ada gak?” tanyaku pada Ferry, ketua kelas di kelas XI IPA 1. “Pak Mukadis ada, cuma katanya nanti yang masuk bukan dia. Ada PPL dari Untan yang

Aku Bodoh (Part 2)

Oleh:
Dan ketika malam hari tiba-tiba dering handphoneku berbunyi tanda seseorang mencoba untuk menelepon. Aku penasaran, siapa malam-malam begini meneleponku? Nomor asing ternyata, tetapi nomor siapa ini? Jangan-jangan ini nomor

My Persami Story (Part 1) Persiapan

Oleh:
Pagi-pagi banyak orang berkumpul di mading. Aku penasaran banget. Oh ya, aku Silvia Anggelina. Kelas 7E. Aku berusaha menerobos segerombolan yang panjang karena badanku yang cukup kecil untuk menerobos.

Soraya Larasati

Oleh:
Namaku Soraya aku tinggal di sebuah kota yang cukup besar, kota ini sangat berkesan bagiku. Tidak hanya itu kota ini juga telah membesarkan namaku, aku terkenal sebagai pembaca puisi

Teman Pertama Untuk Terakhir Kali

Oleh:
Namaku lala. aku orang yang selalu dibuli, tak ada teman untukku, tapi ada satu orang bernama seno yang selalu menatapku dan tersenyum denganku, tapi ia tak pernah mendekatiku. Suatu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *