Cinta dan Kesabaran

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Islami
Lolos moderasi pada: 18 August 2015

Jika mendengar alunan lagu jawa serta musiknya aku kembali teringat dia, ya dia yang selalu menyanyikan lagu itu untukku. Merdu, lembut, nyaman, mendengarnya bagaikan dihembuskan angin pagi yang sejuk. Jika malam tiba sekitar jam 20.00 aku akan diperdengarkan kembali dengan alunan lagunya itu yang khas jawa sekali.

Hari terus berganti, bulan terus melaju dan tahun terus berganti tanpa henti, musim-musim terlewati dengan hati yang sepi namun tetap terisi. Dahulu indah tapi kemudian menjadi samar-samar dan kini sudah tak ada lagi. Begitu cepatkah roda waktu ini berputar hingga aku tak mengetahui berubah yang terjadi, yah perubahan yang membawaku pada kehidupan yang lebih nyaman.

“Arum ngapain kamu ini ndok, melamun sampe laptopnya mati tuh!” tegur bue-ku yang sedari tadi memerhatikan aku yang melamun.
“Kamu kenapa, sakit ndok?” Tanya Bue-ku tapi hanya menggeleng tanpa kata.

Bue menepuk punggungku kemudian pergi dari kamarku, aku tetap diam termangu sendiri dengan memikirkan apa yang barusan aku lamunkan dan tanpa sadar aku terbawa jauh pada pikiran yang tak jelas. Aku merindukanmu kak sungguh merindukanmu tapi apa daya takdir tak sejalan dengan kita dan takdir merubah segalanya itulah kata batinku yang terus membicarakan hal sudah lama terjadi.

“buee! ini jam berapa ya?” tanyaku dengan bue yang ada di ruang tamu.
“Iki jam setengah empat, ngopo to? makanya kamu jangan di kamar terus keluar kenapa, salat dulu sana udah asar loh, jadi perempuan itu yang sigap ngapa to.” jawab Bue dengan setengah meromet.
“enggeh bu, ini geh mau ambil wudu kok.” Sahutku seraya keluar kamar menuju kamar mandi.

Hari ini terasa begitu lama, aku tak tahu apa yang sedang aku pikirkan saat ini otakku serasa berat sekali seakan ada beban pikiran yang menumpuk begitu banyak dan tanpa ku sadari air mata ini mengalir dibarengi dengan air wudu yang ku siramkan ke wajahku. Setelah selesai kemudian aku menuju kamar berhadapan dan berbincang dengan sang Khalik, pada saat ku mengucapkan takbir tiba-tiba aku terenyuh akan gonjangan hati yang sebelumnya tak pernah aku alami begitu dahsyat sehingga menciptakan mendung gelap yang akhirnya menjatuh jatuh begitu derasnya. Ketika sujud ku terisak begitu sangat seperti anak kecil yang kehilangan permennya. Di akhir salamku tangisku semakin menjadi-jadi, akhirnya ku adukan semua apa yang ku rasakan kepada sang Pencipta.

“Ya Allah, gusti aku ini hanya manusia yang berlumur dosa manusia yang penuh salah manusia yang hina. Ya Allah gusti kuatkanlah aku dalam cobaanmu, aku tahu ini adalah yang terbaik untukku dan untuk semua tapi ku rasakan ini sangat menyiksa batinku, aku tak mungkin menangis di depan mereka aku hanya bisa menangis kepada-MU hanya bisa mengadu kepada-MU dan hanya Engkaulah yang bisa menyelesaikannya. Ya Allah gusti aku terpuruk dalam lubang cinta semu yang menyiksa. Ya Allah gusti jangan biarkan cintaku terhadapnya melebihi cintaku kepada-MU. Ya Allah gusti ku pasrahkan semua ini kepadamu, aku akan terima apapun takdir-MU, robbana atina fidduniyahasana wafilahirotihasana waki’na az’zabannar, amin.”

Terasa sedikit lega sesudah berdoa kepada-Nya, mukena yang ku kenakan basah sekali dengan butiran kristal bening dari mataku. Selepas sembahyang ku duduk sejenak kemudian beranjak ke ruang tamu menemui bue yang sedang menata kue-kue di toples.

“loh matamu kenapa itu kok bengep gitu, habis nangis ya?” tanya bue yang langsung memegang wajahku tapi aku hanya senyum saja.
“Bue ndak usah khawatir Arum ndak apa-apa kok ini hanya indikasi menuju kebahagian yang sesungguhnya, kan wajar kalau Arum menangis ketika salat kayak ndak biasa ngelihat Arum nangis aja hehe.” Bue akhirnya mencubit pipiku hingga membuat aku tersentak.
“auuwww!! sakit Bue,” Bue malah cengengesan.
“Makanya jangan bikin orang khawatir, oh ya tadi nak Fauzi nelpon dan bilang katanya nanti malam dia mau ke sini loh.”

Seketika aku terkejut mendengar Bue ngomong seperti itu, “Hah!! loh bukannya dia bilang akan di mesir selama 6 tahun baru pulang, ini kan baru 4 tahun, loh kok bisa sih?” Aku jadi bingung dengan apa yang barusan bue katakan, aku hanya bisa menggaruk-garuk kepala saja.

ADVERTISEMENT

“ya kan 5 bulan lalu bue kirim surat ke dia lewat bapaknya yang waktu itu ke mesir.”
“Loh bue ngirim surat apa kok dia sampe bisa pulang dan lebaran di sini, aku jadi bingung bu.”
“Ya Bue nulis di surat itu bahwa nak Fauzi kalau bisa tahun ini pulang gitu, terus bue juga bilang sama Pak Maulana kalau kamu uring-uringan terus dan allamdullilahnya dia mau pulang kan tahun ini, ya bue kasihan sama kamu, kamu pasti kangen banget kan sama dia hayo ngaku?”

Aku jadi tambah bingung sekaligus tersipu malu dengan penjelasan bue. Ah aku tak mengerti dengan skenario Allah tapi aku bersyukur ternyata air mata ku tak sia-sia, indah bukan. Akhirnya ikhtiarku selama 4 tahun membuahkan hasil, kuliahku sudah selesai dan malam ini aku akan bertemu dengan calonku yang mentaarufku 4 tahun lalu yang aku pun tak tahu rupanya seperti apa hingga saat ini tapi semoga malam ini semua air mataku yang sering mengalir terbayarkan dengan kebahagiaan yang ku tunggu-tunggu.

Cerpen Karangan: Susi Ristiani
Facebook: Sushiyy Hazuma Watasuke
Nama: Susi Ristiani
Asal Sekolah: MAN Kedondong
Alamat: Lampung

Cerpen Cinta dan Kesabaran merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Stalker

Oleh:
Kamis, 02 Januari 2014 Matahari di atas tangga menyambutku pulang. Namun dia masih tetap membaca saat aku ada di dekatnya. Dan aku mencoba duduk bersila tanpa bermaksud mengusik bacaan

Kembali ke Jalan-Nya

Oleh:
“Mungkin mata hatiku telah ditutup oleh-Nya. Aku sudah nggak bisa melihat hal yang baik dan buruk. Di mataku hanya ada satu hal yang terlihat yaitu kesenangan duniawi yang nggak

Khusnul Khotimah

Oleh:
Namaku Azahrah, saat ini aku berumur 14 tahun. Nama panggilan ku Zahra. Aku mempunyai banyak sahabat maupun teman-teman terutama di sekolah, tapi aku juga mempunyai teman yang tidak suka

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *