Cinta Mengalahkan Segalanya
Cerpen Karangan: Nur CahyatiKategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 8 February 2016
Bian dan Ratih adalah sepasang kekasih yang serasi. Bian adalah seorang manager di sebuah perusahaan swasta sedangkan Ratih hanyalah seorang penjual bunga di kios kecil di pinggir jalan. Sudah hampir 3 tahun mereka pacaran, seperti halnya sepasang kekasih pada umumnya mereka pun tak luput dari aral rintang selama menjalin hubungan ini tapi mereka selalu menyikapinya dengan tenang dan pikiran dewasa, karena itulah mereka masih bertahan sebagai sepasang kekasih.
Sore hari itu seperti biasa Ratih merapikan bunga-bunga di kiosnya karena dia akan menutup kiosnya dan akan segera pulang, ketika Ratih sedang menutup kiosnya dia terkejut karena tiba-tiba ada yang menutup kedua matanya dengan sebuah penutup mata, “Siapa sih?” Ratih penasaran, “Bian yaaah? Bi, ini kamu kan?” tak ada jawaban yang terdengar. Ratih pun dituntunnya berjalan ke suatu tempat, dengan perasaan takut, gelisah, heran sekaligus penasaran tapi Ratih dengan terpaksa ikut berjalan karena tangannya ditarik dan dipegang dengan kencang.
“Ini siapa yaah? pliss jangan macam-macam!” gerutunya tak berapa lama Ratih pun disuruh duduk dan akhirnya penutup matanya dibuka, betapa kaget Ratih ketika dia melihat Bian ada di depannya dan memberinya sebuah cincin permata, “Ini aku, sorry yah udah bikin kamu takut dan penasaran,”
“Iya gak apa-apa, tapi lain kali jangan kayak gini lagi ya,” timpal Ratih.
“Iya, maaf deh. Aku mau kasih kamu suprise dan sebenarnya aku ingin melamarmu untuk jadi istriku.” Ratih pun mengeluarkan air mata dan merasa sangat senang mendengarnya.
“kenapa nangis? kamu mau gak menikah denganku?” tanya Bian, tak berpikir panjang Ratih pun menerima lamarannya.
Hari ini adalah hari dimana Bian akan mengajak Ratih ke rumahnya untuk diperkenalkan dengan orangtuanya. Ratih menunggu Bian di depan rumahnya dan tak berapa lama Bian pun datang menjemput Ratih dengan mobil mewahnya hasil dari kerja kerasnya sebagai manager, yaa Bian memang terlahir dari keluarga kayak tapi Bian selalu berpikir ingin sukses hasil jerih payahnya tanpa ada kucuran dana dari orangtuanya. Sesampainya di rumah orangtuanya Bian Ratih bertanya, “Apa orangtuamu akan menerimaku seorang gadis penjual bunga di pinggir jalan?” Bian pun menjawab, “kamu jangan ngomong kayak gitu! Apa pun yang terjadi aku akan tetap memilihmu!” Bian pun mencium kening Ratih agar Ratih tak merasa takut.
Mereka pun masuk ke rumah dan langsung bertemu dengan orangtuanya Bian, beberapa pertanyaan pun terlontar dari kedua orangtuanya Bian dan suasana semakin mencekam tatkala orangtua Bian mengetahui kalau calon menantunya itu hanyalah seorang gadis sederhana yang berjualan bunga di kios kecil di pinggir jalan. Tidak disangka hal yang ditakutkan Ratih pun terjadi, orangtuanya Bian menolak mentah-mentah Ratih dan menganggap Ratih hanya ingin harta yang Bian punya. Ratih pun berlari sekencang-kencangnya ke luar dari rumah itu dan meninggalkan Bian dan orangtuanya. Bian dengan kencangnya pun berlari mengejar Ratih.
“Ra, Ratiiihh… tunggu!!” Bian sekeras mungkin memanggil Ratih, tiba-tiba terdengar suara hantaman yang begitu keras, betapa terkejutnya Bian melihat Ratih tertabrak mobil dan Bian pun langsung berlari ke arah Ratih, “Ra, Ratih.. Raa bangun Raaa… Ratiihh…!!!” Bian pun menangis dan berteriak nama Ratih sekerasnya, lalu warga sekitar pun membantu Bian membawa Ratih ke rumah sakit.
Sudah satu bulan Ratih koma dan selama itu pun Bian tak henti-hentinya merawat Ratih yang sedang terbaring di rumah sakit, tak lama kemudian tiba-tiba jari Ratih bergerak dan Bian yang saat itu berada di samping Ratih pun langsung memanggil suster dan dokter agar memeriksa Ratih. Alhamdulillah, Allah mendengar doa Bian selama ini. Ratih pun tersadar dari komanya dan hal yang sangat-sangat mengejutkan adalah ketika dokter memvonis bahwa Ratih mengalami lumpuh sementara karena pengaruh operasi yang dijalaninya.
Hari demi hari kehidupan Ratih menjadi suram tapi Bian tak bisa melihat Ratih seperti itu, setiap saat Bian menemani dan memberi semangat kepada Ratih agar Ratih tak berputus asa untuk belajar berjalan dan hidup normal kembali. Suatu hari Ratih pun bisa kembali berjalan dan lagi-lagi Allah mengabulkan doa mereka berdua. Bian merasa sudah saatnya mereka mengakhiri masa pacarannya dan ingin segera menikahi gadis pujaannya walaupun mungkin dia harus meyakinkan kedua orangtuanya terlebih dahulu. Karena Bian selalu berpikir kalau cinta sudah berbicara halangan apa pun seperti kebencian, keegoisan, kegengsian, tahta bahkan status sosial tidak akan menghalanginya untuk segera menikah dengan pujaan hatinya seperti kata pepatah yang berasal dari bahasa Latin, “Omnia vincit amor yang berarti cinta mengalahkan segalanya.”
Hari minggu ini Bian ingin mengajak Ratih jalan-jalan ke taman kota yang dipenuhi dengan bunga-bunga, mereka duduk di bangku taman dan tiba-tiba orangtuanya Bian datang menemui mereka dan membawa 100 bunga mawar merah yang dirangkai menjadi satu dan diberikan kepada Ratih. Betapa terkejutnya Ratih dan bertanya-tanya.
“Ada apa ini Bi, maksudnya apa?” Ratih terheran-heran.
“Ini adalah surprise untuk kamu dan hari ini di taman ini dan dengan restu dari orangtuaku aku ingin melamar kamu, kamu mau kan nikah denganku?” Ratih pun menangis karena tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi, Ratih pun menjawab, “Ya, a-aku mau Bi.”
SELESAI
Cerpen Karangan: Nur Cahyati
Blog: http://cahyatinurShaz.blogspot.com
Facebook: Cahyanur Alkarina
Cerpen Cinta Mengalahkan Segalanya merupakan cerita pendek karangan Nur Cahyati, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Cinta Mu Bukan Untuk Ku (Part 1)
Oleh: Al iz KusumaKalimat itulah yang selalu ku bisikkan dalam hatiku sepanjang kebersamaan kami. Menikah denganya mungkin adalah kesalahan terbesar dalam kehidupanku. Bagaimana aku bisa tiba-tiba hidup bersamanya, andai saja tidak ada
My Sweet Wolf Boy (Part 1)
Oleh: Charissa EAngin dingin menembus tirai jendela yang berkibar-kibar tertiup angin. Samar-samar, aku mulai mengingat apa yang terjadi kemarin. Saat itu, aku tengah mengerjakan gaun pesanan sahabatku yang akan menikah, Angela.
Karena Hujan
Oleh: Endang Roro PalupiHujan turun lagi membasahi langit langit rumahku. Kali ini hujanya deras. Jalanan terlihat sepi. Hanya percikan percikan air yang kini dapat kulihat. Awalnya hujan sangat menyebalkan bagiku. Tidak bisa
Laki Laki di Tengah Hujan
Oleh: Sifa Hasta MarettinaMasih setengah perjalanan menuju rumah, rintik hujan mulai turun menerpa tubuhku. Hari semakin gelap dan jalanan begitu terasa sepi, mungkin orang-orang enggan untuk keluar dan lebih memilih bermalas-malasan di
Pertemuan yang Tak Bisa Kuhindari
Oleh: Ambiwwa Novita“Aku tertegun melihatnya kembali, seseorang yang sudah lama kuhindari. Aku memang masih punya janji kepadanya, tapi aku memang tak bisa menepati. Perpisahan karena emosi terjadi karena pemikiran kilatku, aku
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply