Idol Scandal (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 24 November 2016

Hari ini moodku benar-benar buruk, bagaimana tidak aku hanya salah membuka lembaran kerja saat si killer men mengajar dan dia mengomeliku hampir 2 jam bayangkan aku hanya salah satu lembar saja dia sudah segitunya memang bujangan lapuk itu menyebalkan tingkat dewa. Aku pulang ke apartemen dan baru sampai depan pintu moodku langsung bobrok melihat apartemenku dalam keadaan kotor dan berantakan tak berbentuk seperti baru diterjang badai. Aku melotot tak percaya apalagi melihat sang tersangka utamanya yang tak lain tak bukan si idol gila itu keluar melenggang dengan santainya keluar dari kamar mandi.

Darahku sudah naik hingga ubun-ubun, kesabaranku sudah habis hingga tanpa berpikir dua kali aku menyerang Mark dengan pukulan, tamparan hingga tendangan beserta umpatan-umpatan yang mengalir lancar dari mulutku. Aku benar-benar kehilangan kendali ingin rasanya kubuat orang yang menjadi pengganggu hidupku ini menjadi remuk tak berbentuk. Aku terus memukulinya tanpa peduli dengan jeritannya yang memohon ampun, aku benar-benar kalap saat ini, aku terus melampiaskan kemarahanku yang menumpuk ini pada si sumber biang masalah ini. Sekuat-kuatnya aku Mark tetaplah laki-laki yang memiliki kekuatan jauh lebih besar dariku hingga akhirnya dia berhasil menangkap kedua lenganku dan membalikan posisi kami.

Mark menahan kedua lenganku, dia meminta maaf dan berjanji akan membereskan semua kekacawan yang dia buat hingga rapi kembali sesuai keinginanku. Aku kesal sangat kesal hingga akhirnya aku menangis untuk melepaskan kekesalanku, ini bukan masalah apartemenku yang seperti kapal pecah tapi masalah hidup normalkulah yang aku tangisi. Kami masih ada di posisi yang sama, Mark diam memperhatikanku hingga jeritan seseorang mengagetkan kami. Dua orang asing menatap horor ke arah kami, aku tak mengenali mereka tapi sepertinya Mark mengenal mereka karena dia langsung nyengir melihat mereka.
“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya wanita asing itu histeris.

Mark melepaskan genggaman tangannya pada lenganku lalu berdiri menyambut mereka, baru kusadari ternyata dari tadi Mark menindih tubuhku dan tak memakai baju atasan pantas saja orang-orang itu menatap horor ke arah kami. Mark menarikku bangun dan menyuruhku untuk merapikan diri dan mengambil pakaian untuknya. Aku menuruti perintahnya dan masuk ke kamarku, aku terperanjat kaget melihat penampilanku sendiri dengan rambut acak-acakan, baju kusut yang sudah tak terpasang dengan benar ditambah lagi wajahku yang sembab karena menangis.

Setelah merapihkan diri Mark memperkenalkan aku pada kedua orang asing itu yang ternyata orangtuanya Mark. Aku tersenyum kaku menyalami mereka dan mereka tanpa basa basi mereka langsung menyuruhku untuk menikah dengan Mark. Aku hendak menolak tapi Mark menginjak kakiku dan melotot ke arahku agar aku diam. Mark menyanggupi perintah orangtuanya dan mengatakan akan segera menikahiku secepatnya dalam bulan-bulan ini. Aku melotot tak percaya mendengar ucapannya dan balas menginjak kakinya tanda tak setuju. Orangtuanya Mark senang mendengar kabar Mark akan segera menikah bahkan mereka pake acara menginap segala di apartemenku dengan alasan ingin mengenal calon mantu mereka.

Orangtua Mark orang yang baik, mereka bercerita memiliki bisnis peternakan tapi Mark anak satu-satunya mereka tak mau mengurusi bisnis mereka. Hampir sepanjang malam mereka bercerita tentang Mark sejak dia kecil hingga sekarang yang hanya aku timpali sesekali karena jujur saja mataku sudah lengket hendak menutup. Ibunya Mark menggenggam tanganku dan memberikan cincin turun temurun keluarganya, aku menolaknya tapi dia tetap memaksa agar aku menerimanya. Dengan terpaksa aku menerimanya, sebenarnya aku tak enak juga pada mereka. Yah mereka sangat baik dan menerimaku dengan tangan terbuka padahal statusku dengan Mark hanyalah kebohongan belaka.

“Nak Ana tolong jaga Mark kami, dia memang terlihat kuat di luar padahal dia orang yang sangat halus dan rapuh” pesan ibunya Mark.
Aku hanya tersenyum kaku padanya, yah aku sangat merasa bersalah padanya sedangkan sang tersangka dia malah hilang seperti ditelan bumi. Yah setelah mengatakan tentang pernikahan Mark langsung menghilang begitu saja bahkan ketika orangtuanya pulang pun dia tidak ikut mengantar.

Berita pernikahan kami sudah menyebar bahkan Mark pun sudah menyewa WO untuk mengurusi pernikahan itu. Aku tak mengerti apa yang ada di kepala Mark hingga dia benar-benar mempersiapkan pernikahan gila ini tapi dianya sendiri malah hilang entah kemana. Kesal itulah yang aku rasakan, semua orang menyambut bahagia pernikahan itu tapi tak ada siapapun yang bertanya bagaimana perasaanku. Mark entahlah kemana makhluk itu pergi dan sialnya aku malah merindukan kehadirannya apalagi semua orang terus menanyakannya jadi tanpa sadar dia selalu berseliweran di pikiranku.

Seminggu sebelum hari H pernikahan Mark tak kunjung menunjukan batang hidungnya jadi dengan terpaksa aku datang ke rumahnya. Aku menekan bel berulang kali hingga orang yang kucari membukakan pintu, aku membuka mulutku hendak mengomelinya tapi melihat keadaannya yang kacau dan pucat aku kembali menutup mulutku. Mark menyuruhku masuk dan penampakan rumahnya benar-benar merusak mataku bagaimana tidak bungkus makanan siap saji dan baju kotor berserakan dimana-mana ditambah lagi kaleng-kaleng minuman bersoda menambah semarak kekacawan rumah ini.

Mark menarikku untuk duduk di sampingnya dan dia menyenderkan kepalanya ke pundakku, aku melihat ke arahnya, menggerakan tanganku untuk menyentuh keningnya tapi dia menangkap tanganku dan menariknya agar menyentuh dadanya.
“Sakitnya tuh di sini” ucapnya lirih
“Kamu sakit jantung?” tanyaku spontan.
Mark tersenyum kecil dan menutup matanya, aku panik melihatnya aku takut Mark malah mati di sampingku kan berabe kalau itu terjadi bisa-bisa aku disangka pembunuhnya. Aku mesih bisa merasakan detak jantung Mark di dadanya masih berdetak dengan baik, aku sedikit lega dia tidak kenapa-kenapa. Lama kami berada di posisi ini sampai akhirnya Mark membuka matanya dia terdiam sesaat menarik tanganku agar memeluknya dan kembali menutup matanya.

ADVERTISEMENT

Sambil menutup mata Mark menceritakan kesedihan hatinya, dia bercerita jika selama ini dia ditipu orang-orang yang dia percaya. Dia pikir selama ini Alice benar-benar mencintainya nyatanya dia hanya memanfaatkan Mark untuk meraih ketenarannya. Management yang selama ini dia percaya ternyata ingin menghancurkan kariernya hanya karena dia tak ingin memperpanjang kontrak. Mark masih menutup matanya sambil tersenyum miris.
“Asistenku bilang semua yang terjadi padaku adalah imbas dari sifat burukku selama ini. Apa aku seburuk itu hingga layak menerima semua ini?” tanyanya.
‘Tentu saja apa kamu tak sadar baru beberapa bulan aku mengenalmu aku sudah tahu kamu egois, seenaknya, gak tahu malu’ ucapku hanya dalam hati tapi kenyataannya aku hanya bisa menepuk-nepuk punggungnya.
“Kenapa kamu lama sekali datang padaku?” tanyanya sambil menatapku.
Aku menatap bingung ke arahnya, aku tak mengerti maksud dari ucapannya, apa mungkin selama ini dia menungguku untuk menemuinya. Mark menarikku ke pelukannya dan bergumam terima kasih berulang kali, aku tahu pasti berat bagi Mark dikhianati orang-orang yang dipercaya olehnya apalagi menurut ibunya sebenarnya dia orang yang rapuh dan halus. Aku tak tahu apa maksud pelukan Mark tapi aku tak sanggup menolaknya bahkan aku lupa jika kedatanganku ke sini untuk mendampratnya tentang pernikahan yang sebentar lagi akan datang.

Pernikahanku dengan Mark benar-benar terjadi, entahlah bagaimana hatiku saat ini melihat Mark yang tersenyum bahagia membuatku ikut tersenyum. Aku tak yakin aku tersenyum karena bahagia atau sekedar partisipasi saja mengingat orangtuaku dan orangtua Mark juga terlihat bahagia. Selepas pernikahan Mark mengadakan konfrensi pers di hadapan wartawan mengabarkan pernikahan kami. Mark sepertinya sedikit gugup karena dia beberapa kali memejamkan matanya dan meremas tanganku dengan keras, aku tak tahu apa yang ada di pikirannya bukankah dia sudah biasa di hadapan wartawan tapi kenapa sekarang dia terlihat sangat gugup.

“Terima kasih atas kehadiran kalian semua di hari bahagiaku, hari ini adalah hari paling berarti dalam hidupku jadi di hari ini aku akan mengatakan kebenaran agar tak ada ganjalan lagi di hati kami untuk memulai hidup baru.”
Aku menatapnya penuh tanya dan dia hanya tersenyum sambil menggenggam tanganku erat.
“Pertama aku ingin meminta maaf terutama pada wanita di sampingku yang sekarang sudah resmi menjadi istriku karena kehadiranku pasti sangat merepotkan untuknya. Istriku menerima banyak kebencian saat semua orang tahu dia kekasihku, dia wanita yang baik yang menerima semua kebencian itu dengan santai. Aku merasa bersalah padanya, sebelum dia menjadi istriku sebenarnya dia bukan kekasihku, dia hanya seorang gadis yang telah aku repotkan sehingga dia sama sekali tak layak dibenci. Sebenarnya saat skandal kencanku merebak sebenarnya wanita yang kukencani adalah seorang aktris pendatang baru dan dia hanya orang yang kebetulan melihat kami saat itu. Demi menyelamatkan karirnya aku menjadikannya tameng dan merecoki hidupnya”

Semua orang berbisik-bisik mendengar ucapan Mark sedangkan Mark menghela nafas berat seperti baru saja melepaskan beban berat yang dipikulnya. Mark menatap ke arahku dan tersenyum lagi padaku sedangkan aku hanya bisa diam mematung entahlah bagaimana perasaanku sekarang.

“Di hadapan kalian semua aku ingin mengungkapkan jika aku memang bukan pria yang benar-benar baik, aku egois, sombong, seenaknya, kurang ajar dan segala sifat buruk yang melekat padaku tapi dengan setulus hati aku ingin meminta maaf pada publik atas segala kesalahan yang telah aku buat. Aku juga ingin meminta maaf pada wanita pertama yang memakiku bahkan menghajarku dengan tanganya tapi dengan tangannya juga dia menjadi orang pertama merengkuhku ketika aku jatuh. Dia adalah wanita pertama yang menyadarkan aku jika aku ini seorang manusia biasa terlepas dari pujian-pujian para fans untukku. Aku seorang manusia biasa dengan segala kesalahan yang menyertaiku, aku juga seorang pria biasa yang jatuh cinta secara egois pada wanita yang hidupnya aku ganggu selama ini dan aku tak bisa melepaskan keegoisanku untuk yang satu ini. Untuk istriku aku akan tetap menahannya tetap menjadi milikku terlepas dari segala hal yang telah aku lakukan padanya karena aku mencintainya”
Semua orang bersorak mendengar ucapan Mark yang menggebu dan sangat emosional itu. Sedangkan Mark tangannya sudah basah karena menggenggam tanganku sejak tadi.

“Apakah aku keren?” tanyanya sambil berbisik.
Aku hanya tersenyum menanggapinya, entahlah bagaimana perasaanku saat ini, ini bukan mimpi kan? Mark benar-benar mencintaiku kan bukan hanya sekedar pernyataan di depan publik saja. Mark menatap ke arahku dan perlahan menarikku menjauh dari kerumunan wartawan. Setelah hanya kami berdua Mark menatap ke arahku, menggengam kedua tanganku dan mencium keningku.
“Hari ini aku Mark orang yang sudah mengganggu hidupmu dan akan mengganggu hidupmu hingga akhir hayatku jadi suka atau tidak suka kamu harus tetap menerimaku dan mendampingiku hingga akhir” ucap Mark seenaknya.
Aku mendelik mendengar ucapannya, yah inilah Mark orang yang selalu seenaknya tapi entah kenapa aku tak sanggup menolaknya. Meskipun aku mengomel karena pernyataan cintanya yang hanya romantis ketika di hadapan wartawan dan seenaknya ketika hanya berdua Mark tetap tersenyum menarikku menuju pesta pernikahan kami disambut tawa bahagia dari keluarga dan teman-teman kami.

Bagaimana perasaanku saat ini entahlah semua terasa campur aduk bagiku. Aku menolak kehadirannya tapi mencarinya ketika menghilang dan sekarang orang yang sudah membuatku naik darah sekaligus khawatir setengah mati benar-benar menjadi milikku. Aku tak tahu bagaimana kehidupanku setelah ini tapi aku akan percaya apapun yang terjadi selama kami bersama kami akan melalui semuanya dengan baik.

THE END

Cerpen Karangan: Nina
Facebook: min hyu na

Cerpen Idol Scandal (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


La Saint Valentin

Oleh:
Aku melihat ke setiap sudut di kota itu. Memancarkan aura merah muda di hari itu. Awan, langit, semua merah muda. Gadis-gadis pun merias diri di depan kaca. Pipinya dirias

Me And Proposal Marriage

Oleh:
Alkisah, hiduplah seorang pangeran yang selalu ditinggal oleh sang raja dan ratu. Karena merasa kesepiannya, Sang pangeran selalu bertindak seenaknya, berbohong, dan liar. Karena itulah, pangeran jadi tidak disukai

Cintaku Macet di Simpang Lima

Oleh:
Aku meniti jalan ini lagi. Kali ketiga dalam satu hari ini. Aku tahu sebenarnya banyak jalan-jalan lain yang tidak pernah macet dan jelas akan sangat menghemat waktu perjalananku pulang

I Found My Love In A Robbery

Oleh:
Delapan jam. Ya, sudah delapan jam aku menatap layar monitor selebar empat belas inchi. Game online selalu berhasil membuatku lupa waktu. Hooaahh… Aku menguap, cepat-cepat aku menutup mulut dengan

SKY

Oleh:
Aku berdiri di sebuah jembatan kayu panjang yang mulai tua. Sendirian aku di tengahnya. Di ujung jembatan ku merasakan seorang laki-laki sedang memandang ke arahku. Aku tak ingin melihatnya.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

6 responses to “Idol Scandal (Part 2)”

  1. yosefa says:

    nice cerpen

  2. indah says:

    cerpennya kayak di novel novel, pervect ☺

  3. Orin says:

    You’re really real writer!!

  4. ynt says:

    waaa keren. itu tokoh cowoknya Mark NCT?

  5. masitohida says:

    very nice

  6. Alvina Yunira says:

    Bagus , saya suka sama cerpen nya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *