Inner Child

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Perpisahan
Lolos moderasi pada: 2 July 2023

Seorang anak perempuan itu sangat antusias menunggu kepulangan seorang wanita yang kedua tangannya banyak belanjaan. Dalam halusinasinya, dia sedang memakan banyak lolipop dan permen sangat beragam rasa. Kakinya itu terlihat bergoyang goyang berharap waktu berjalan cepat. Ia sudah tidak sabar!

Tak menyangka, yang ditunggu tunggu pun dateng. Wanita paruh baya itu ternyata membawa sekantong kresek.

“Mama, permen Nana mana?” tanya anak perempuan itu berdiri, langsung menyodorkan tangannya.
“Gak ada permen, Nana. Tokonya tutup,” jawab sebutan Mama itu melengos.
“Bohong! Di mall banyak sekali permen, Mama.” Anak perempuan itu terus menyodorkan alibi sang Mama. Permen adalah cemilan kesukaan Nana, bahagia rasanya saat Mama menjanjikan untuk membeli permen banyak banyak.

“Kamu bisa diem gak? Mama capek tau gak denger ocehan kamu permen permen permen, ada barang penting yang harus dibeli selain permen!”
“Tapi Mama udah janji sama Nana.” Nana menunduk guna mengusap air matanya yang jatuh di pipi.
“Itu biar Mama gak denger kamu mau permen lagi.” Jari telunjuk Mama disodorkan di wajah sedih anak berumur enam tahun itu. “Dan sekali lagi, Mama gak mau denger kamu minta permen lagi.”

Setelah Mama pergi, air mata Nana semakin deras merambat ke pipi. Sakit. Sesuatu yang dijanjikan ternyata hanya pemberian harapan palsu. Janji adalah kalimat penenang. Nana benci janji.

“Hiks.”
“Gak mau, gak mau.” gadis berbaju tidur itu terbangun. Jantungnya berdetak dua kali lipat. Air mata juga sudah membasahi pipi. “Mimpi itu lagi.”

Nana dewasa melihat jam sudah pukul lima pagi. Ia segera beranjak menuju kamar mandi. Ia melihat dirinya di cermin. Sangat rapuh.

Ia mengusap wajahnya dengan air terasa dingin. Hidup sendiri di Kota Tetangga sebenarnya membuatnya tenang. Namun, ternyata kesendirian membuatnya sering inget tentang masalalunya.

Bersyukurnya, ia dipertemukan oleh sosok pria yang sangat peduli dengannya. Walaupun mereka sama sama jauh, tetapi kekasihnya selalu memyempatkan bertemu Nana tiga bulan sekali. Ya, merantau untuk masa depan membuat mereka sulit bertemu.

Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu apartemen membuyarkan lamunan Nana.

ADVERTISEMENT

Tamu mana yang datang sepagi ini? Katanya dalam hati. Tak menunggu lama, ia langsung membuka pintu apartemen. Terlihat wajah tengil seorang lelaki, yang ia lupa ternyata masih berada di kota Nana.

“Hallo sayang, kaget ya?”
Wajah Nana berubah menjadi datar.
“Ih ketemu suami kayak gitu banget.” Tanpa permisi, kekasih Nana langsung masuk ke dalam apartemen. Mendudukan diri di sofa ruang TV Nana.

“Ngapain sih dini pagi kesini?” Nana mengacak rambutnya sebal.
“Kamu gak inget ya?” Wajah tengil itu berubah menjadi raut sedih sembari membuka makanan untuk sarapan hari ini. “Hari ini aku mau pulang. Dan hari ini, aku mau ngehabisin waktu berdua bareng kamu.”
Nana menepuk jidatnya lalu menyengir. “Hehehe, maaf sayang.”
“Yaudah sini sarapan dulu.”

Mereka menghabiskan banyak sekali kegiatan sebelum akhirnya mereka berpisah jarak lagi. Kekasih Nana sangat peduli, selalu mendengarkan cerita Nana. Nana sangat beruntung dipertemukan sosok lelaki pengganti Ayah. Dalam hidupnya, hal paling disyukuri adalah ia bisa bersama lelaki yang berada di depannya.

Sekarang, mata lelaki itu memerah. Wajahnya seperti anak tidak mau ditinggal.

“Udah cupcupcup. Nanti kan ketemu lagi.” Nana mengusap punggung kekasihnya dalam dekapannya.
“Tetep aja, aku gak mau pisah. Hiks, pengen tinggal disini aja.”
“Hey,” ucap Nana lembut. “Kita sama sama ngejar masa depan ya? Inget tujuannya kan?”
Kekasihnya itu mengangguk lucu. “Udah sana ke Bandara keburu ditinggal pesawat kamu.”
“Tapi, masih kangen,” elak kekasihnya memeluk Nana lagi.
“Iya nanti kangen kangennya, lagi.”
“Aku gak tau, nanti bakal kesini kapan. Aku takut, aku gak mau gak ketemu kamu lama lama.”
“Ih udah ah, dah sana.”
Kekasihnya mengusap air mata yang jatuh, lalu mencium kedua pipi Nana dan terakhir mengecup lama bibir pink itu.

“Jaga diri disini.”
“Iya sayang,” jawab Nana membuka pintu apartemen. “Hati hati ya.”
Lambaian tangan terakhir. Ya walaupun mereka akan bertemu lagi entah kapan, rasanya mereka sama sama berat untuk melepaskan.

Punggung lebar kekasihnya telah hilang dari pandangan Nana. Gadis itu kembali memasuki apartemen. Sedih. Hilang. Hampa. Semuanya campur aduk. Tak terasa tubuhnya sudah melorot jatuh ke lantai. Suara tangisan tanpa suara membuat suasana menjadi haru.

“Aku juga gak mau pisah, aku sendirian lagi. Aku benci sendiri, aku mau kamu terus nemenin aku, sayang.”

Cerpen Karangan: Nadia Luthfita Faadhillah

Cerpen Inner Child merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sahabat Yang Telah Pergi

Oleh:
Hari itu aku berangkat ke sekolah dan menjumpai tiga orang sahabatku, yang bernama salsa, laila dan lela. Mereka sahabatku dari kelas satu tapi berbeda kelas, aku menyapa ketiga sahabatku

My Special Day

Oleh:
Awan hitam masih menaungi langit kota Bandung, gemericik air hujan dan gelegar halilintar membuatku semakin bergidik ngeri. Di cuaca seburuk ini aku masih berdiam di halte depan sekolah. ku

Hibari dan Hana

Oleh:
Akhirnya, aku sampai juga di Bali. Sudah 5 tahun sejak aku lulus SMA. Ternyata tak banyak perubahan setelah aku melanjutkan studi di Belgia. Rasa rindu kepada orangtua memang sudah

From Kick Off to Love

Oleh:
Rintik-rintik hujan di pagi hari itu membasahi jendela kamar seorang gadis. Dari balik jendela, terlihat seorang gadis cantik yang sedang menikmati setiap bulir air hujan yang jatuh. Sepasang mata

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *