Juni (Part 1)
Cerpen Karangan: Graciela Donna, SMP Tarakanita 1 JakartaKategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 30 November 2022
Juni “Haah… alasan aku menyukai ginkgo…”
Ia terdiam sebentar. Kedua pualam hitamnya menatap ke luar jendela, menatap hujan yang tak kunjung berhenti menangis, apakah hujan sedang bersedih? Padahal Juni harusnya mendatangkan kebahagiaan. Kutatap ia dalam, lelaki itu tersenyum dan menatapku.
“Karena ia adalah living fossil.”
Aku menggampar wajahnya yang terlihat bangga dengan bantal, aku kesal. Yoga—nama orang yang mengakui bahwa ia menyukai tanaman ginkgo? Aku kesal, ia mengatakan sesuatu yang tidak aku mengerti, akan sangat bagus jika ia langsung menjelaskan apa maksudnya tapi ia tak pernah memberitahu.
“Haha, janganlah kau kesal, sahabatku! Aku kan sedang menghiburmu yang telah mendekam di rumah sakit ini selama seminggu.” Ucap Yoga. Ia tertawa dan merapikan rambutnya. Aku menatap ia malas. Setiap kali, ia menceritakan apa yang ia sukai, aku seperti dipaksa berpikir. Tetapi, aku menyadari bahwa aku ini termasuk orang yang krisis membaca karena kebanyakan menonton anime.
“Kau lebih cocok yoga dengan ibu-ibu di rumahku.” Sindirku. Alhasil, ia tertawa besar.
“Hei, jangan mengejek namaku. Namamu juga aneh tuh, Mewa, padahal kamu biasa-biasa aja, ngga ada mewah-mewahnya.” Balasnya dengan tersenyum smirk seolah ia telah memenangkan peperangan dunia.
“Itu beda! Namaku tuh Mewa tanpa H.” Balas ku.
Yoga adalah teman lelakiku di SMA. Kita tak begitu dekat, Yoga adalah lelaki asing yang suka menyapaku, entah pagi, siang maupun sore. Ia akan selalu menyapaku, hanya dengan “Hai Mewaa, kamu gimana kabarnya?” ataupun “Mewa! Kamu menang lomba ya? Selamat!” ataupun “Wah Mewa, makin manis ya, semangat terus!” Ia berhasil mencuri perhatianku. Kami tak begitu dekat namun karena kecerobohanku, aku berlari ke arah jalan raya tanpa memperdulikan teriakan dari sahabatku. Aku ingin menyelamatkan seekor anjing dan dalam hitungan jari, mobil hitam menabrakku dan.. Ya, aku harus terdiam di ranjang ini hingga menunggu waktu yang ditentukan dokter kapan aku dapat pulang dan menjalani aktivitas kembali. Aku masuk rumah sakit pada tanggal terakhir bulan kelima? Mei—maka, hari ini adalah hari kelima pada bulan juni. Karena kecelakaan ini, aku semakin dekat dengan Yoga.
Aku bertemu Yoga pada hari ketiga aku menetap disini. Aku sangat terkejut, ia adalah orang pertama yang tidak aku anggap dekat datang menjenguk. Ia membawa buah-buahan, buku yang dimana tentang bagaimana cara merawat tanam-tanaman, bagaimana cara mencintai tanaman, bagaimana cara memainkan bisbol dan cara membuat wanita terpesona. Awalnya, aku tak berniat berbicara hanya mendengarkan untuk menghargai perasaannya. Tetapi, ia banyak membual tentang Ginkgo. Ginkgo adalah tanaman yang berasal dari China, ginkgo berbentuk seperti kipas yang berurat, warna tanaman itu adalah hijau namun, saat musim gugur tiba, warnanya berubah menjadi kuning keemasan, keemasannya disebabkan oleh cahaya matahari. Hanya itu yang aku tahu, aku sama sekali tidak tertarik pada bunga ini. Sama sekali tidak.
“Aku pulang dulu ya. Ada latihan bisbol.” Ia bangkit berdiri dari bangkunya, mengambil tas sekolahnya. Aku hanya memperhatikan Yoga. Ia memasukan buku-buku dan merapikannya. Ketika kegiatannya selesai, manik kami bersitemu. Terjadilah adu tatap diantara kita.
“Aku tampan, ‘kan?” Gurau nya sambil menaikkan kedua alisnya seperti sedang menggodaku. Memang ada sesuatu yang baru aku sadari dari dia ini, dia ini.. Tampan. Menyadari atmosfer di sekitarku berubah, aku langsung mengubahnya seperti semula.
“Dih, nggak tuh.” Ujarku sinis. Ia terkekeh kecil sembari memberikan sebuah polaroid kepadaku. Aku menerimanya saja tanpa keluhan ataupun pertanyaan.
“Sehat-sehat terus ya.” Ia tersenyum.
“Baibai, jelek.” Ia melangkah mendekati pintu kamar ini. Aku hanya melihat punggungnya yang perlahan menghilang dari pandanganku. Aku mengambil polaroid itu, berusaha menemukan siapa yang tertampak pada polaroid tersebut. Itu aku! kapan dia memotret ini? Mewa yang terlihat tertidur pulas dengan rambut hitam terurai bebas, kedua tangan memeluk boneka beruang yang diberikan oleh adikku agar aku tidak merasa kesepian. Aku terlihat buruk jadi kuletakan polaroid tersebut di meja. Aku memejamkan kedua mataku, ruangan terasa hening, hanya terdengar suara rintikan hujan di luar. Hingga, aku tertidur lelap.
Yoga selalu menjengukku setiap hari. Aku tak mengerti, lelaki itu tidak capek ya? Sehabis berlatih bisbol, ia akan langsung kesini. Ya, aktivitas yang akan ia lakukan disini, sebagai berikut; Membual tentang Ginkgo, ia berkata bahwa ia akan menjadi pemain bisbol profesional dan tinggal di Negara impiannya yang dimana aku tidak tahu Negara apa itu setelah itu ia akan membawa komik yang genre nya horor, thriller, misteri, action. Aku tidak menyukai komik seperti itu, aku menyukai komik romance atau drama. Ia melakukan hal yang sama setiap hari karena itu aku seringkali bertanya.
“Kamu nggak capek? Melakukan hal yang sama setiap hari?” Tanyaku sambil menguncir rambutnya hingga terlihat seperti model cepol. Ia menyeringai.
“Aku kan strong!” Jawabnya membanggakan diri sambil menunjukan otot lengannya tapi aku tak melihat otot pada lengannya.
Dua minggu telah berlalu, rasanya membosankan sekali. Aku belum diperbolehkan pulang, aku mulai bisa berjalan dan berkeliling di sekitar daerah rumah sakit. Saat aku keluar, bau petrichor menguar, rasanya menyenangkan, genangan air dimana-mana karena itu kita para pasien diperingatkan untuk berhati-hati. Aku duduk di kursi taman rumah sakit. Sekarang jam empat sore, ku menikmati angin sore. Aku menyilangkan kedua kaki dan mengayunkannya, dapat kurasakan angin dingin dari gerakan silang kakiku.
“Yoga kemana ya?” Aku bergumam penasaran. Dalam bulan Juni, terdapat empat minggu. Ia hanya rajin mendatangiku pada minggu pertama. Pada minggu kedua, ia tak begitu sering menjenguk, ia mengunjungiku pada hari selasa dan rabu. Sekarang hari sabtu pada minggu ketiga tapi ia tak datang. Bahkan dari hari senin hingga hari sabtu pun. Aku bisa menghubunginya jika aku memiliki nomor ponselnya namun, aku lupa untuk memintanya. Kubuka ponsel genggam, aku ingin memastikannya, memastikan aku memiliki nomor ponsel Yoga. Jari-jariku sibuk bergulir di atas layar ponsel, berusaha mencari nama Yoga namun, nihil. Aku tidak menemukannya. Aku mendesah pasrah, aku menutup ponselku. Aku menatap sinar baskara yang mulai redup.
“Semoga Yoga baik-baik saja. My Ginkgo.” Ujar Mewa sambil tersenyum kaku.
Cerpen Karangan: Graciela Donna
Siswi asal SMP Tarakanita 1.
Cerpen Juni (Part 1) merupakan cerita pendek karangan Graciela Donna, SMP Tarakanita 1 Jakarta, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Tolong Bilang I Love You
Oleh: Andri A. HakimAku menangis sedih, sedih sekali. Wajahnya selalu terbayang di dalam ingatanku. Aku tidak bisa melupakan kejadian itu, kejadian yang membuatku jadi gila karenanya. Hari ini aku pergi sekolah dengan
Di Sudut Perpustakaan, Aku pun Terjatuh
Oleh: Windy SeptiyantiSaat matahari tak lagi bersembunyi di balik awan, aku masih saja duduk di sudut perpustakaan yang sunyi namun penuh kenangan. Aku melihat sebuah novel di atas meja, tertulis judul
Miracle
Oleh: Archiffa OwiqlayPutih… Balutan putih tenang Bergeming, Terpaan angin menggoda Bergeming, Tangan rengkuh menggapai haru Bergeming, Langkah kakinya kian mereda, jauh dari kata cepat. Kaki jenjang itu menghentak tanah dengan keras.
Kau, Aku dan Hujan
Oleh: Fajri Al FajrSekarang menunjukkan pukul 17.00 pm, semua mahasiswa telah pulang sejak 2 jam yang lalu hanya aku sendiri yang masih tetap berdiam diri di kelas. Ku menatap keluar jendela, langit
Prom Night To Love (Part 2)
Oleh: Siti Salamah SeptianiPertandingan pun berakhir, SMA Harapan Bangsa berhasil memenangkan pertandingan. Sorak kegembiraan terukir di wajah para supporter, termasuk Silya. Ia kagum kepada Alza, ternyata Alza memang benar-benar pecinta basket. Ia
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply