Kado Terindah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 22 September 2017

Hari ini, tepat seminggu setelah terakhir Riki memberi kabar kepada Puput. Terakhir ia hanya mengirim pesan “sayang, lagi ngapain?”, hanya itu. Puput benar-benar heran dengan perubahan Riki yang kian hari kian cuek. Pernah sekali Puput bertanya, “Rik, kamu sekarang kok jadi cuek banget sama aku? Kamu udah bosan ya?”. Riki hanya menjawab “nggak put, aku nggak bosan, aku lagi sibuk aja dengan kerjaan aku, aku lagi banyak masalah, aku nggak mau masalah aku jadi ganggu hubungan kita”. Puput hanya bisa terdiam mendengar jawaban Riki, semenjak itu ia jadi jarang menghubungi Riki, ia hanya menunggu dan terus menunggu Riki.

Tapi aneh, perasaan Puput benar-benar tidak enak. Ke mana Riki? Apakah dia baik-baik saja? Sudah seminggu aku menunggunya, tapi ia tak kunjung memberi kabar. Pertanyaan-pertanyaan muncul dalam benak Puput. Memang, kisah cinta LDRnya selalu membuat ia berteman sepi. Hanya sepi yang selalu menemani, tanpa ada sang kekasih yang menyemangatinya. Tapi ia telah bertekad, telah menetapkan hati kepada satu pilihan, yaitu Riki.

Puput mengambil smartphonenya, ia pun mengetik sebuah pesan “sayang, kamu ke mana aja? Kok nggak ada kabar? Udah seminggu lo? Kamu nggak papa kan? Kamu baik-baik aja kan? Aku khawatir. Please, balas pesan aku ya”. Puput menekan tombol send pada smartphonenya. Dengan gelisah ia menunggu balasan dari sang kekasih hati.

Sepuluh menit berlalu, balasan yang ditunggu-tunggu tidak ada. Berulang kali ia mengecek smartphonenya, tapi nihil, tidak ada satupun balasan dari Riki. Ia coba untuk menelepon namun nomor yang ia tuju tidak aktif. Ia tidak tau lagi harus bertanya kepada siapa. Aku coba ke rumah orangtuanya aja deh, fikirnya dalam hati. Tanpa fikir panjang ia langsung menuju kediaman orangtua Riki.

Sampai di kediaman Riki, ia sedikit berbasi-basi dengan calon mertuanya tersebut, dan bertanya “tante, Riki ada nggak kasih kabar ke tante? Kapan terakhir?”, denga ragu-ragu ia bertanya. “Mmm, ada, terakhir kalau nggak salah sih seminggu yang lalu, emang kenapa Put? Kamu kok nanyanya aneh gitu?”, jawab mama Riki yang akrab disapa Sonya. “Nggak papa tante, cuma nanya aja”. Dalam hati Puput semakin gelisah, ia juga tidak mau melibatkan orangtua Riki di dalam kegelisahannya, jadi ia berniat untuk tidak membicarakan masalah ini dengan mama Riki. Tidak berapa lama kemudian akhirnya Puput memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Hingga malam tiba pun, Puput masih saja gelisah, tidak tau apa yang terjadi dengan kekasih hatinya.

Puput terbangun dari tidurnya, dengan keadaan yang begitu lemah, ia mencoba untuk bangun dan meraih smartphone yang tidak begitu jauh dari tempat tidurnya. Baru jam 12 malam kurang, tapi ia telah terbangun, padahal ia baru tertidur jam 11. Masih tidak ada kabar dari Riki, ia coba menelepon, tetap tidak dapat dihubungi. Dengan perasaan gelisahnya, ia memutuskan untuk tidur kembali.

Tidak berapa lama kemudian, ia masih saja belum tertidur, hingga ia sadar bahwa ada seseorang di balik jendalanya. Ia mencoba mendekat, memastikan siapa yang berada di dekat rumahnya larut malam seperti ini. Ia mencoba mendekat dengan perasaan yang campur aduk. Saat ia mengintip di balik jendela tidak ada siapapun. Karena penasaran, ia membuka kamar jendelanya, melihat ke sekeliling dengan persaan cemas. Dan gelap, ia tak sadarkan diri.

Puput membuka mata perlahan, melihat ke segala sisi. Ia seperti kenal dengan apa yang ia lihat. Ya, ini kamarnya, ia di dalam kamarnya. Ia mencoba bangkit dan memegang kepalanya. Dan ternyata di sampingnya telah duduk seorang lelaki dengan bucket bunga mawar dan kue di tangan. Lelaki itu tampak begitu gagah. Tanpa Puput sadari, air matanya menetes begitu saja. “Happy birthday sayang”, ucap sang lelaki. Ya, itu Riki, sang kekasih hatinya, sang kekasih hati yang selalu ia tunggu-tunggu. Betapa bahagianya ia hari ini. Di hari ulang tahunnya dan mendepati sang kekasih telah berada di sampingnya.

Cerpen Karangan: Nur Rahmah A
Facebook: Tara

Cerpen Kado Terindah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Stasiun dan Bianglala

Oleh:
Malam yang dulu sunyi dan hanya ditemani oleh sang purnama, kini menjadi riuh dengan perbincangan hangat. Malam yang dulu menunggu hawa kantuk datang, kini menunggu sebuah kalimat “Hay, apa

Satu Rasa

Oleh:
Aku menarik tubuhku lebih dekat lagi ke dalam dekapannya yang hangat. Semua ini cukup membuatku bahagia. Bisa merasakan tubuh Nathan yang hangat saat ia memelukku erat. Semuanya sempurna malam

Aku Senang, Aku Bahagia

Oleh:
Aku menyeka air mataku. Aku tau dia tidak ingin aku meneteskan air mata, walau bagaimana pun perasaanku saat ini. Teraduk-aduk, terhantam sesuatu yang berat. Aku menatap dia yang terbaring

Sun After Moon

Oleh:
Amsterdam, June 2017 Seorang gadis berambut sebahu sedang duduk di pojok cafe dekat jendela. Matanya menatap jalanan yang dipenuhi lampu-lampu. Melihat beberapa pejalan kaki sedang berjalan cepat sambil merentangkan

Perjalanan (Pertama)

Oleh:
Hari ini hari kelulusanku. Kini aku sedang berfoto bersama teman-temanku. Karena foto tersebut akan menjadi kenangan yang nantinya akan mengobati rinduku dengan kebersamaan bersama mereka. Jika kalian bertanya kenapa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *