Manusia Menyebalkan Ternyata Cinta Ku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 6 February 2016

Semakin larut malam, semakin aku merasakan hawa-hawa jahannam, panas, gerah, entah mengapa. Mungkin di luar sana sedang mendung, ditambah lagi dengan keletihan setelah seharian melakukan aktivitas yang begitu padat. Mataku yang awalnya memang sudah mengantuk, tiba-tiba rasa ngantuk itu sirna degan berderingnya handphone tanda ada sms masuk. “siapa sih, tumben.” pikirku. Maklum karena jarang ada sms, boleh dibilang saat itu saya sedang menikmati masa-masa jomblo. “buat undangan nikah itu tulisannya gimana?” (message from Maz Agunk IPNU).

Waduh agak bingung juga mana yang benar, sudak 2 kali khatam jurumiyah tapi kalau dihadapkan dengan shorof masih sering kelabakan. Walhasil lempar pertanyaan sana-sini untuk menjawabnya. Tidak sampai di situ saja, sms pun tetap berlanjut. Boleh dibilang kami sama-sama jahil, dengan ciri khas kami tersebut, kami mulai menjahili satu sama lain, hingga tak terasa ternyata hari pun mulai larut. Kami pun memutuskan untuk menyudahi dan aku mulai mengarungi mimpi malam itu.

Pagi ini, saat matahari mulai naik dari peraduannya. Burung pun masih dengan indah mengeluarkan kicauannya, cahaya pun perlahan masuk dari sela-sela jendela kaca yang tirainya baru saja dibuka. Aktivitas dan rutinitasku pagi itu pun dimulai dari sebuah Gerbang sekolah, hingga berakhir di sebuah ruangan kelas yang nampak biasa tapi berkesan istimewa buatku, karena di ruangan itulah aku bisa merasakan kesenangan, kesedihan, suka, duka, tawa, gila-gilaan dan masih banyak lagi. Tentunya bersama teman-temanku.

Di sekolah, setelah bel berbunyi tanda jam istirahat. Seluruh siswa berhamburan menuju ke kantin untuk mengganjal perut mereka yang sudah meraung-raung bak sirine. Namun aku bersama 2 orang sahabatku dan seorang teman sebangkuku memutuskan untuk pergi ke mesjid terlebih dahulu guna menunaikan 4 rakaat sunnah. Selepas kami salat, kami membeli beberapa makanan untuk kemudian dibawa ke serambi kelas. Yap! Ngobrol bersama sambil menikmati makanan adalah rutinitas kami saat sedang ada waktu luang. “Luar biasa!” batinku. Sahabat karibku, sebut saja Dya tak pernah sehari pun terlepas dari menceritakan tentang seseorang yang baru saja kemarin malam ngobrol denganku melalui message.

Dari cerita-cerita sahabatku tersebut, sedikit banyaknya aku mulai tahu tentang dia. Entah apakah cerita tersebut benar atau tidak, yang pasti saat itu aku hanya berusaha menjadi pendengar yang baik. Entah kenapa sahabatku selalu memanggilnya si cowok cuek.. hahaha. Rumit memang ketika sudah berbicara soal cinta, itulah sebabnya hingga saat itu aku memutuskan untuk menyendiri dulu, mengingat bahwa gerbang kelulusan sudah di depan mata. Sungguh berdosanya jika sampai mengecewakan orangtua karena aku gagal. Oh Tidaak! Fokus… fokus… fokus hanya itu yang ada di benakku saat itu.

Matahari bersinar terang hari ini, semilir angin dan kicauan burung menyadarkanku akan begitu luar biasa nikmat yang ku rasa. Alhamdulillah… aku masih dihidupkan lagi pada hari ini. Aktivitas hari ini memang tak padat, ya karena hari ini sekolah sedang libur. Hanya memasak dan beres-beres rumah saja, ah jenuh rasanya seharian dengan sedikit aktivitas. Tak lama kemudian message darinya “Keluar yukk!” Wah ada angin apa ya? tumben banget ngajak ke luar. Akhirnya tanpa pikir panjang aku pun mengiyakan karena emang merasa jenuh sejak tadi pagi. Dengan hanya membawa satu motor kami pun berboncengan.

WTC adalah tujuan kami saat itu. Sepanjang kami memilih-milih Handphone dan menunggu sang penjual memasangkan aksesoris, terjadi percakapan kecil di antara kami. Mulai dari obrolan santai hingga saling mengejek satu sama lain. Aargh.. dia memang manusia menyebalkan yang aku lihat saat itu. Tidak hanya sampai di situ saja, seusai dari WTC kami pun tak langsung pulang. Melainkan memutuskan untuk menuju ke suatu taman.

Di sana dia memulai aksi konyolnya. Sial.. aku terus dibuatnya penasaran dengan permainan-permainan yang dia buat. Dalam hati sempat terbesit pemikiran. “kok beda banget yaa dengan apa yang diceritakan oleh sahabatku. Cuek? ah mungkin hanya perasaannya saja..” Yah, dapat disimpulkan dia adalah pria yang asyik, menarik, dan nyambung untuk diajak berbincang. Karena hari sudah mulai sore, aku pun mengajaknya untuk pulang, sebelum kanjeng mami (ibuku) menelepon dan mencemaskanku. Dan akhirnya kami kembali ke rumah masing-masing.

Malam itu, pakaian penghangat menempel manja di tubuhku. Tangan bersedekap di depan dada untuk mengusir rasa dingin yang menghadang. Desiran angin menyapa, aku terdiam sejenak merasakan indahnya ciptaan Sang Khalik. Sejenak terlintas apa yang sudah terjadi tadi. Bisa-bisanya aku ke luar dengan seorang laki-laki, padahal sebelumnya aku terkenal sangat susah diajak ke luar walaupun dengan sahabatku sendiri. Ah, jadi tidak enak sendiri membayangkannya.

Minggu ini, aku dan teman-teman organisasi berencana mengunjungi salah satu adik dari temen kami yang sudah 3 hari terbaring di rumah sakit. Sore itu kami sepakat untuk berkumpul di salah satu rumah teman IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama). Karena aku tak tahu rumahnya, akhirnya aku mengajak salah satu teman seorganisasi yang kebetulan juga teman sekelasku yang rumahnya tak jauh dari rumahku. Setelah kami berkumpul, kami segera bergegas dan ternyata.. OMG? yang benar saja, motor hanya beberapa sedangkan yang ikut terlalu banyak.

ADVERTISEMENT

Kami pun memutuskan untuk menaiki 1 motor bertiga. Saat itu seorang laki-laki yang pernah dekat denganku menawariku untuk mau berboncengan dengannya. Namun aku menolaknya, tak enak rasanya jika teringat masa lalu dan aku lebih memilih berboncengan bertiga dengan motorku sendiri. Tiba-tiba, ya.. dia lagi. Karena motor yang kendarai kosong, akhirnya aku mau berboncengan dengannya. Karena aku lebih memilih berboncengan dengannya walhasil teman-teman bersorak-sorak sembari menggoda kami.

Semenjak kejadian 2 minggu lalu, kini setiap minggu kami ke luar bersama. Di taman, aku sudah terbiasa menjahilinya dan mengejeknya dengan temen-temenku yang pernah dekat dengannya. Namun agaknya dia begitu berbeda. Aku mulai melihat keseriusan di matanya. Yaa, mungkin dia tak suka aku bersikap seperti itu. Dia mulai menjelaskan bahwa selama ini ia tak pernah menjalin hubungan dengan teman-temanku. Semua yang sahabatku ceritakan hanyalah gosip belaka, itulah sebabnya ia lebih memilih untuk bersikap cuek terhadap sahabatku. Karena ia tak ingin sahabatku terlalu banyak berharap.

Kemudian ia menyuruhku berjanji untuk tidak membicarakan tentang masalah itu lagi dan jika aku belum puas aku bisa menanyakan apa pun saat itu juga. Aku hanya bisa tersenyum dan terdiam seribu bahasa, tapi mengapa? Tak biasanya ia seperti itu. Dan memang saling mengejek adalah hal yang wajar bagi kami sebelumnya. Entahlah, mungkin hanya perasaanku saja. Aku juga sempat dibuatnya terkejut. Tak sengaja aku melihat ponsel yang ia genggap berwallpaperkan fotoku. Aku mulai memberanikan diri dan mendesaknya untuk memberikan alasan. Ada sesuatu yang ingin ia katakan, namun berulang kali ia mengurungkannya dan memilih untuk tersenyum saja tanpa menjawab pertanyaanku. Aku merasakan ada sesuatu yang amat berbeda. Ah, hatiku menjadi campur aduk rasanya. Tak lama kemudian aku pun langsung mengajaknya pulang.

Hari-hari pun berjalan dengan begitu cepat. Ya Allah tak terasa hari ini adalah hari pertamaku menghadapi selembar kertas yang menentukan nasib kelulusanku. Ada rasa takut, sedih, bimbang, cemas, deg-degan. Sungguh luar biasa rasa yang berkecamuk di dalam hati. Namun rasa itu sesaat sirna setelah aku membaca messagenya, “Cemungud eakkk masha.” (karena aku jahil ia menjulukiku dengan si gadis jahil dalam kartun “masha.”). Ya.. aku harus yakin bahwa aku bisa! Dan Alhamdulillah UNAS hari pertaman lancar hingga hari-hari berikutnya.

Setelah tegang beberapa saat lalu, seperti biasa kami pun ke luar di hari minggu. Hari itu matahari bersinar sedikit panas. Ya, walaupun panas tidak menyurutkan niat kami untuk mengunjungi salah satu tempat bersejarah di Surabaya, yakni Tugu Pahlawan. Di museum Tugu Pahlawan, kami melihat-lihat koleksi dan saling bercanda. Dilanjutkan menonton film dokumenter. Saat itu dia duduk begitu dekat denganku. Seketika itu juga hatiku sulit untuk dikendalikan. Yah, karena perasaan ini sulit diajak kompromi. Keadaan sejenak menjadi hening karena tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut kami.

Akhirnya kami pun memutuskan untuk ke luar dari museum dan menuju ke taman yang berada di depan museum. Kami duduk di hamparan teras alam yang beralaskan rerumputan nan hijau yang disinari cahaya sang surya. Di sana dia memintaku untuk mengajarinya tentang English. Aku pun mulai mengajarinya. Usai menjelaskan tentang beberapa tenses aku menantangnya untuk membuat 10 kata yang berhubungan dengan Tugu Pahlawan. Tapi terjadi tawar-menawar di antara kami, dan akhirnya aku pun menyuruhnya membuat 5 kata tentang TP dan 5 lagi sesuka hatinya, sesuai dengan tenses yang aku jelaskan sebelumnya. Mataku sempat terpaku dengan kata terakhir yang ditulisnya. “I LOVE U MASHA.”

Namun segera aku abaikan hal itu, karena aku tahu ia sangat usil. Tapi dia… oh Tuhan kenapa dia selalu melakukan hal-hal di luar dugaanku. Rasa yang awalnya biasa-biasa saja membaca tulisan tadi kini menjadi perasaan yang luar biasa. Tiba-tiba ia mengungkapkan perasaannya secara langsung padaku. Seketika itu ku lipat kertas yang ku baca tadi. Speechless? Iya, bibirku terkunci rapat. Lagi-lagi pandanganku kosong, mataku tak berkedip, ada yang berbeda dengan detak jantungku, membuat setiap napasku terasa berat. Aku pun tak tahu apa yang aku pikirkan. Yang jelas aku sangat syok.

Saat itu aku masih merasa bimbang. Aku terus meyakinkan hatiku dengan seolah-olah aku tak melihatnya. Aku pun mulai menunduk dan dia mulai mencari raut wajahku sembari memastikan jawabnya. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, aku pun mengatakan yang sejujurnya bahwa aku juga mencintainya. Alhamdulillah, dinding tembok nan kokoh telah berhasil ku tembus. Aku merasa lega setelah beberapa menit dibuatnya merasa tegang melebihi tegangnya Ujian Nasional yang baru saja ku tempuh beberapa hari yang lalu.

Dia pun terlihat begitu bahagia. Walau hari sudah siang, namun sinar sang surya serasa terhalang oleh kabut, gerakannya terus mendekati ufuk barat, bagaikan anak dara yang berjalan tertatih-tatih karena di sampingnya ada sang pujaan hati. Oh Tuhan.. benarkah ini? Semua bagaikan mimpi, melihat sosok pemuda yang kini telah menggandeng tanganku sembari berjalan beriringan denganku.

Cerpen Karangan: Yunita Anjar Sari
Facebook: Yunita Eksticharent Lovering

Cerpen Manusia Menyebalkan Ternyata Cinta Ku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


I Love You

Oleh:
Sungguh Aku tak menyangka kejadian ini akan terjadi padaku, aku terpukul, aku ingin lari aku ingin berontak aku merasa tidak diinginkan, aku tidak menyangka kebahagiaan itu hanya terjadi selama

My Destiny

Oleh:
Sejak kematiannya, sudah kuputuskan untuk meninggalkan segala kebahagiaan yang ada di hatiku. Menutupi apapun yang membuatku tertawa dan tersenyum. Duniaku sudah gelap, aku kini hanyalah sebuah bayangan yang tertinggal.

Popsicle

Oleh:
Aku duduk di sebuah bangku di pinggir sungai yang sudah menjadi tempat dimana kami saling bertemu. Ditemani cahaya lampu yang terang dan juga rumput dan pepohonan yang subur. Tempat

Love You Ken

Oleh:
Namaku Odelina Azkanah sebut saja Lin. Aku dibesarkan oleh nenekku di bandung, karena orangtuaku yang sibuk dengan pekerjaannya. Setelah umurku 15 tahun aku pun ikut kedua orangtuaku. Disini aku

Sakura dan Kamu

Oleh:
Alarm dipagi hari membangunkanku, hari ini aku akan melakukan perjalanan jauh. Aku akan pergi ke Negeri Matahari Terbit, Jepang. Pesawat yang kutumpangi cukup penuh dengan penumpang, mulai dari keluarga

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *