Memories of The Rain

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Sejati
Lolos moderasi pada: 19 May 2017

Namaku Terresia Riffany, teman-temanku biasa memanggilku Tere. Tapi ada juga yang memanggilku ‘cupu’, hanya karena aku memiliki hobi yang berbeda dari semuanya. Penampilanku juga selalu ketinggalan zaman dari mereka, apalagi ditambah dengan keseharianku yang sama sekali tak suka hunting nggak jelas, dan selalu mengikuti new style agar terlihat kekinian. Bukan karena aku kudet atau apalah, tapi aku hanya ingin menjadi diriku yang selalu tampil sederhana dan apa adanya.

Aku punya seorang sahabat yang selalu menemaniku di manapun aku berada, dia adalah Nindi. Hingga suatu ketika dia marah padaku tanpa kuketahui sebabnya, waktu itu kita hendak pulang sekolah. Dalam keadaan hujan deras Nindi mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, “Nin, jangan ngebut-nge…” BRAKK… kejadian malang pun menimpa kami berdua, sepeda motor yang kami naiki menghantam sebuah truk dan tubuhku terpental hingga menghantam sebuah pohon besar, setelah itu aku tak sadarkan diri.

Dalam kecelakaan malang itu aku kehilangan kesempatan untuk tetap bisa berjalan, kakiku lumpuh dan Alhandulillah bukan lumpuh total. Semua orang semakin mengejekku saat melihat keadaanku yang setiap hari harus beraktifitas di atas kursi roda. “Aduh cupu, kasian deh. Nggak bisa maen ujan-ujanan lagi ya? Apa mau gue temenin? Hahaha.” ejekan dari salah satu seniorku dan kawan-kawannya. Lelaki bertubuh jangkung tiba-tiba menghampiriku dan menegur para seniorku, hingga akhirnya mereka bubar dengan sendirinya. Lelaki itu ternyata seniorku, ia adalah Reza Abraham. Seorang kapten basket yang digandrungi para kaum hawa di sekolahku. Kami saling mengobrol panjang lebar, “Oiya kamu suka main ujan-ujanan kan? Main sama aku yuk!!” pintanya. Tanpa menungu jawabanku ia langsung mendorong kursi rodaku di bawah guyuran air hujan. Baru kali ini kubisa menikmati takdir Tuhan setelah kakiku lumpuh. “Semua kekurangan yang ada pada diri kita nggak akan menghalangi semuanya re, asalkan kita selalu yakin dan percaya nggak ada yang nggak mungkin jika Tuhan telah berkehendak”, ujarnya sambil jongkok di depanku.

Setalah kejadian waktu itu kak Reza selalu menemani dan mengisi hari-hariku, dan semakin lama kita semakin dekat. Kita juga udah tau sifat satu sama lain, sosoknya yang cenderung pendiam, cool dan baik telah mampu mencuri hatiku. Ya, aku telah jatuh cinta padanya. Dan mungkin bukan aku saja yang mencintai sosoknya, bahkan setiap kali ia latihan basket aja selalu ada cewek yang membawakannya sebotol minuman dan makanan ringan. Itu pun tak luput dariku, meskipun aku hanya sekedar membawakannya sebotol air mineral tapi ia lebih memilih meminum air yang telah kubawakan.

Saat HUT SMAku, diadakan Smansa Cup Basketball dan sekolahku diwakili oleh tim kak Reza. Pertandingan demi pertandingan pun telah berlalu, sekolahku berhasil masuk 2 besar untuk memperebutkan juara 1. Final pun dimulai, set demi set kak Reza berhasil mencetak poin dengan shootnya yang sangat bagus. Tim sekolah kami telah unggul dari tim lawan, hingga saat break ke-3 ada seorang cewek yang berparas cantik menghampiri kak Reza dan memberikan sebotol air mineral. Ia juga mengusap keringat yang ada di dahi kak Reza, lalu duduk berhadap-hadapan. Tak biasanya kak Reza seperti itu padaku, padahal sebelumnya ia hanya mau menerima pemberian dariku tapi mengapa kini ia begitu tega melakukan hal seperti itu di hadapanku? Air mataku tak bisa kubendung lagi, langsung kugerakkan kursi rodaku untuk pergi meninggalkan lapangan basket. Hujan yang sedari tadi hendak turun akhirnya turun juga mengiringi tangisanku, dan menjadi saksi bisu atas kecemburuanku padanya. Selang beberapa jam ku membaca status para temen-temenku di sosial media yang mengatakan kalau sekolah kami mendapat juara 2. Mereka juga bilang kalau akulah penyebab kekalahan sekolah kami, tapi aku mencoba tegar dan langsung ku meminta maaf pada mereka semua.

Tiga hari berlalu, aku masih bersikap cuek padanya bahkan sampai tak membalas semua chat darinya. Hingga siang itu aku melihatnya jalan dengan cewek waktu itu, lagi-lagi tak kuasa kubendung air mataku. Tapi kali ini aku tak lari dari mereka, ku tak ingin seperti ini terus. “Kak, aku tau aku nggak sempurna kayak dia, aku juga sadar banyak kekurangan dalam diriku. Tapi tolong jangan mainin perasaanku kak, nggak seharusnya kakak kayak gini sama dia!!” tangisku semakin pecah. Dia menjelaskan banyak hal padaku, tapi aku enggan mendengarkan pengakuannya. “Tere please dengerin aku! Aku sayang sama kamu, lebih dari sahabat. Aku tulus sayang sama kamu, waktu final kemarin sebernya aku pengen ngungkapin semua ini di depan semua orang. Tapi kamu malah pergi gitu aja tanpa dengerin penjelasan aku dulu.”, tegasnya. Tanpa mengucap sepatah katapun aku pergi dari hadapan mereka, dengan air mata yang makin membanjiri kedua pipiku.

Setelah kejadian itu keadaanku menjadi semakin buruk, akhirnya orangtuaku memutuskan untuk membawaku berobat ke Singapura dan menetap di sana. Terapi dan sebagainya telah kujalani dan Alhamdulillah kakiku pulih kembali. Ku melanjutkan studyku di fakultas hukum karena itu adalah impianku, ya aku ingin menjadi seorang yang akan menghakimi para pelajar yang masih suka membully temannya, akan kutegakkan hukum ‘Stop bullying’ agar siswa di Indonesia menjadi nyaman belajar. Delapan tahun ku ditempa materi-materi yang begitu membuat otakku harus berpikir lebih kritis lagi, akhirnya ku berhasil menyelesaikan skripsiku.

Saat ku melihat kabar dari media sosial ternyata akan diadakan reuni sekaligus bakti sosial di SMAku akhirnya ku memutuskan untuk kembali ke tanah air. Malam itu aku datang masih dengan menggunakan kursi roda, walaupun sebernarnya kakiku udah sembuh. Aku hanya ingin melihat reaksi para teman-temanku apakah mereka masih ingin membullyku lagi atau tidak, dan ternyata mereka semua malah bersikap baik padaku. Ya, karena tak ada satupun yang tau kalau kakiku udah sembuh.

Reuni kali ini adalah anugrah terduga, apalagi reuninya bukan cuma tahun angkatanku aja tapi juga angkatan kakak kelasku dulu. Jika reuni ini memang dihadiri oleh kakak kelasku dulu mengapa dari awal acara ku tak melihat Reza? Padahal aku sangat merindukannya, sosoknya selama ini belum hilang dalam hatiku bahkan kenangan kami berdua masih tersimpan rapi dalam memori ingatanku.

Tiba dipenghujung acara kumelihat seorang lelaki bertubuh jangkung, mengenakan jas warna hitam, kaos polos warna putih dan celana jeans waran hitam yang sangat cocok untuk ia pakai. Lelaki itu sangat tak asing bagiku, apakah dia adalah Reza? pikiranku mulai berkecamuk, dan lelaki itu memanggil namaku untuk naik ke atas panggung. Aku dibantu oleh teman-temanku naik ke atas panggung. Deg.. deg.. deg, jantungku berdegup sangat kencang. Ternyata dia benar-benar Reza yang selama ini kucintai, oh Tuhan terima kasih engkau telah mempertemukanku dengannya lagi.

ADVERTISEMENT

Tiba-tiba ia jongkok di depanku, “Bismillahirrohmanirokhim, Terresia Riffany, izinkan aku meminangmu untuk menjadi pendamping hidupku kini, esok dan sampai ajal memisahkan kita.” ucapnya dengan tulus. Sebuah lagu dari Yovie N Nuno yang berjudul ‘Janji Suci’ ia lantunkan untukku. Suasana semakin riuh saat mendengar lantunan lagu darinya, “Tapi gimana dengan keadaanku?” tanyaku. “Cinta itu nggak butuh kesempurnaan, yang terpenting adalah bagaiman kita mencintai dengan cara yang sempurna.” jelasnya yang membuatku semakin yakin padanya. “Bismillahirrohmanirokhim, Reza Abraham. Aku bersedia menjadi pendamping hidupmu kini, esok dan sampai ajal memisahkan kita.” ucapku sembari berdiri dan membantunya berdiri, semua orang sangat terkejut melihatku sudah sembuh. Suasana semakin riuh diiringi tepuk tangan dari semua orang, mereka juga memberiku selamat. Aku sangat bersyukur karena telah menemukan sosok yang menerimaku apa adanya dan dengan tulus menyayangiku. Inilah cinta yang sesungguhnya, cinta yang sempurna dengan cara kita mencintai yang sempurna. Dan hujanlah yang pernah membutku dan dia semakin dekat, juga menjadi saksi bisu atas suka dukaku dengannya.

Cerpen Karangan: Amilia Dwi Nursanti
Facebook: Amilia Dwi Nursanti

Cerpen Memories of The Rain merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Senja, Novel dan Kamu

Oleh:
Mayra menatap pemandangan senja dari kejauhan, langit yang begitu indah dan sangat memukau dapat menarik perhatian gadis itu untuk membaca novel dengan ditemani pemandangan langit yang sebentar lagi akan

Beautiful In White

Oleh:
Pada malam itu aku melihat sesosok perempuan dengan pakaian putih, tapi dia berwajah cantik dan berkelakuan sangat baik. Kriing alarm berbunyi, ternyata perempuan yang aku temui semalam itu hanya

Aku, Cinta dan Kedai Twee

Oleh:
Aku masih duduk terdiam dan sendiri. Ditemani dengan secangkir kopi robusta kesukaanku. Dan hujan. Aku memandangi titik-titik air di jendela yang basah terkena guyuran hujan. Memang cukup deras hujan

Kisah Cinta Dalam Derita

Oleh:
Aku Jaqueline Haufmann. Tahun ini, aku terdiagnosa menderita Skoliosis. Skoliosis adalah pembengkokan tulang belakang yang bisa terjadi karena faktor genetik, otot yang lemah, dan kesalahan posisi duduk. Penyakit ini

Cinta Sejati Ku Telah Kembali

Oleh:
Ini cerpen tentang kehidupan ku mengenai CINTA. Cinta itu.. Bagiku adalah suatu hal yang sangat indah. namun, kita juga harus bersiap untuk merasakan pahitnya juga.. ya seperti hidup, kadang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *