Tentangku dan kak Asahi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 1 July 2021

Jalanan Seoul tampak sepi disaat awal musim semi ini, padahal jika dipikir-pikir banyak orang yang akan menyaksikan bunga sakura yang tumbuh dengan suburnya. Berwarna pink yang melekat pada kelopaknya yang kecil dan indah. Tentu saja aku menantikan musim semi sejak aku mulai ada di Korea karena beasiswa yang kuterima di salah satu universitas.

Hari ini aku tidak sendiri, bersama seorang pria yang sedang berjalan di sampingku bertubuh tinggi dan tentu saja sangat tampan. Aku bisa melihat pahatan wajah yang seolah disentuh oleh tangan dewa, matanya begitu bening dan korneanya terlihat legam. Laki-laki berdarah campuran antara Jepang dan Korea ini memiliki sifat dingin namun dia sangat perhatian, by the way namanya adalah Kak Hamada Asahi, dia senior sekaligus orang yang dekat denganku. Aku memanggilnya Kak Asahi.

“Apa kau sangat suka musim semi?” tanyanya padaku. Aku mengernyit heran dengan pertanyaannya. “Tentu saja, sangat indah melihat bunga yang bermekaran setelah tertutup dinginnya salju,” ungkapku pada kak Asahi. “Terimakasih.” Aku menaikkan salah satu alisku dan menatapnya lekat-lekat. “Terimakasih buat apa?” umpanku balik. “Iya terimakasih sudah mencairkan hatiku yang dingin, dan sekarang banyak bermekaran bunga di dalamnya,” jelasnya. Aku mematung dan mendesah pelan, kemudian berbalik badan serta mengatur napasku yang tak karuan agar bisa bernapas dengan normal. Karena, kata-kata kak Asahi benar-benar membuatku berdegup kencang hingga pipiku terlihat merah sekarang.

Bagaimana ini, aku sangat takut untuk menatapnya kembali. Sehingga, aku memutuskan untuk mempercepat langkahku dan kak Asahi tertinggal di belakangku. Namun, sebelum aku benar-benar mempercepat langkahku dia menarik tanganku dan badanku terdorong ke belakang di dada bidang kak Asahi. “Mau kemana? Masa aku ditinggal sih,” dia terkekeh kecil melihat tinngkahku. Aku melepaskan peganganku padanya dan menatapnya. Kemudian, aku langsung lari begitu saja dan dia mengejarku di belakang. Aku tidak pernah sebahagia ini.

“Mau makan gak? Hampir hujan juga nih,” ucap kak Asahi sembari dia menggandeng tanganku dan mencari tempat berteduh karena akan hujan. Aku menurutinya dan mengekor kemanapun dia membawaku.

Kami segera meneduh ketika rinai hujan mulai jatuh di kota Seoul, angin dingin pun berhembus menelisik jaket yang sedang kugunakan. Kami duduk di halte bus yang sepi sambil berbicara banyak hal. “Kau tau bagaimana hujan menyimpan perasaannya?” tanya kak Asahi yang lagi-lagi membuatku berpikir. Aku tak bisa mendeskripsikan lebih tentangnya, ini terlalu sulit. Selalu banyak hal yang dia lakukan padaku, laki-laki ini selalu menstabilkan rasa yang singgah di hatinya.

Aku memandangnya lurus-lurus. “Hujan selalu menyimpan perasaannya, dia tidak pernah sedikit pun melupakan rasanya. Bahkan ketika salju membekukan, dia tetap bertahan menyimpan rasanya yang selama ini dia pegang rekat-rekat. Tak peduli apapun yang akan membuatnya hancur. Pada akhirnya dia akan melepaskan semua itu dan membaginya pada bunga-bunga dan pohon. Supaya setelah musim semi semua tanaman itu tumbuh subur, hujan akan rela melepaskan perasaannya ketika itu di tangan yang tepat,” ungkapku.

Kak Asahi terdiam mendengar pernyataanku kemudian dia menautkan kembali tangannya padaku yang terasa hangat. “Sekarang, tutup matamu aku akan menjadikan hujanku lebih indah.” Aku mengernyit dan tiba-tiba jantungku berdegup sangat kencang, aku mencoba menarik napasku pelan dan kemudian menuruti katanya. Ku menutup kedua mataku dan hanya kurasakan tangan kak Asahi yang begitu erat mengenggam.
Tiba-tiba dia mengecup keningku dengan bibirnya. Aku benar-benar mematung, tak berani membuka mataku dan hanya mendengarkan suara hujan yang terus menelisik telingaku.

“Kau bisa buka matamu, terimakasih hujanku yang telah membuatku bahagia. Terimakasih atas perasaan yang selama ini kau jaga. Sekarang perasaan itu telah menjadi lebih indah.” Dia tersenyum ke arahku dengan sangat menawan, aku membalasnya dengan senyuman simpul yang tersinggung di wajahku.

Dia menghela napasnya sambil terus memandangku yang menunduk malu. Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi di saat semua benar-benar membuatku sangat bahagia. Antara kami berdua yang berkolerasi dengan alam dan dunia. Asmaraloka yang benar-benar menyisir seluruh hati kami menjadikan renjana yang begitu kuat. Rinai dan hujannya selalu memegang kendali, suasana yang begitu lekat membalut kisah tentangku dan kak Asahi.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Eksan Syawaludin
Blog / Facebook: Coretanpena_26
Alamat: Bojonegoro, Jawa timur
Ig: @Coretanpena_26

Cerpen Tentangku dan kak Asahi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Harus Kuberi Judul Apa Ini?

Oleh:
Dia Athan, lelaki manis bermata sendu. Lelaki yang gemar menyusun diksi demi diksi menjadi kalimat apik yang menawan, lelaki yang piawai menuliskan aksara. Dia Athan, lelaki yang menemaniku selama

In The Illusion

Oleh:
Dunia begitu kejam. Tak peduli seberapa keras aku berusaha, dunia seakan-akan hanya menganggapnya sebagai angin yang berlalu. Aku menyerah. Aku sudah lelah. Aku sudah tidak kuat lagi. Buat apa

Rasa ini Bukan Kepalsuan

Oleh:
Pergi meninggalkan orang yang dicintai terkadang akan menjadi pilihan terbaik, ketimbang harus bersamanya tanpa ada rasa yang sama seperti diri sendiri yang mencintainya. Dan kalimat “cinta tak harus memiliki”

Selamat Tinggal January

Oleh:
“Lo tahun baru mau kemana, Vir?” Tanya Rena padaku. “Entahlah. Mungkin Papaku ngajakin ke tempat bersalju untuk menghabiskan bulan pertama di tahun baru disana.” Jawabku singkat. Sesungguhnya aku malas

Surat Cinta Untuk Sayangku

Oleh:
Kuingat pertama kali jantungku berdetak kencang saat mendengar alunan gitar yang kau mainkan ada ketenangan di sana, lagu cinta yang kau nyanyikan ketika kau menatap mataku dalam-dalam. Sungguh malu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *