What Is Love

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 25 July 2016

Apa kau pernah merasakan cinta pertama? Aku pernah. Waktu itu aku masih kelas 5 Sekolah Dasar. Apa kalian berpikir aku terlalu dini mengerti cinta. Tapi begitulah ceritanya. Cinta monyetku adalah cinta pertamaku. Apa kau pernah merasakan cinta pada pandangan pertama? Aku pernah!. Waktu itu aku baru memulai Sekolah Menengah Atas. Aku menyukai kakak kelasku semenjak awal aku melihatnya. Terus apa kau pernah merasakan Cinta yang datang karena terbiasa? Aku pernah!!. Saat ini aku merasakannya. Dimana aku merasa ada yang kurang jika dia tak ada kabar. Aku merasa senang jika dia berada di sampingku. Aku merasa sedih jika dia memperhatikan yang lain selain aku. Dan kadang aku selalu mencari alasan untuk berkomunikasi dengannya. sepertinya aku tak bisa tanpanya. Dan aku mengartikannya sebagai cinta. tapi kadang aku ragu apa ini cinta?

Dia jauh dari kata sempurna. Dia biasa saja. Hanya saja aku merasa nyaman jika berada di dekatnya. Jangan salah.. kita sudah menjalin hubungan selama 4 tahun. Whaatt? Apa kalian akan terkejut seperti itu? Iya, kami sudah berpacaran selama 4 tahun 2 bulan tepatnya. Dari waktu yang selama itu aku sudah mengenalnya dengan sangat baik. Mulai dari makanan kesukaanya, size bajunya, size sepatunya, tempat yang paling dia suka hingga kepribadiannya. Aku tau segala hal tentang dia. Tapi aku kadang berpikir, apa aku mencintainya? Itu adalah pertanyaan yang konyol yang sering aku pikirkan.

Ada alasan kenapa aku memikirkan itu. Cinta? Sebenarnya cinta itu apa? Apakah suka, sayang dan cinta itu sama? aku tak merasa hangat jika dia memelukku. Aku tak merasa tenang jika dia menatapku. Aku juga tak merasakan adanya getaran jika dia berada di dekatku. Tapi aku selalu merasa nyaman jika dia bersamaku. Aku adalah orang yang susah bersosialisasi. Aku lebih suka menyendiri. Aku terlalu asik dengan duniaku sendiri. Seperti ada gerbang yang besar yang memisahkanku dengan orang lain. Tapi dengan dirinya aku merasa berbeda. Aku menjadi lebih cerewet meski kadang-kadang aku tak nyambung.

“kau melamun eh?” katanya menyadarkanku. 15 menit kita sudah duduk di cafe ini. dan baru satu kalimat itu muncul. Aku hanya tersenyum.
“apa yang kau pikirkan hm?” dia menggenggam tanganku. Terlihat jelas dia mencemaskanku.
“Apa yang kau tau tentang cinta?” tanyaku begitu saja. Dia terlihat terkejut namun sedetik kemudian dia terlihat tersenyum dan mengacak rambutku. Aku menggeram kesal
“Cinta yaa…” dia menggantungkan kalimatnya
“sebuah rasa yang melebihi dari rasa sayang. Rasa yang ingin memiliki seutuhnya. Suka belum tentu cinta tapi cinta pasti didasari dengan suka. Entah bagian yang mana yang kau suka dari orang yang kau cinta. tapi kadang orang bilang cinta itu tak memiliki jawaban dan tak perlu sebuah alasan. Mungkin seperti itu.” Dia mengangkat bahunya dan masih tersenyum tulus ke arahku.
“Sementara kau? Apa yang kau tau tentang cinta?” Tanyanya sambil meneguk kopi pahit yang dipesannya tadi.
“Cinta… aku tak tau apa itu cinta..” jawabku pasrah mengalihkan pandanganku keluar jendela. Tak tau kenapa rintik hujan rasanya lebih indah dipandang saat ini.
“coba kau Tanya hatimu? Alasan kenapa kau selama ini bersamaku. Kau akan menemukan arti cinta menurutmu” perkataanya ada benarnya juga. Aku dari tadi melamun juga memikirkan ini.
“apa kau tak mencintaiku?” pertanyaanya mengagetkanku. Aku tersentak.
“apa yang kau katakan? Tentu saja aku mencintaimu.” aku tak tau apakah aku berbohong atau tidak.
“darimana kau tau kalau kau mencintaiku sementara kau tak mengerti arti cinta itu.” Dia masih tetap menyesap kopinya dengan tenang. Sambil sesekali meliriku.
“Apa kau baru menyadari kalau kau tak mencintaiku?” tambahnya. itu cukup membuatku sakit mendengarnya. Aku meremas rok biru yang aku kenakan. Mataku terasa memamanas.
“Kenapa? Kau ingin mengakhiri hubungan ini?” tanyanya lagi masih tetap dalam posisi meneguk kopinya.
“lebih baik kita akhiri dari pada kau terluka karena tak mencintaiku. Aku bisa mencari gadis yang mencintaiku. Kau juga bisa..”
“Berhenti.. jangan lanjutkan. Aku mohon…” runtuh sudah pertahananku. Tak tau dari mana asalnya air mata ini, mengalir begitu saja di pipiku.
“Kenapa?” dia menghapus air mataku dan menggenggam tanganku.
“apa kau sakit mendengar kata-kataku? Apa kau merasa sesak membayangkan aku bersama gadis lain?” pertanyaannya benar. Aku hanya menganggukan kepalaku.
“itu artinya kau mencintaiku.” Dia mencium keningku. Ada rasa hangat yang aku rasakan. Benar aku takut kehilangannya. Aku sakit mendengar kata-katanya. Aku sesak memikirkannya dengan orang lain. Aku pun tersenyum menatapnya.
“maaf… aku meragukan perasaanku.” jawabku sambul menunduk. Sebuah tangan besar terasa mengacak rambutku.
“ayo pulang.. sudah malam” katanya seraya menggandeng tanganku erat. aku tersenyum menatapnya.

Aku sadar ternyata cinta itu memang tak perlu alasan dan jawaban. Aku nyaman bersamanya. Dan aku tak bisa tanpanya. Itu cukup untukku mengartikannya sebagai cinta.
“Kenapa kau tak menanyakan aku?” katanya di tengah perjalanan kita pulang.
“Tanya apa?” tanyaku balik. Aku tak mengerti apa yang dia katakan.
“Kenapa kau tak bertanya seperti ini? Raka apa kau mencintaiku? Seperti itu misalnya.” Katanya lagi. Aku mengerucutkan bibirku tanda aku kesal
“apa kau mencintaiku?.” Tanyaku sesuai dengan harapannya.
“tidak” jawabnya enteng dan melepaskan tanganku. Aku terkejut.
“aku tidak mencintaimu, tapi aku SANGAT mencintaimu Dara…” teriaknya sambil berlari menjauh dariku. Dasar…
Aku tersenyum menyusulnya. Cukup dengan bahagia bersamanya sudah mampu mengartikannya sebuah cinta.

Cerpen Karangan: Arizt Idha
Facebook: Arizt Idha

Cerpen What Is Love merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Ternyata Dia…

Oleh:
Mia, ya dia adalah siswa yang duduk di SMK jurusan Adm. Perkantoran. Dia dikenal culun oleh teman-temannya dan kurang pergaulan, tak banyak temannya yang tahu tentang kehidupan dan kepribadiannya,

Cinta Monyetku

Oleh:
Masa-masa SMA emang masa yang paling indah kata orang dan masa itu masa yang gak akan terulang. Sekarang Dinda sudah gak pake seragam putih abu-abu lagi, sudah bukan anak

Taman Bulan

Oleh:
Aku adalah pemuda 19 tahun yang baru saja menyelesaikan masa SMAku. Tidak ada yang spesial dari kehidupan setelah masa SMA ini. Bosan, bosan dan bosan, itulah yang aku rasakan

Ternyata Gue Kalah Oke

Oleh:
KUDA KUDA apa yang bikin gue jungkir balik? nggak tahu? kalian mau tahu? jawabannya adalah KUDApat pacar baru yang cantiknya selangit. Hehehe… itulah yang biasanya gue lakukan kalau dapat

Janji Dua Puluh Desember

Oleh:
“Pagi, Dina. Udah siap belum?” sapa seseorang di luar sana. Dina sudah sangat kenal suara itu. Siapa lagi yang selalu melontarkan pertanyaan yang sama setiap paginya kalau bukan Reza,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *