Akhir Kisahku (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 28 November 2014

Sang mentari mulai menampakkan diri, sinarnya yang berwarna kuning kemerahan kini mulai menyinari setiap sudut tempat. Seorang gadis kini tengah berdiri di hadapan cermin di depannya. Tampak ekspresi sumringah disertai senyuman tipis di wajahnya. Dengan rambut terurai rapi disertai bando berwarna biru yang menghiasi rambutnya. Gadis berpakaian putih biru itu mengambil buku diary bergambar Doraemon dan mulai duduk di meja belajarnya.

Dear Diary…
Tuhan, terima kasih karena kau masih memberiku kesempatan untuk hidup lebih lama lagi di dunia ini.. aku berjanji akan melakukan yang terbaik di hidupku ini… aku berjanji akan menjadi adik yang baik untuk kak Rio dan Adiba, dan kakak yang baik buat Bagas, dan aku berjanji akan menjadi anak yang baik untuk mama dan papa di surga, dan aku akan menjadi sahabat yang baik buat sahabat terbaikku…
Jakarta, 10 November 2013
Bella Graceva Amanda Haling

Gadis itu menutup buku diary miliknya dan kembali meletakannya di meja belajarnya. Dengan dihiasi senyuman, Bella Graceva Amanda Haling atau kerap disapa Bella kini mulai beranjak dari duduknya. Ia bergegas ke ruang makan di rumahnya.

“pagi Kak, pagi Gas…” sapa Bella dengan senyuman manis di wajahnya, Bagas dan Rio pun sontak melihat ke arah Bella. “pagi..” jawab keduanya bersamaan lalu melanjutkan menyantap sarapan. “tumben cerah, biasanya jutek…” sindir Bagas yang sedang melahap makanannya. “ih, gak papa dong… hari baru semangat baru..” jawab Bella sambil mengoleskan selai di roti tawarnya. “udah deh, cepet makan, nanti keburu siang…” protes Rio.

Dengan senyum manisnya, Bella mulai berjalan melewati koridor sekolah. Hari ini memang tak begitu ramai, mungkin karena memang hari ini masih terlalu pagi. Sambil berjalan, Bella memperhatikan seseorang yang kini tengah asyik bermain basket sendirian. Tiba-tiba.. “AWWW…” ringisnya kesakitan karena terkena lemparan bola basket oleh seorang siswa hingga terjatuh.
Siswa itu pun langsung menghampiri Bella. “maaf..lo gak apa-apa kan? Apa perlu gue anter ke UKS?” tanya siswa tersebut yang khawatir Bella kenapa-kenapa. “gak papa… gak usah, gue gak kenapa-kenapa kok…” jawab Bella dengan senyum manisnya. Siswa itu pun membantu Bella untuk berdiri. “makasih..” ujar Bella, “sama-sama, oh ya, nama lo siapa?” tanya siswa itu sambil tersenyum pada Bella.
“aku Bella… kamu?” jawab dan tanya Bella, “aku Iqbaale… lo kelas berapa?” tanya Iqbaale. “gue kelas IX-2..” jawab Bella, “ooh, anak IX-2, gue anak IX-1…” seru Iqbaale. “wah, hebat dong, bisa masuk kelas unggulan…” puji Bella, “ah biasa aja kok… ya udah gue lanjut maen basket dulu ya.. bye..” ujar Iqbaale lalu pergi menuju lapangan basket.
Bella masih mematung di tempatnya berdiri. Siswa itu, Iqbaale.. mampu membuatnya salah tingkah dan nyaman. “eh iya, gue ada PR yang belom dikerjain…” seru Bella lalu berlari menuju kelasnya.

“sumpah, tuh anak cakep banget…” ujar Iqbaale sambil mendrible bola basket. “woy…” teriak seseorang tepat di telinga Iqbaale. “baale, kayaknya seneng banget, kalo punya cerita seneng bagi-bagi dong..” ujar orang itu yang tak lain adalah sahabat karib Iqbaale. “iya nih, cerita dong Baale.,” seru salah seorang lainnya.
“tadi bola basket gue gak sengaja kena kepala orang, nah gue kenalan sama orang itu… orangnya cantik, banget…” jelas Iqbaale sambil terus mendrible bola basketnya. Sahabatnya, Bastian dan Aldi pun hanya mengangguk.

“salsha…” teriak Bella dari depan kelas pada sahabatnya Salsha yang tengah membaca sebuah novel. “Bella…” balasnya sambil berteriak. “tumben jam segini udah dateng…” tanya Salsha pada Bella yang kini sudah duduk di sampingnya. “gak apa-apa, tadi gue bangunnya pagi, kak Rio n Bagas juga udah pada siap..” jelas Bella. “tau gak Bell.. tadi gue liat anak maen basket.. keren banget., namanya itu kalo gak salah Iqbaale” seru Salsha dengan sangat antusias, “oh, Iqbaale..” lanjut Bella sambil tersenyum pahit.
“lo tau Iqbaale kan?” tanya Salsha, “tau…” jawab Bella singkat. Setelah beberapa lama mengobrol, bel masuk pun berbunyi. Mereka berdua pun segera menghentikan obrolannya dan segera duduk di bangkunya masing-masing.

ADVERTISEMENT

“kak Rio sama Bagas mana sih?” keluh Bella di parkiran sekolah Idola Nusantara. “hy Bell..” sapa seseorang dari belakang Bella. “eh lo Baale… lagi apa disini?” tanya Bella, “mau ngambil motor… lo sendiri ngapain disini?” tanya Iqbaale. “gue lagi nungguin kakak sama adek gue..” jawab Bella, “oh, gue anter mau gak?” tawar Iqbaale. “emang gak apa-apa? nanti ngerepotin lo lagi..” seru Bella. “gak lah, udah deh gue anter.. gue ambil motor dulu ya, lo tunggu disini..” seru Iqbaale lalu pergi menambil motornya.
Bella pun menunggu Iqbaale, tak lama kemudian datang Iqbaale. “lama ya? Hehe..” tanya Iqbaale cengiran, “gak kok…” jawab Bella. “oh, ya udah cepetan naik…” seru Iqbaale, Bella pun naik ke motor Iqbaale. “pegangan kali Bell…” seru Iqbaale, “ya udah deh.. iya…” jawab Bella sambil memegang pinggang Iqbaale. Mereka pun akhirnya pulang ke rumah Bella.

“makasih ya Baale…” ucap Bella saat sudah sampai di depan rumahnya, “siip, nyantai aja kali…” ujar Iqbaale. “mau mampir dulu gak?” tawar Bella, “gak usah deh, oh ya gue balik dulu ya… bye..” seru Iqbaale lalu mengendarai motornya dan pulang ke rumahnya. Bella pun segera masuk ke rumahnya.

Bella baru saja sampai di kamarnya, ia pun merebahkan diri di atas kasur tidurnya. Tak lama kemudian, ia mengambil buku diary bergambar Doraemon miliknya.

Dear Diary
Hari terbaik yang pernah kualami mungkin adalah hari ini.. IQBAALE dia itu cowok yang baik, bahkan lebih dari baik… tapi sayang, dia itu juga ditaksir sama Salsha… tapi apa boleh buat, aku lebih baik mengalah…
Jakarta, 10 November 2013
Bella Graceva Amanda Haling

Tanpa sadar, cairan merah itu mulai mengalir dari hidungnya. “tuhan.. kumohon, jangan sekarang…” batin Bella ketika menyadari cairan merah itu mulai mengalir di hidungnya. Selama ini, Bella menyimpan dalam-dalam tentang penyakitnya yang telah ia idap selama 3 tahun terakhir. Ia menyembunyikan hal tersebut karena tak mau kakak dan adiknya khawatir padanya.
Apalagi setelah orangtuanya meninggal, Rio harus giat belajar, karena suatu hari nanti ia akan menjadi pemimpin di perusahaan sang ayah yang sekarang dipimpin oleh orang lain. “mungkin gue harus ke rumah sakit deh…” ujar Bella lalu bergegas mengganti baju. Tak lama kemudian ia pun mengambil tas dan segera pergi ke rumah sakit.

“si Bella mana ya? Apa belom sampe? Mungkin dia ke rumah temennya kali ya…” cerocos Rio lalu pergi ke kamarnya. Tanpa ia ketahui, Bella sedang pergi ke rumah sakit. Rio pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, ia pun langsung mengambil Hp BB miliknya.
Via SMS

To : Shilla Bawel
Hi Shilla!!

To : Rio Haling
Hi!! Tumben sms, biasanya lagi tidur…

To : shilla Bawel
Ya justru itu, aku Cuma mau bilang, aku mau bobo siang dulu. Jadi maaf kalo nanti sms kamu gak dibales… Hehe :p

To : Rio Haling
Owh, Yaudah.. met bobo siang,

To : Shilla Bawel
Iya…

Rio pun merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Tak lama kemudian terdengar suara orang mengetuk pintu. “ganggu aja, gue kan baru mau tidur..” keluh Rio namun dengan terpaksa ia harus turun tangga dan membukakan pintu.
“lama banget sih..” ujar Bagas lalu masuk kerumahnya saat Rio baru membukakan pintu rumahnya. “lo tadi kemana? Gue tungguin di parkiran gak dateng-dateng…” protes Rio lalu menutup pintu dan duduk di sofa ruang tamu, Bagas pun ikut-ikutan duduk di sofa itu. “tadi gue latihan basket dulu..” jawab Bagas sambil meminum air putih yang baru saja diambilnya dari dapur.
“oh ya, Bella ngomong sesuatu gak sama lo? mau bilang kemana dulu gitu?” tanya Rio, “gak, palingan juga dia ke rumah temennya…” ujar Bagas sambil twitteran di Hp miliknya. “mmm, kok perasaan gue gak enak ya?” ujar Rio, “alah, gak usah lebay deh… Bella baik-baik aja…” seru Bagas meyakinkan Rio.

“permisi dok…” seru Bella saat baru sampai di pintu ruang dokter. “eh Bella… kok kamu gak pernah kesini lagi? Kan pengobatan kamu masih harus berjalan…” ujar dokter perempuan itu ramah. “emm, lagi banyak tugas dari sekolah dok, jadi lupa deh kalo masih harus kesini…” ujar Bella lalu duduk di kursi.
“oke… ya udah sekarang kita periksa lagi ya. Tapi sebelumnya, apa yang kamu rasain akhir-akhir ini?” tanya dokter sambil mempersiapkan alat-alat. “akhir-akhir ini aku emang sering pusing sama mimisan…” seru Bella. “oke… ayo, kita mulai periksa keadaan kamu…” seru Dokter, Bella pun langsung tiduran di kasur rumah sakit.

“gimana dok?” tanya Bella ketika baru selesai diperiksa. “keadaan kamu cukup menurun drastis… tapi jangan khawatir, saya akan memberikan kamu resep obat yang bisa kamu tebus nanti…” jelas dokter lalu menuliskan resep obat untuk Bella. “ini… jangan lupa nanti periksa lagi..” ujar dokter sambil menyerahkan resep obat, “oke.. makasih ya dok, oh ya, saya permisi pulang dulu ya dok..” ujar Bella lalu keluar dari ruang dokter itu.

“Bella pulang…” ujar Bella ketika baru saja sampai di rumahnya. “lagi ngapain kalian?” tanya Bella lalu duduk di antara Rio dan Bagas. “nungguin lo Bell…” seru Bagas dan Rio bersamaan. “aduh, jadi tersanjung nih ditungguin dua cowok keren…” ujar Bella sedikit bercanda. “aduh malu gue disebut keren…” ujar Bagas sambil komat kamit gak jelas.
“gue ke kamar dulu ya… bye…” seru Bella lalu berlari ke kamarnya. “heran gue…” ujar Rio, “heran kenapa?” tanya Bagas penasaran. “heran, kan gue itu ganteng, walaupun pesek, trus gue normal.. punya cewek cantik… nah adek-adek gue, pada gaje semua…” ujar Rio lalu berlari ke kamarnya karena tau kalau Bagas pasti mengejarnya. Sementara itu Bagas pun ikut berlari ke kamarnya.

“hy Bell..” sapa Iqbaale yang baru saja turun dari motornya, “hy Baale…” jawab Bella yang sedang berjalan menuju kelasnya diikuti oleh Iqbaale. “Bell, kok muka lo pucet gitu sih? Lo sakit?” tanya Iqbaale khawatir. “ah gak kok, mungkin Cuma perasaan kamu aja…” jawab Bella sambil tersenyum manis pada Iqbaale. “oh, syukur lah kalo lo gak sakit…” lanjut Iqbaale.
“hy Bell…” sapa seseorang dari belakang Bella dan Iqbaale yang tak lain adalah Salsha. “hy Sal… oh ya, kenalin ini Iqbaale.. dan Iqbaale kenalin ini Salsha” ujar Bella. Salsha langsung antusias bersalaman dengan Iqbaale. “oh ya, Bell, Sal.. gue duluan ya… bye…” seru Iqbaale lalu pergi ke kelasnya.
“akhirnya… gue bisa kenalan sama dia…” ujar Salsha sambil senyam-senyum gak jelas. “udah deh jangan lebay, ke kelas yuk…” ajak Bella. Mereka berdua pun berjalan ke kelasnya.

“Bell… pulang bareng yuk…” tawar Iqbaale ketika melihat Bella sedang duduk di dekat parkiran mobil di sekolahnya. “gak ah, nanti ngerepotin kamu lagi…” ujar Bella. “gak kok, ayo gue anter…” tawar Iqbaale. “ya udah deh, makasih ya…” lanjut Bella lalu menaiki motor Iqbaale. Mereka berdua pun segera pulang ke rumah Bella.
“dasar tukang carmuk…” ujar Salsha dengan nada kesal yang dari tadi memperhatikan Iqbaale dan Bella dari kejauhan. “awas aja Bell, gue gak mau jadi sahabat lo lagi…” lanjutnya lagi lalu berlalu dari tempatnya berdiri.

“mau mampir dulu gak Baale?” tawar Bella, “gak deh, makasih… nanti ngerepotin..” ujar Iqbaale. “gak kok, yuk masuk dulu..” ajak Bella, Iqbaale pun mengikuti Bella masuk ke rumahnya. “carmuk amat sih, sok cantik…” ujar Salsha yang sedang memperhatikan Iqbaale dan Bella dari rumahnya yang berhadapan dengan rumah Bella.
“duduk dulu Baale… gue buatin minum dulu ya..” seru Bella lalu pergi ke dapur. “assalamu’alaikum…” teriak Bagas dari luar rumah. “wa’alaikum sallam…” jawab Iqbaale, “lho, kak Iqbaale… lagi ngapain disini kak?” tanya Bagas lalu duduk di sebelah Iqbaale. “lagi mampir aja… kok lo bisa disini?” tanya Iqbaale. “ini rumah gue, kak Rio sama Kak Bella…” jelas Bagas. “oh, jadi Bella itu kakak lo..” seru Iqbaale. “iya kak…” jawab Bagas.
“eh, lo udah pulang…” ujar Bella sambil menaruh segelas jus jeruk di meja. “silahkan diminum Baale..” tawar Bella. Iqbaale pun meminum minuman yang sudah Bella buatkan utuknya. “makasih Bell…” ujar Iqbaale, Bella pun tersenyum. Mereka bertiga pun asyik mengobrol.

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Iqbaale pun berpamitan pada Bella dan Bagas dan ia pun segera bergegas pulang ke rumahnya.

Cerpen Karangan: Gina Fitria
Blog: ginafeesweet.blogspot.com
Nama: Gina Fitria
Umur: 14 Tahun
Sekolah: SMPN 2 Rancakalong

Cerpen Akhir Kisahku (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Terimakasih Motivatorku

Oleh:
“Besok aku berangkat” ucapku seraya menundukkan kepala, “Kapan kamu kembali?” ucap Irma sahabatku sambil menepuk bahuku yang lesu, “Mungkin 6 tahun lagi” jawabku pelan “Lama ya, bukannya saat itu

Cinta Berakhir

Oleh:
Biarkan hati ini tenang tanpamu disini. yang selalu membuatku bahagia denganmu. Mengubah hidup ini lebih berwarna, Memiliki makna. Bersamamu. Aku ingin bersamamu. Jam menunjukan pukul 00.00, seorang gadis cantik

Bukan Salah Tuhan

Oleh:
Hujan selalu meresonansikan masa lalu. Dan aku sampai pada sebuah cerita lama, Tentang episode-episode yang ingin kulupakan. Kupandangi laut lepas yang terhampar di kejauhan sana, mengangumi keindahan alam ciptaanNya.

Semesta

Oleh:
“Aku tak menyukaimu.” Lagi, lagi Dera menyangkal perasaan yang selama empat bulan ini bergelut sendirian di hatinya. Pria tersebut memincingkan matanya, mencari bukti bahwa apa yang diucapkan gadis itu

Aku Bahagia Melihatmu Bahagia

Oleh:
Tidak tahan dengan ini semua, aku langsung berlari meninggalkan kerumunan yang membuat sesak. Toilet adalah tempat yang tepat, di sana aku bisa menangis sepuas-puasnya tanpa khawatir ada yang memperhatikan.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *