Bunga Terakhir Untuk Mika

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 9 April 2015

Sudah hampir satu jam Mika mondar-mandir mengelilingi kamarnya, gadis ini terlihat sangat gelisah. Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di meja belajarnya, tapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu.

“Laskar, kamu kemana sih?! Dari tadi siang sampai malam gini kok tidak menghubungin ku sih. Kamu masih marah? Maafkan aku” gerutu Mika sambil menekan tombol hpnya.

Sebelumnya, Mika sempat bertengkar dengan Laskar di kantin sekolah. “Tadi kamu lihat Rama dengan Candy tidak?” ucap Mika, “Tidak” balas Laskar dengan ekspresi datar, “Bohong sekali, jelas-jelas meja kamu berada di depan meja Candy” balas Mika dengan wajah cemberut, “Iya-iya tadi aku memang melihatnya, memang kenapa sih? Sepertinya kamu selalu comment setiap ada lelaki yang memberi bunga pada pasangannya” jawab ketus Laskar, “Ih kamu itu pura-pura tidak peka, atau memang tidak peka beneran sih?” balas Mika dengan nada tinggi, “Lho, maksudmu apaan sih? Kamu ingin aku beri bunga juga seperti pasangan-pasangan abg-abg alay?” balas Laskar dengan nada lebih tinggi, “Ya ampun Laskar, apa aku salah ingin dibelikan setangkai bunga saja? Sudah dua tahun menjalin hubungan dengan kamu, tapi aku tidak pernah tuh dibelikan setangkai bunga pun oleh mu. Beda sekali waktu aku sama…” Belum sempat melanjutkan Laskar sudah memotong omongan Mika “Waktu kamu dengan siapa? Waktu kamu dengan Faris? Sudah berapa kali sih kita selalu bertengkar hanya karena masalah bunga?! Sudah berapa kali kamu selalu membandingkan aku dengan mantan-mantanmu?! Aku bukan dia Mika, kalau memang kamu lebih nyaman dengan dia tinggalkan saja aku! Terima kasih telah membuat selera makan ku hilang.” Laskar pergi meninggalkan Mika. Sejak siang itu Laskar tidak menghubungi Mika.

Tiba-tiba sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis Laskar. Secepat kilat dia membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar. Ternyata orang yang sedang ia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen futsal. Setelah membalas SMS itu, Mika memejamkan matanya untuk tidur, karena malam telah larut.

Keesokan harinya…

Seperti biasa, Mika selalu mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat sekolah. Namun, Laskar tidak menjawab pesan singkatnya, “Mungkin dia tidak ada pulsa” ucap Mika dalam hati. Sebelum berangkat ke sekolah Mika selalu mencium foto Mamahnya, “Mika berangkat mah, assalamualaikum.” Ucap Mika pada bingkai foto Mamahnya. Mika sudah di tinggal oleh Mamahnya sejak dia kelas enam SD, Mika hanya tinggal dengan Ayahnya yang selalu sibuk oleh pekerjaan kantornya. Semenjak ditinggal oleh Mamahnya Mika berjanji bahwa dia tidak akan pernah menangis lagi, karena tidak hal yang lebih sakit dari ditinggalkan oleh Mamahnya.

Sesampainya di sekolah…

Mika tidak melihat batang hidung Laskar sama sekali, “Mungkin dia sedang sibuk dengan kegiatan eskulnya” ucap Mika dalam hati. Mika pun masuk kelas dan pelajaran pertama dimulai, hingga bel istirahat berbunyi tidak ada satu pun materi yang masuk, pikiran Mika hanya tertuju pada Laskar hatinya pun gelisah. Mika bergegas mencari Laskar ke kelasnya namun Lischa, teman sebangku Laskar mengatakan bahwa Laskar tidak masuk sekolah karena izin pergi ke luar kota. Mika bergegas pamit pada Lischa, dan segera mengirim pesan singkat kepada Laskar.

Mika
“Kok kamu tidak bilang kalau kamu pergi keluar kota? Apa kamu masih marah sampai tidak pamit kepada ku?”

Laskar
“Maaf sayang tadi aku sibuk sekali, jadi tidak sempat memberitahu kamu”

ADVERTISEMENT

Mika
“Hmmm, okelah kalau memang begitu. Kamu memang pergi kemana? Berapa lama?”

Laskar
“Aku sedang sibuk. Sorry, I’ll call you back later. Love you!”

Mika
“Okay, take care and be careful. I love you to!”

Setelah membaca lagi pesan singkat dari Laskar, Mika merasa ada yang aneh dengan pesan dari kekasihnya itu.

Sudah hampir satu bulan Laskar tidak menghubungi Mika. Mika sudah mencoba menghubungi hpnya namun tidak pernah diangkat, selalu mengirim pesan singkat namun tidak pernah dibalas. Sudah pernah mencoba mendatangi rumahnya tetapi kosong. Tetangganya berkata bahwa keluarga Laskar sudah pindah rumah. Mika sangat bingung, Mika ingin sekali menangis namun aku sudah berjanji kepada Alm. Mamah tidak akan pernah menangis.

Sudah tiga bulan Laskar menghilang, rasanya semua berlalu begitu cepat. Besok adalah tanggal 28 Desember hari jadi ku yang ketiga tahun dengan Laskar. Setiap tanggal 28 December Laskar pasti selalu memberiku kejutan, walaupun dia tidak pernah memberiku bunga namun aku selalu senang dengan kejutan yang selalu dia beri. Lamunan ku tiba-tiba buyar ketika melihat ada pesan masuk di hpku, tidak menyangka ternyata…

Laskar
“Do you remember what day tomorrow? I waiting for you at the usual place we meet, okay. see you tomorrow”

Keesokan harinya, di tempat biasa…

“Lischa?” sapa Mika dengan kaget, “Hai Mika, ayo ikut dengan ku” jawab Lischa dengan lembut, “Maaf Lischa aku sudah ada janji dengan Laskar” balas Mika dengan wajah bingung, “Iya Mika kamu akan bertemu dengan Laskar” jawab Lischa dengan bibir bergetar. Belum sempat menjawab Lischa sudah menarik tangan Mika, dan membawa Mika ke sebuah toko bunga yang sepertinya baru dan nama toko bunga itu “Mika Florist”. “Ini toko bunga milik siapa Cha?” Tanya Mika dengan bibir menganga tidak percaya, “Ayo ikuti aku, kamu akan tahu sendiri jawabanya” Jawab Lischa dengan senyum menahan tangis. Dibawalah Mika ke halaman belakang toko bunga itu, dan rasanya tidak percaya Mika melihat sebuah makam yang bernamakan “Muhammad Laskar Putra Junior”. Tanpa sadar air mata Mika keluar begitu saja, Lischa memberikan sebuah kertas yang berisi

“Mika sayang aku tau pasti kamu lagi nahan air mata kamu, kamu harus tahan inget janji kamu sama Mamah kamu. Aku tau aku bukan pacar yang baik buat kamu, aku pergi ninggalin kamu gitu aja, aku tau aku bukan pacar yang baik buat kamu, aku gak pernah ngasih apa yang kamu mau, bahkan setangkai bunga pun aku gak pernah kasih buat kamu. Aku emang bukan tipe cowok yang romantis aku tidak seperti mantan-mantamu yang selalu meberikan apa yang kamu mau. Kamu masih inget kan sayang kalau kamu selalu ingin punya toko bunga yang bernama “Mika Florist”? Maafin aku, aku gak bisa ngasih setangkai bunga selama dua tahun ini. Tapi tepat di tanggal 28 Desember ini aku ngasih ini buat kamu, semua ini buat kamu. Cuma kamu yang buat aku semangat hidup, maafin aku. I never going wherever, I’m always on your side my little angel. I Love you. -Laskar-”

Tanpa Mika ketahui, ternyata Laskar mengidap penyakit yang sangat parah. Mika merasa orang yang paling jahat karena saat Laskar kritis Mika tidak berada di sampingnya. Sebelum pergi, Laskar meminta kepada orangtuanya untuk dimakamkan di halaman belakang toko bunga yang ia beri untuk Mika. Lischa bercerita bahwa Laskar menyiapkan semua ini sendiri hanya untuk Mika.

“Kepergianmu adalah kesakitan kedua yang aku rasakan setelah kepergian Mamah. Menerima kenyataan sangat sulit, tapi kamu akan sadar bahwa kentayaan akan membuat kamu jauh lebih dewasa. Terimakasih Laskar ini hadiah yang paling indah. Mamah maafin Mika, Mika ngelanggar janji Mika. Semoga Laskar bertemu Mamah di surga dan menyampaikan permintaan maaf Mika. Bunga terakhir yang kamu kasih lebih dari indah dan tidak akan ada yang seindah bunga pemberian kamu. Selamat jalan Laskar maafkan aku, aku selalu cinta kamu. -Mika-”

Cerpen Karangan: Lintang Dwi Rahmadanti
Blog: http://lintangdwir.blogspot.com

Follow my twitter: @Lintangdwi06
Follow my instragram: Ldrahmdanti

Cerpen Bunga Terakhir Untuk Mika merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Penantianku Yang Tak Berujung

Oleh:
“cinta itu sabar, seperti pelangi yang menunggu hujan reda” Hari itu kulihat senja di bawah pohon tempat dimana aku meluangkan segala kepedihanku dengan pena dan buku kecilku. “mega yang

I Am Psikopat

Oleh:
Semua itu berawal dari sebuah kayu yang ada di depan pintu kamarku dan kayu itu telah merubah semua yang ada di kehidupanku. Hari itu, aku sedang menonton televisi. Berhubung

Lima Menit

Oleh:
“Fan, dengerin dulu. Jangan gegabah ngambil keputusan. Takutnya nanti nyesel.” Nasehat Afiq diiringi suara gemercik hujan, bak angin yang berlalu di telingaku. Aku terlanjur kecewa. Bahkan memberi sedikit penjelasan

Semu

Oleh:
Bersama hela desah angin. — “Lagi apa?” “Mau gak jadi sahabatku?” “Bintang yang indah,” “Aku suka hujan.” “Aku nggak bisa,” “Ya. Aku pun tahu jawabannya,” — “RIO!” Akhirnya dia

Ternyata Aku Salah

Oleh:
Pagi itu gue semangat banget berangkat ke sekolah, ya maklumin aja hari ini hari pertama gue masuk SMA. Saat ini gue ada di kelas X ipa 2. Di kelas

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *