Catatan untuk Frea
Cerpen Karangan: Ferdian DimasKategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Rindu
Lolos moderasi pada: 27 December 2022
Masih kusimpan rapi, kisah yang indah dalam sebuah catatan. Sudah lama aku tak membuka setiap jilidnya. Catatan itu Seakan melukis semua kenangan. Ya walaupun. Aku tak begitu banyak mengingat setiap kejadian. Setidaknya sudah tersusun dalam deretan kata. Kau tau, semua ini kutulis untuk mengingatmu sewaktu-waktu.
Desember 2017
Kala itu, hujan turun begitu pelan. Aku menikmati setiap rintiknya dengan secangkir kopi pahit. Menenggelamkanku dalam kesedihan. Desember penuh dengan cerita, dimana tuhan mempertemukan kita di antara banyak pilihan, walaupun kau memilih untuk mengakhirinya. Tetapi hujan masih saja betah. Seperti halnya rindu yang selalu kutitipkan di setiap percikannya.
Frea ini tentangmu, pagi ini milikmu. Hujan terus membasahi bumi. Seiring dengan irama lagu favoritmu. Kau perlahan masuk dalam ingatanku. Terserah kau saja. Aku ingin segera mengakhiri. Tapi egois sekali sepertinya. “Biarkan saja ini berlalu dengan semestinya” itu kan katamu. Tetapi, tak semudah yang dibayangkan ternyata. Bagaimana bisa aku melupakan kejadian yang membuat aku kehilangan arah. Tersesat, rindu, menangis dan selalu saja begitu, lagi dan lagi.
Apakah kamu tidak mengerti, sedikit saja. Perasaan yang aku ciptakan hanya untukmu, semua itu tentangmu. Sedikit saja kamu mengerti, bolehkan?
Apa aku salah?
Jika aku selalu memintamu untuk kembali, dan duduk berhadapan denganku, hanya sekedar memutar lagu favoritmu, ketika sore kembali datang. Membuatkan secangkir kopi untukku. Bercerita tentang bagaimana kerasnya dunia, bagaimana bertahan hidup dan bagaimana kita bisa jatuh cinta? Ya. Itu lucu bukan. Cuma sebatas itu yang aku mau dan mengapa kamu tidak berbicara sepatah kata sekarang.
Atau kamu sudah begitu bahagia, sampai kamu benar benar lupa, ada aku yang selalu menantimu kembali. Atau kamu sengaja membuat aku menangis. Biar tahu apa itu luka, apa itu air mata. Kamu terlalu banyak bercanda Frea. Apa tidak ada cara lain membuat aku menangis.
Hey Frea. Apa kabar kamu hari ini, Tadi aku melihatmu tersenyum. Kau tau? Aku begitu bahagia. Kutulis catatan pertamaku. Menghiasi kertas putih dengan namamu. Apa ini jatuh cinta? Ahh pembodohan sekali kataku. Hingga akhirnya kubawakan kamu sepucuk bunga. Dan membiarkan rasa ini untuk mengungkapkan. Walaupun tanpa ada satu kata yang tercipta. Bahagia itu melebihi semesta dan seisinya.
Bolehkan aku ungkapkan sedikit kata yang belum pernah aku sampaikan kepada siapapun di dunia ini. Sedikit saja “I love you” kata ini aku titipkan pada angin yang membawa hujan di pagi bulan Desember. Di Setiap rintiknya aku titipkan rindu untukmu semoga kau mengingatku.
Sudahlah. Mungkin kamu lupa, padahal itu belum lama, sebelum tuhan benar benar memanggilmu. Terimakasih frea atas lukanya. Terimakasih senyuman itu, Terimakasih segalanya. Aku sangat merindukanmu.
Pesan ini kusampaikan pada angin yang lembut selembut sikapmu, pesan yang belum sempat aku sampaikan ketika kau masih ada di dunia. Ketika kau menangis dalam pelukanku, ketika aku masih bisa melihat senyummu, Semoga kamu tenang di sana yaa frea, Ini aku orang yang menyukaimu sewaktu dulu.
Cerpen Karangan: Ferdian Dimas
Blog / Facebook: Ferdian dimas
Cerpen Catatan untuk Frea merupakan cerita pendek karangan Ferdian Dimas, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Saksi Bisu Cinta Aisyah
Oleh: Choirul ImroatinKubuka pintu di kamar, kemudian aku masuk dan membuka jendela kamarku. Berharap, suamiku akan bangun tatkala sinar matahari masuk melalui sela-sela dedaunan dan menembus ke dalam ruangan melalui jendela
Senja Penanti Hujan
Oleh: Reza Patrick OrlandoSore sudah berganti senja. sisa hujan yang turun mulai rintik di sela langit jogja. saya masih celingukan di antara ruas jalan mencari sisa angkutan umum untuk mengantar saya pulang.
Aku Mencintai Kamu
Oleh: Resky Maulidya ThamrinNamaku kiki, aku bersekolah di SMAN 17 Makassar, aku mendapat kelas X6. Awal masuk SMA aku berkenalan dengan teman-teman sekelasku tapi ada satu orang cowok yang betul-betul berbeda saat
Hari ke-365
Oleh: MymoRinjani berjalan menyusuri kegelapan malam. Rintik hujan menemani perjalanannya, payung transparan menjadi selimutnya. Hanya sendiri, sendiri dan sendiri, hanya rinai hujanlah yang menemani. Tubuh mungilnya mengigil kedinginan. Namun apakah
Takdir ‘Ai’ Kita (Part 1)
Oleh: SuejraedaTakdir. Satu garis yang telah dilukis Tuhan buat para hambanya. Seperti saat ini. Ketika seorang pria bernama Emir Haidar sedang duduk tenang di meja kafe dan menatap serius laptopnya
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply