Cinta Abadi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 5 January 2016

Hujan terus menggeritik, aku dan sahabatku terduduk di bangku kantin yang pada saat itu telah sepi dan kosong. Aku menceritakan semua tentang diriku.
“Alawi” ujarku.
“Ada apa Ria, kenapa kamu sedih kayak gini?” ucap Alawi.
“Aku terkena penyakit kanker paru-paru stadium 4” aku pun tertunduk.
“Apa?!” Alawi pun sontak berteriak.
“Iya, mungkin aja hidupku sudah tak lama lagi” aku pun berlinang air mata.

“Apakah orangtuamu sudah tahu? Bagaimana dengan Putra lelaki yang kau cintai?”
Aku pun masih tertunduk dan menangis, “orangtuaku belum mengetahui semua hal ini, kamu adalah orang yang pertama mengetahui hal ini, ku mohon jangan beritahu hal ini ke orangtuaku karena aku tidak ingin membuatnya sedih. Sebenarnya Putra sudah tahu bahwa aku mencintainya tetapi dia tidak mempedulikanku.” tiba-tiba ke luar darah segar dari hidungku.
“Ria hidungmu!” aku pun segera mengusap darah yang mengalir di hidungku. “ayo sekarang kita pulang!” ucap Alawi sambil mengulurkan tangan kanannya, aku pun memegang tangannya.

Keesokkan harinya, aku hanya tertunduk di bangku, kebetulan minggu ini aku bergilir duduk bersama Putra, lelaki yang aku cintai selama ini.Aku pun hanya tertunduk dan sesekali aku ke kamar mandi. Hari ini adalah class metting, jadi semua murid bebas. Namun Putra pun bingung melihat sikap aku seperti ini. Aku pun beranjak dari tempat dudukku untuk ke kamar mandi. Tidak sengaja aku menjatuhkan sepucuk surat, surat itu adalah hasil check up-ku kemarin. Pada saat aku kembali ke kelas dan duduk kembali tiba-tiba.

“Kamu kena penyakit kanker paru paru Ria?” ucap Putra, aku pun menoleh dan menutup mulutnya.
“ssssttt, jangan berisik!” aku pun panik.
“jawab pertanyaan aku!” bentak Putra, aku pun merebut suratnya dan tertunduk.
“baiklah jika kamu tidak ingin bercerita, nanti pulang sekolah ikut aku” perintah Putra, aku hanya mengangguk.

Sepulang sekolah aku mengikuti Putra, ia pun mengajakku pergi makan dan menonton bioskop. Aku pun bercerita tentang penyakitku, pada saat kita menonton bioskop tiba-tiba Putra mengeluarkan setangkai bunga dan dia mengucap kan, “Ria aku cinta sama kamu maukah kamu menjadi pacarku?” aku pun terpaku.
“gak usah bercanda deh” ucapku yang tak percaya.
“serius Ria” ucapnya yang meyakinkanku.
“kamu yakin, apakah kamu akan menyia-nyia kan hidup kamu bersama cewek berpenyakitan seperti aku?” ucapku yang munafik.
“kamu kan sudah tahu bahwa aku juga punya penyakit gagal ginjal, kamu kanker aku ginjal kita saling berdampingan” ujarnya yang meyakinkanku.
“baiklah aku mau jadi pacarmu”

Hari demi hari kita lewati, keadaan aku dan Putra pun semakin memburuk. Tetapi kita masih bersekolah. Aku pun bersandar di pundak Putra. “I… Love You… Putra. Always…” dengan suara gementar dan napas terengah-engah, aku pun jatuh pingsan di pangkuan Putra dan mengeluarkan darah segar di hidung. Aku pun segera dibawa ke rumah sakit dan nyawaku akhirnya tidak tertolong. Putra pun menangisiku hingga pada saat Putra ngedrop dan ia pun menjalani operasi. Akhirnya nyawa Putra pun juga tidak tertolong. Kami pun hidup bahagia di sana.

TAMAT

Cerpen Karangan: Lestari Pria Astuti
Facebook: Lestari Pria Astuti

Cerpen Cinta Abadi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sejuta Harapan

Oleh:
Getaran hp di meja menunjukkan alarm pukul 05.00 wib. Hujan rintik-rintik di luar enggan membangunkanku seolah-olah awan putih masih diselimuti hawa berduka. Aku menarik kembali selimutku, aku memejamkan mata

Sudah Sewindu

Oleh:
Tak tersa Sewindu telah berlalu setelah kamu dinyatakan telah tiada. Aku ingat betul waktu itu, sebelum kamu pergi bareng orang-orang pecinta alam yang selalu aku anggap jahat atas hilangnya

Forbidden Love

Oleh:
‘Bug!’ ‘Bug!’ Suara pukulan keras terdengar di mana-mana, dan terdapat tawa bahagia di selanya. “Kamu lagi-lagi kebobolan, Ik.” seru seorang cowok tampan dengan memakai kaos oblong putih bertuliskan StarCross

Waktu Yang Sangat Singkat

Oleh:
Aku kebingungan mencari tempat berteduh. Aku pun melepas jaketku dan kugunakan sebagai payung. Pandanganku terhenti pada halte bus disana. Aku pun lantas menghampirinya untuk sekedar beristirahat. “Huh, kenapa harus

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *