Di Balik Embun Pagi

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 19 September 2017

Budi keluar rumah merasakan dinginya embun pagi dan Budi melihat seorang wanita di pinggir jalan sedang kedinginan, karena iba Budi pun menghampiri wanita itu.
“Ayo ke rumahku di sini dingin.” tawar Budi. “Baiklah.” sahut wanita itu.

“Kamu tadi ngapain di pinggir jalan?” tanya Budi sambil memberikan segelas teh hangat. “Aku kabur dari rumah.” “kenapa?” “soalnya aku mau dijodohin sama orang yang gak aku kenal dan kata temen temen aku kalo cowoknya Itu suka ninggalin cewek gitu aja “kenapa kamu gak ngomong langsung aja ke orangtua kamu.” “mereka gak akan percaya soalnya mereka sudah dibutakan oleh uang.” “jangan putus asa ngomong aja dulu, siapa tau mereka percaya.” “baiklah.” “ok, kalau begitu aku akan anterin kamu pulang, yuk.” “oh iya, nama kamu siapa ya?” “kenalin namaku Budi.” “nama aku fitri, Harlia Safitri.” Budi pun mengantarkan Fitri pulang ke rumahnya, sebagai rasa terima kasih Fitri memberi Budi sebuah kalung perak.

Seminggu telah terlewat Budi terus memikirkan Fitri, karena penasaran dengan keadaan Fitri, Budi pun berkunjung ke rumah Fitri. “Tok… tok… tok…” suara ketukan pintu rumah Fitri. Tak lama kemudian seorang wanita keluar dari rumah yang sepertinya adalah Ibu Fitri. “Mencari siapa ya?” tanya wanita itu. “Fitrinya ada tante?” “maaf Fitrinya lagi jalan-jalan dengan calon suaminya, memangnya ada keperluan apa mencari Putri?” “gak ada apa apa, saya permisi ya tante.” “iya silahkan.”

Budi pun pulang dengan perasaan kecewa dan hanya bisa memegang erat kalung pemberian Fitri. Saat Budi di tengah perjalanan pulang dia melihat Fitri di sebuah mobil dengan laki laki yang mungkin adalah calon suaminya. Budi pun langsung menancap gas dan mengikuti mobil itu, sampai di depan sebuah club malam mobil itu pun berhenti dari dalam mobil keluar Fitri dan seorang lelaki, dia menarik tangan Fitri dengan kasar, Budi pun tak membiarkanya begitu saja Budi langsung menghantam pria itu dan terjadilah perkelahian. Saat pria itu lengah Budi langsung kabur membawa Fitri ke rumahnya.

Setelah sampai luka Budi diobati oleh Fitri. “Budi kamu tau aku ada di sana gimana?” tanya Fitri. “Aku barusan habis dari rumah kamu tapi orang rumah bilang kalo kamu lagi jalan jalan sama calon suami kamu abis itu aku pulang, terus di perjalanan aku lihat kamu sebuah dalam mobil jadi aku ikutin deh sampai ke club itu.” “makasih ya Budi kalo gak ada kamu, aku gak tau lagi deh ke depanya gimana.” “itu semua aku lakuin karena aku suka sama kamu.” “aku juga suka sama kamu Budi, setelah kita bertemu aku selalu mikirin kamu.” mereka pun menjadi sepasang kekasih dan menikah tanpa sepengetahuan orangtua Fitri.

Setelah sebulan menikah mereka berdua bertemu lagi dengan mantan calon suami Fitri, karena calon suami Fitri masih menyimpan dendam dengan mereka berdua akhirnya mereka pun dibunuh oleh mantan calon suami Fitri. Mereka berdua meninggal dengan meninggalkan kisah yang pilu.

Cerpen Karangan: Muhammad Yusuf
Facebook: Yusuf Elfata
Umur 14 tahun tinggal di Bahaur

Cerpen Di Balik Embun Pagi merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pengorbanan Cinta

Oleh:
Malam ini bulan bersinar terang diterangi beberapa cahaya bintang bertebaran dengan indahnya. Suara gemericik air dan dedaunan yang melambai membuat indahnya suasana di sepanjang pantai. Kami berdua berjalan ditemani

Perbedaan

Oleh:
Pagi ini, seorang pemuda tampan telah berada di kampusnya dengan senang pemuda ini berjalan cepat menuju taman kampus untuk menemui seseoang yang spesial untuknya. Setelah sampai di taman terlihat

Catatan Terakhir (Part 4)

Oleh:
Yusuf masih saja tersedu di atas pusara Annisa setelah semua orang pergi “Annisa, sayangku, cintaku, bidadariku, maafkan aku, karena kecerobohanku, kamu harus pergi, dan kini aku harus kehilangan kamu,

Dear Friend, Forgive Me (Part 2)

Oleh:
Suasana sore hari yang indah. Di kota, sedang ada karnaval yang ramai dipadati orang-orang. Doni dan Luna berjalan jalan dengan bahagia di sana. Melihat-lihat kemeriahan dan euforia yang menghangatkan

Always Remember

Oleh:
Felly, gadis cantik itu masih tetap di tempatnya. Tidak bergerak. Tetap diam membisu. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir tipisnya itu. Dia berdiri dengan tatapan kosong

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *