Kuingatkan Janjimu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Penantian
Lolos moderasi pada: 23 July 2016

Menunggumu memang sesuatu hal yang wajar karena kamu adalah kekasihku, tetapi kenapa kasihku ini tidak pernah menampakan dirinya lagi setelah tiga tahun yang lalu dia akan pergi ke negara tetangga yaitu singapura, seakan-akan cintaku ini digantung olehnya entah masih ada atau tidak diriku di hatinya seperti janjinya yang telah lampau.

Flashback
“Aisyah.. Maafkan mas, mas harus pergi ke singapura untuk mencari uang, agar kelak nanti kita hidup dalam keadaan berada, mas janji mas gak akan pernah lupa sama kamu, karena kamulah aisyah syabani yang selalu menghuni hatiku” ujar mas ramdan padaku yang pada saat itu kita tengah berada di sekitar taman kota untuk melihat indahnya hasil karya para tangan-tangan kreatif, tetapi setelah mendengar perkataan mas ramdan keindahan taman kota ini kalah dengan perasaan hatiku yang bercampur antara senang dan sedih, senang karena dirinya ingin membahagiakan aku tetapi hatiku juga sedih karena harus jauh darinya, tak terasa air matapun menetes, setetes demi setetes.
“Hei.. Kenapa kamu nangis aisyah?” tanya mas ramdan sembari memperhatikan mimik wajahku
“Mas.. Memangnya kenapa harus keluar negeri? Kenapa enggak coba dulu di luar kota seperti jakarta?”
“Maafkan mas, mas juga terpaksa karena disana ada paman mas, yang sekarang tengah sukses dan paman ingin mas, untuk membantu dirinya memajukan perusahaannya”
“Tapi mas disana akan berapa lama” kesedihanku mulai mereda
“Entahlah syah, mas juga gak tau.. Tapi mas janji ketika mas sudah sukses nanti mas akan langsung datang ke indonesia, dan orang yang akan mas temui pertama kali adalah kamu aisyah”
Mataku berbibinar mendengar tutur kata mas ramdan yang sangat lembut tetapi sangat menyentuh hati.
“Iya mas, aku pegang janji kamu”
Flashback end

Ingatan tiga tahun lalu bersama mas ramdan selalu teringat dan terbayang olehku.. Entahlah, yang pasti aku masih sangat mencintainya meskipun jarak yang memisahkan kita.
“Syah.. Sini nak, cepat” terdengat suara ibu yang memanggilku dari ruang tamu yang tengah menonton televisi
“Iya bu, ada apa?”
Sesampainya di ruang tamu aku melihat ibu yang tengah menangis
“Ibu.. Ibu kenapa?”
“Syah.. Liat itu di televisi” pandanganku pun teralihkan pada televisi dan kulihat ada seorang lelaki yang sangat tampan dengan menggunakan pakaian formalnya tengah dikerubungi oleh para wartawan, dan diriku ternganga dia adalah priaku, mas ramdan.
Tapi.. Kenapa di sampingnya ada seorang wanita cantik yang tengah bergelayut mesra di tangan mas ramdan serta pakaian yang dipakai oleh wanita itu seperti kekurangan bahan saja, betapa terkejutnya aku ketika seorang reporter itu mengucapkan bahwa pria ini bernama ramdan faikoth seorang ceo muda asli indonesia yanv merantau ke negara singapura dan wanita yang di sampingnya adalah tunangannya seorang model asal singapura.
Betapa sakitnya aku melihat mereka yang sangat mesra senyum mas ramdan pun terus menerus tersungging di bibirnya seketika itu juga diriku hancur, aku pun pergi ke kamar dan membanting pintu. Aku tidak bisa seperti ini aku harus meminta penjelasan kepada mas ramdan.

Esoknya aku pun pergi ke kediaman mas ramdan ketika aku mencari-cari informasi tentang mas ramdan dan lokasi rumahnya. Sayangnya aku tidak menemukan alamat rumahnya melainkan alamat apartementnya yang tak jauh dari tempat tinggalku di bandung.

Sesampainya di depan pintu apartement aku sempat gelisah, dan juga takut kalau nanti aku malah akan sakit hati, tetapi keingintahuan akan hubungan aku dengannya sangat besar maka aku pun menguatkan hatiku.
Lalu kupencet bel pintu itu, tidak ada yang membuka pintu.
Ketika bel kedua tiba-tiba pintu terbuka dan senyum pun hinggap di bibirku.
Tetapi betapa terkejutnya aku ketika melihat seorang wanita asing yang sepertinya bukan orang indonesia karena terlihat dari warna kulitnya yang putih bersinar, rambut pirangnya, dan bola mata yang sedikit beda menurutku.
“Who are you? And find out who you are?” sapanya sembari sesekali menguap karena kuliahat dia baru bangun tidur dengan pakaian yang sangat minim dan tipis
“Sorry but I have disturbing your nap, if I may ask whether this really belongs mr. Ramdan apartments?”
“Yes true, then who are you?”
Mendengar bahwa ini benar apartement milik mas ramdan, dan yang keluar dari apartement mas ramdan adalah seorang wanita cantik dan seksi, aku merasa penghuni hatiku telah pergi dan kehampaanlah yang kurasa, entah yang keberapa kali air mata ini turun dengan derasnya di pipiku, kuberanikan diri untuk menjawab pertanyaan wanita yang ada di depanku, belum sempat ku menjawab tiba-tiba ada suara bariton yang sangat kukenal.
“Baby, anyone who visit this early? And why do you so long outside?” dan ketika si pemilik suara keluar, betapa terkejutnya aku dia yang hanya memakai boxer dan bertelanjang dada tengah merangkul pinggul si wanita.
“Ma.. Mas, mas ramdan?” ucapku tergagap atas keterkejutanku.
Orang yang aku panggil pun langsung tersadar dan menatapku lekat, hingga dia pun melepaskan pelukannya di pinggul si wanita tersebut yang masih tidak tahu menahu.
“Aisyah..” mas ramdan terlihat sangat terkejut.
Air mataku tetap tidak bisa diajak kompromi untuk tidak jatuh
“Aisyah.. Apa yang kau.. A..A.. Argghh astaga kenapa ini” ujarnya frustasi
Aku yang melihatnya sangat jijik melihat tampang yang seakan-akan terlihat bodoh.

Plakk
Satu tamparan mulus mendarat pada pipinya dan dia hanya meringis dan menatapku dengan sendu.
“Aisyah.. Tolong maafkan aku, aku bisa jelaskan semua”
“Jelaskan apa mas? Semuanya sudah jelas, tidak ada lagi kata-kata pembelaan untukmu” emosiku semakin memuncak mas ramdan pun terus menerus meminta maaf dan sesekali dia ingin menyentuh tanganku tapi kutepis tangannya dengan kasar.
“Maaf mas, bukan muhrimnya. Semoga mas berbahagia dengan wanita ini” ujarku dengan menunjuk wanita yang masih terheran-heran karena mungkin dia tidak bisa berbahasa indonesia, makanya dia hanya bengong.
“Syah tolong jangan begitu syah.. Aku.. Aku.., aku hanya..”
“Hanya apa mas? Apa hanya ingin mempermainkan diriku saja, tiga tahun aku menunggumu dengan kesabaranku, tetapi apa yang kamu perbuat sekarang? Kamu malah memilih wanita lain yang sekarang berstatus tunanganmu dan mengabaikan janjimu padaku tiga tahun yang lalu, dan mungkin kurasa dia sekarang tidak per*wan lagi!!” aku pun meluapkan semua unek-unek ku selama tiga tahun tanpa komunikasi dan tanpanya.
“Aisyah..” dia mencoba menarik tanganku dan kutepis kembali dengan kasar
“Jangan sentuh aku mas, kita itu bukan mukhrimnya, hargai aku yang memakai jilbab” bentakku dengan nada suara yang tinggi, hingga membuatnya pasrah.
“Mungkin sampai disini saja mas kisah cinta kita, semoga engkau bahagia dengan wanita pilihanmu, aku rela mas, dan aku ikhlas bila memang ini yang terbaik untukmu. Tolong jangan ganggu hidupku mas, biarkan aku menyembuhkan hatiku yang tengah sakit ini, tolong mengertilah mas” ujarku dengan tenang dan tangisan yang tanpa suara.
“Assalamu’alaikum mas, semoga kamu masih ingat kepada allah yang telah mengabulkan doamu yang ingin sukses dan kembali ke indonesia” senyum kupaksakan dengan diakhir kata kuulangi kata-katanya yang tiga tahun lalu.
“Wa.. Wa’alaikum salam aisyah” kutinggalkan mereka berdua, sepanjang perjalanan diriku terus menerus menangis dan menyekanya dengan lengan bajuku.

Sungguh sangat miris hatiku..
Mungkin ini adalah jalan tikungan tajam dalam hidupku selama sudah bertahun-tahun aku hidup dalam jalan yang lurus dan ternyata ini rasanya jalan hidup yang bertikung.
Sakit dan sedih.

Cerpen Karangan: Nazia Nabila
Facebook: nazia nabila

Cerpen Kuingatkan Janjimu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Tentang Jen

Oleh:
Pagi ini awan berarak hitam pekat, sesekali turun gerimis yang sesaat berhenti memberi jeda, lalu turun kembali secara beraturan. Hal itu membuatku enggan ke luar dari selimut yang kurasa

Can’t Breath Easy

Oleh:
Nyaring dan bingitnya jalanan dengan sederet kenderaan itu tak mengusik nuraninya untuk bergeming. kenapa? satu kata yang terus berputar di otaknya sejak awal. Tapi kakinya terus melangkah menapaki jalanan,

Dia Telah Pergi

Oleh:
Jam weker ku berbunyi sangat nyaring, membangunkan aku dari tidurku yang nyenyak. Aku tersadar hari sudah pagi, dan aku pun segara ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan

Aku, Kamu dan Dia

Oleh:
Aku dan kamu adalah sahabat sejak kita kecil. Kita sangat dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Hingga kita beranjak remaja, kita mulai menyadari bahwa ada perasaan lebih dari sekedar

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *