Satu Tubuh

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Pengorbanan
Lolos moderasi pada: 9 September 2015

Di suatu desa yang terkenal dengan keasrian, keindahan bunga-bunga indah yang banyak tumbuh di kampung itu ternyata tumbuh pulalah seorang gadis yang sungguh kecantikannya bagaikan bunga yang paling indah di antara bunga-bunga yang ada. Namun sayang dia tidak pernah bergaul dengan siapa pun yang ia tahu hanya belajar, belajar, dan belajar gadis itu bernama Mawar. Semasa sekolah ia sangat membenci seorang laki-laki yang selalu menggunjinginya, sebut saja dia Farhan.

Kini setelah lulus SMA dengan nilai yang sangat memuaskan ia tak ingin menyambung kuliah karena kini ia terkena sebuah penyakit yang membuatnya tak dapat berjalan lagi. Hanya kursi rodalah sebagai temannya kini meskipun orangtuanya sudah menawarkannya untuk kuliah ia tetap enggan untuk kuliah.

“Kamu sampai kapan mau mengurung diri di kamar terus ndok?” Tanya sang Ibu dengan lembutnya.
“Ndak bu, saya malu untuk kuliah, lagian percuma aja kalau kuliah toh bakal tetap gak panjang juga umur Mawar, kan bu?” Jawab Mawar dengan kesedihan yang tak urung habis.
“Huss! kamu ngomong opo to cah ayu? Hidup, mati manusia sudah diatur karo gusti Allah jadi kamu gak boleh ngomong sembarangan” sahut Ibu dengan nasihatnya.
“Ibu tahu kan, dokter mendiagnosaku terkena kanker ginjal yang kini diperkirakan tak memiliki waktu banyak” Sontak Mawar menjawab dengan keras.
“Iya sudah. Ibu minta maaf yo lee “sahut Ibu sambil merasa sedih.

Keesokan harinya kedua orangtua Mawar menemukan Mawar tergeletak di kamar dengan pil obat-obatan yang tercecer di teras kamar Mawar. Tanpa berpikir panjang Mawar kembali dibawa ke Rumah Sakit.

“Gimana dok keadaan anak saya?” tanya Ibu dengan rasa panik.
“Anak Ibu sangat kritis bu. Dan Ibu harus mencari orang yang mau mendonorkan ginjal untuk anak Ibu karena waktunya sangat singkat bu, kalau tidak…” jawab sang dokter dengan rasa takutnya.
“Kalau tidak apa dok?” tanya Ibu Mawar.
“Kalau tidak, anak Ibu tidak bakal dapat tertolong bu.” Jawab sang dokter dengan rasa takut menyinggung perasaan si Ibu.

Seminggu berlalu, Mawar kini masih koma dan di sisi lain ternyata Farhan yang dulu sebagai musuh terbesar Mawar pun kini dirawat di sebuah Rumah Sakit yang sama akibat insiden kecelakaan, Farhan pun kini menjadi buta seumur hidup.

Di ruang tunggu.
“Ya Allah siopo seng iso mendonorkan ginjal buat anakku?” Dengan hampir putus asa Ibu Mawar terus berdoa.

Karena mendengar seorang Ibu yang merintih, Farhan pun bermaksud menemui Ibu itu dengan tongkat yang iya pegang, dan dengan tertatih Farhan berusaha ke luar kamar dengan sambil berkata.
“Kenapa Ibu sedih apa yang membuat Ibu sedih?” Tanya Farhan dengan rasa penasarannya.
“Anak Ibu nak, anak Ibu dia terkena kanker ginjal” sahut si Ibu dengan perasaan yang tak karuan sedihnya.
“Maaf bu, emangnya anak Ibu namanya siapa bu?” Tanya Farhan yang masih sangat penasaran.
“Mawar nak” sahut si Ibu.
“Mawar Harumi, yang pernah sekolah di SMA 1 Stabat?” Kembali Farhan bertanya.
“Iya nak benar, benar sekali Kamu kok tahu? lantas kamu siapanya Mawar, nama kamu siapa?” Kembali si Ibu mempertegas ucapannya rasa penasaran si Ibu pun muncul setelah mendengar anak laki-laki ini mengenal anaknya.
Farhan hanya menwab, “Aku Farhan bu.” Sambil terduduk terpaku di depan pintu kamarnya sambil meneteskan air mata penyesalan.

Terasa hening untuk sejenak, dan kemudian,
“Bu. Ibu jangan sedih lagi bu, saya siap untuk mendonorkan kedua ginjal saya bu” dengan yakinnya Farhan berkata.
“Kamu jangan bercanda nak, kamu masih sehat kenapa kamu relakan ginjal kamu untuk anakku?” Sontak kaget si Ibu.
“Sudah bu tak apa, saya ikhlas kok” jawab Farhan meyakinkan si Ibu.

Keesokan harinya, keluarga Farhan pun setuju, untuk mendonorkan ginjalnya untuk Mawar. Begitu pun Farhan sudah sangat yakin dan operasi pun akan dimulai, dan tiba-tiba Farhan memanggil Ibu Mawar.
“Bu. Ibu sini, bu.” Sapa Farhan dengan sangat lembut.
“Iya nak, ada apa? kamu yakin nak untuk mendonorkan ginjal kamu kepada anak saya?” sahut Ibu sambil kembali meyakinkan Farhan.
“Sudah Ibu tenang saja, yang penting saya mohon sama Ibu jangan beritahu pada Mawar jika yang mendonorkan ginjal itu saya ya bu” Pinta Farhan pada sang Ibu.
“Iya nak Ibu berjanji, terima kasih banyak ya nak” jawab si Ibu dengan yakin.

ADVERTISEMENT

Operasi pun berhasil dijalankan tapi sayang Farhan yang buta tak mampu bertahan lama, Farhan pun menghembuskan napas terakhirnya.

Empat bulan kemudian. Mawar pun telah sehat dan tiba-tiba timbullah pertanyaan kepada sang Ibu.
“Bu, tolong jawab bu. Siapa yang mendonorkan ginjal ini. Kenapa aku terus dibayang-bayang wajah orang yang sangat ku benci bu?” Tanya Mawar dengan rasa takut.
Ibu Mawar hanya bisa terdiam.

Kembali Mawar bertanya hingga terakhir Ibu tak sanggup lagi menyimpan kebohongannya.
“Jika kamu mengenal sama yang bernama Farhan, dialah yang mendonorkan ginjalnya padamu, dia adalah teman sekelasmu” panjang lebar Ibu telah menjelaskan pada Mawar.
“Gak mungkin bu, ini gak mungkin. Sekarang Farhannya mana bu?” rasa tak yakin pun timbul.
“Dia sudah meninggal nak, dan sebelum dia memberikan ginjal itu padamu, Farhan pun dalam keadan buta akibat kecelakaan yang menimpanya. Farhan sangat sayang sama kamu Mawar tapi sayangnya Farhan tidak ingin bemberikan cintanya kepada bukan yang halal untuk dirinya. Jagalah cintanya, lewat tubuh yang tertanam pada tubuhmu Mawar. Karena cintanya adalah cinta satu tubuh padamu” Itulah penjelasan demi penjelasan terlah disampaikan oleh Ibu kepada Mawar.

Dan akhirnya Mawar menemukan laki-laki yang sama persis dari sifat ataupun raut wajah yang sangat sama seperti Farhan. Hingga Mawar pun melanjutkan kebahagiaannya dengan laki-laki yang sanyat mirip dengan Farhan yang dulu sebagai Musuh terbesar Mawar.

Cerpen Karangan: Embun Suhaegy
Facebook: Boysuhaedy[-at-]yahoo.co.id
Panggil saya denga sebutan Egy saya lahir Medan, 29 juni 1992. Saya sangat menyukai dunia interten. Ingin sekali rasanya dapat menerbitkan novel yang sudah saya buat untuk orang yang saya sayangi.

Cerpen Satu Tubuh merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Firasat (Part 2)

Oleh:
Acara dimulai dengan makan malam bersama sesama alumni diiringi lantunan suara emas Mbak Desy, penyanyi profesional lokal. Orangnya cantik dan suaranya merdu. Tugasnya selain menghibur dengan suaranya, juga menjadi

Arti Cinta Karena Allah

Oleh:
Hari ini begitu indah, mungkin karena cuaca atau memang ada sesuatu yang mempengaruhi sehingga hari ini begitu indah. Sepoy anginya pagi ini dan pancaran mentari pagi entah kenapa begitu

Love In Class

Oleh: ,
Di pagi hari yang cerah tria berjalan bersama temannya yaitu Eva dan Nisa, mereka bersahabat dari kecil, mereka begitu dekat, ketika di perjalanan mereka bertemu dengan 2 orang cowok

Cintaku Dan Tasbih Darimu

Oleh:
Hari minggu ini ku putuskan untuk fokus memikirkan seorang gadis manis yang bernama Izzah yang selalu memakai kerudung yang hampir menutup seluruh tubuhnya (jilbab syar’i) dan kacamata di sebuah

Kehilangan

Oleh:
Pernah nggak kalian merasa kehilangan seseorang yang kalian sayang untuk selamanya? Mau itu ibu, ayah, sanak saudara, sahabat atau orang-orang yang kalian sayang. Yap, kehilangan itu memang menyedihkan dan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *