Tentang Kita

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Sedih
Lolos moderasi pada: 5 November 2015

Hey! Pagi ini aku akan masuk ke sekolah baruku. Aku Akan memasuki SMA, aku baru saja lulus SMP, dan aku pun melanjutkan sekolahku ke salah satu SMA Favorit. Namaku Jevilia Averta Putri, sering dipanggil Jee.

“Krriiing” jam weker itu membangunkan ku dari tidurku.
“Hoaaam, astagaaaa!!! Jam 6.10, mampuusss!! Telattt” aku pun berlari turun ke bawah.
“Maaa, Jee kok gak dibangunin sih, jadi telat ini mah” ngomel ke Mama yang sedang menyiapkan sarapan.
“Loh, kok salahin Mama sih Jee, salah kamu tahu, sekarang mandi gih, habis itu sarapan, Mama sarapan duluan Jee, pagi ini Mama ada urusan sama pakdemu, Mama bakalan pulang lama!”

Aku pun mandi, sarapan, dan segera tancap gas motorku, “telat! telat! telatt!! Huuh. Hari ini MOS lagi, bakalan habis gue.” Sepanjang perjalanan aku menceracau tak jelas. Dan aku pun sampai di Sekolah, semua Murid yang akan orientasi sudah berkumpul lapangan, dan saat itu Kakak osisnya lagi ngambil absen!
“Yaa ampun, nama gue pasti udah disebutin,” Aku pun berlari ke lapangan serta minta izin ke Kakak Osis.
“Kak, maaf aku telat kak,”
“Nama kamu Siapa?” Tanya Kakak osis itu agak sinis.
“Jevilia Averta Putri, kak” Jawab ku gugup.
“Hey! Kamu tidak memakai peralatan MOS-nya yaa!!” Tiba-tiba salah satu Kakak osis memarahiku.
“I..iya. Kak, ketinggalan kak” jawabku setengah mati gemeteran.
“Kamu ikut dengan saya!” Perintah Kakak itu.
Aku pun ikut dengan dia, dia berjalan menuju taman yang ada di sekolah ini.

“Siapa nama kamu tadi?”
“Jevilia A..” Tiba-tiba perkataan ku dipotong.
“Oh, jevilia, tahu kenapa kamu Kakak bawa ke sini?”
“gak kak” jawabku polos.
“Kakak bawa kamu ke sini supaya kamu tidak dimarahi di lapangan sama Osis yang lain, Kakak tahu sekali sama teman-teman Kakak itu, mereka sedikit Kasar.”

Ternyata Kakak osis yang satu ini baik, ganteng pula lagi, yaa ampun, aku kok jadi suka gini sama Kakak Osis ini. Tapi perasaanku lega rasanya, aku kira dia akan memakanku.
“Jadi? Alhamdulillah.. Terima kasih kak, sudah menolong.”
“Iya, sekarang kembali ke lapangan, kalau ditanya sama Kakak osis yang lain, bilang saja kamu sudah dihukum sama Kakak Reyhan, yaa!”
“Okey kak,” aku pun bergegas ke lapangan utama.

Saat di lapangan aku pun ditanya oleh beberapa osis tentang peralatanku, dan aku pun menjawab bahwa aku sudah dihukum sama Kak Reyhan. Dan ternyata Kak Reyhan adalah Ketua Osis Di SMA ini, wow, sungguh baik sekali ketua osisnya, udah baik cakep lagi. Dan setelah MOS pertama hari ini berakhir aku pun pulang ke rumah, saat hendak pergi ke parkiran mengambil motor, Kak Reyhan itu pun menghampiriku.
“Pulang bareng yukk?” Ajak dia.
“Oh tidak kak, terima kasih, aku pulang sama motorku kak” jawabku.
“Oh ya sudah, Kakak duluan ya.” Dan Kak Reyhan pun berlalu. Aku segera bergegas pulang.

“Huuh, cape sekali” sambil mengambil notebookku dan memasangkan modem, untuk refreshing buka Sosial Media, saat aku buka FB, aku melihat ‘Reyhan Faherin W ingin berteman dengan Anda’. “haa? Ini Kak Reyhan, yee!!” Aku senang sekali di-Add sama Kak Reyhan, aku pun segera mengkonfirm, ku lihat semua foto-foto beliau, aku jadi suka sama Kak Reyhan, aku sering stalking tentang Kak Reyhan, aku jatuh cinta sama Kak Reyhan.

Mos hari kedua dan ketiga sudah berlalu, hari berganti hari aku dan Kak Reyhan semakin akrab, kami saling sharing, tentang keluarga, sahabat dan pacar. Ternyata Kak Reyhan itu anak broken home, orangtuanya bercerai saat dia Kelas 3 SMP, dan dia ikut bersama Ayahnya. Sedangkan Ibunya pergi mambawa kedua adiknya. Sama sepertiku, aku adalah anak broken home, tapi bedanya aku Ikut dengan Mama, dan Papaku entah di mana keberadaannya aku pun tak tahu. Dan Kak Reyhan bilang, dia mengidap penyakit yang mematikan, tapi dari wajahnya dia tidak terlihat sama sekali seperti orang sakit, dia selalu ceria. Jadi aku tidak terlalu percaya kalau Kak Reyhan itu mengidap penyakit yang berbahaya, jadi aku cuek saja. Tentang pacar dia bilang aku tipe dia, dia suka sama aku, yaa Tuhan senangnya berbunga-bunga hatiku, cintaku ternyata tidak bertepuk sebelah tangan, tapi aku belum pacaran sih sama Kak Reyhan.

Saat sedang duduk di ruang tamu, lalu berbunyi telepon rumah.
“Hallo,”
“iyaa, siapa?”
“Jee, ini Kak Reyhan, kamu ke mana hari ini?”
“gak kemana-kemana kak.”
“Ketaman yuk, bosan niih.”
“Oke,” tutt.. tutt.. tutt..

Aku pun siap-siap dan pergi ketaman.
“Buku apa tuh Jee?” tanya Kak Reyhan sambil melihat buku yang ku pegang.
“Oh, ini kumpulan tulisan-tulisanku kak, pengen jadiin novel, tapi masih ragu, buat diterbitkan, tapi aku pengen sekali jadi Novelis terkenal Kak.”
“Bagus kalau gitu Jee, terbitkan saja, pasti bisa kok, Kakak doain deh cantik”
“Hehehe, Kakak bisa aja”

ADVERTISEMENT

“Iyaa dong, lihat dong Jee.”
“Eh jangan kak, malu tahu, Kakak tunggu aja deh, setelah novelnya diterbitkan.”
“Iya deh Jee,” lalu tiba-tiba Kak Reyhan batuk, dan mengeluarkan darah.
“Kak, berdarah kak,”
“Udah gak apa-apa Jee, biasa ini maah.” Aku khawatir saat itu, dan akhir-akhir ini Kak Reyhan terlihat pucat sekali.
“Kakak gak berobat?”
“Udah Jee, khawatir banget” Kak Reyhan merayuku.
“Yee, siapa juga,” aku membantah.

Setelah sore kami pun pulang. Di kamar aku terus membayangkan Kak Reyhan, aku semakin hari semakin jatuh cinta kepadanya. Panggilan Kak Reyhan kepadaku adalah “Cantik” panggilan yaang sangat spesial, tapi Kak Reyhan tidak pernah nembakku untuk jadi kekasihnya, aku merasa risi sekali, hingga semua perasaanku tulis di novel ini, semua tingkah Kak Reyhan terhadapku, dia selalu ada buatku, dia selalu membuatku tersenyum, tertawa, dia adalah matahariku, dan dia adalah alasan kenapa aku tersenyum.

Namun belakangan aku jarang ketemu Kak Reyhan, aku lost contact sama Kak Reyhan. Dan kabar Kak Reyhan pun tak pernah ku dengar lagi belakangan ini. Setiap pagi aku selalu duduk di taman itu, tapi Kak Reyhan tak pernah datang, di kelasnya pun dia juga gak ada, ada yang sedikit aneh dari Kak Reyhan, aku tanya ke temannya kata temannya tanpa kabar. Setelah beberapa hari kemudian novelku pun diterbitkan, aku senang sekali dan aku akan kasih tahu Kak Reyhan, hendak ku chat Kak Reyhan di fb, tapi gak usahlah mungkin Kak Reyhan lagi sibuk, besok saja di sekolah aku kasih tahu, semoga saja Kak Reyhan besok ada.

“Maa, Jeje nanti pulangnya agak lama ya maa, Jeje mau ke Toko buku,”
“Iyaa Jee.” Aku pun pamit dan pergi ke sekolah, setelah di sekolah aku duduk di taman, tempat biasa di mana aku dan Kak Reyhan bertemu, berharap hari ini Kak Reyhan sekolah dan bisa ketemu Kak Reyhan.

“Pagi Jee, udah lama gak ketemu” sapa Kak Reyhan.
“Pagi juga kak, kok Kakak agak pucatan?” Sahutku.
“Mimpi apa semalam, bahagia sekali. Gak kok biasa aja, Kakak cuma kurang tidur.”
“Oh gitu. Ini kak, aku senang sekali, soalnya Novelku sudah diterbitkan,” Jawabku riang.
“Wah bagus dong, ciee,”
“Hehe, makasih kak, oh iya, nanti ke toko buku yuk kak, buat ngelihat hasil novelku, hihi” ajakku.
“Dengan senang hati, Cantik.”
Ha? Kak Reyhan manggil aku cantik, miss banget sama kata-kata “cantik” itu, sudah lama gak dengar. Ya ampun senangnya, kok perasaan aku jadi campur gini?
“Jee, udah bel nih, masukk gih.”
“Haa, ii..iya kak.” Aku pun pergi ke kelas.

Toko Buku.
“Jevilia A.Putri ‘Tentang Kita’, Jeee!! Ini novel kamu Jee?” Tanya Kak Reyhan.
“Iyaa kak,” jawabku sambil senyum.
“Kakak mau baca ah, mau tahu tentang novelnya hihi, Kakak bayar dulu Jee.”
“Sip kak.”

Setelah itu kami pun pulang, sampai di rumah aku pun memainkan Notebookku, ku buka FB-ku, ku lihat beranda ada status Kak Reyhan.
“Tentang Kita yang sama, Hatinya yang Sendu mulai ku rindu, kini dia hadir di benakku, kau hadir di dalam mimpi-mimpi malamku, di saat ku terbangun ku berlari gegas, menantimu di taman Itu” Kak Reyhan buat status dari kata-kata yang ada di novelku, lalu 1 pesan FB-ku dari Kak Reyhan.

“Jee, novelnya bagus sekali, Kakak suka, eh, bukannya geer nih, tapi ada sedikit menyinggung Kakak deh.”
“hehe, bisa aja kak, oh iya kak 1 bulan ini Kakak ke mana? Kok gak sekolah?”
“Kakak pergi ke kampung Jee”
“Oh gitu ya deh.” Dan aku pun tertidur, pagi nya ku lihat 2 pesan dari Kak Reyhan.

“Jee, maafin Kakak Jee, sebenarnya Kakak sakit Jee, Kakak gak kasih tahu kamu, Kakak takut ngerusak konsentrasi kamu Jee buat nulis novel, ”
“Jevilia Averta Putri, pagi cantik, maaf ya, Kakak hari ini gak sekolah, bahkan besok juga, lusa pun juga cantik. Pagi ini jangan ke taman ya cantik, karena Kakak gak bisa ke sana. Jaga dirimu baik-baik cantik. Kakak menyayangimu, Kakak cinta sama kamu cantik.” Apa maksud dari pesan Kak Reyhan ini, aku gak ngerti.

Dengan perasaan yang campur aduk aku pun bersiap-siap untuk ke sekolah, tapi pagi ini perasaanku sedikit cemas, setalah di sekolah.
“Jee, lo gak ke rumah Kak Reyhan?” tanya temanku Rindi.
“gak emang kenapa rin?” Aku pun penasaran.
“Kak Reyhan, udah duluan Jee” jawab dia. Ha? Aku tidak percaya ini, apa-apaan ini, semalaman masih chattingan, masih komunikasi, ini seperti mimpi buruk.

Dan aku pun segera menuju ke rumah Kak Reyhan. Ku lihat Ayahnya sangat sedih melihat Putra pertamanya telah tiada, aku pun mendekat dan memberi semangat kepada Ayahnya, lalu Ayahnya memberiku sepucuk surat dan novel yang telah dibaca Kak Reyhan, beliau pesan untuk membuka surat itu di rumah. Dan pemakaman pun selesai, aku sedih sekali, semangatku tiba-tiba hilang, matahariku telah terbenam dan tak akan terbit lagi.

Di Kamar. Aku perlahan-lahan membuka surat itu dan ku baca, surat itu berisi, “Cantikku, mungkin di saat surat ini sudah berada di tanganmu bahkan engkau baca, mungkin aku sudah tiada di dunia ini, Tuhan telah menyuruhku pulang cantik, Tuhan ingin aku menemaninya di surga ini. Kamu jangan nangis cantik, nanti cantiknya hilang loh. Cantik, kamu adalah bidadariku di dunia dan di surga ini. Cantik, aku sungguh menyayangimu, maaf bila ku tak pernah menjadi kekasihmu. Aku tidak pergi cantik, aku tetap di sini, tepat di hatimu. Oh iya cantik, makasih buat novelnya ya cantik, semoga kamu menjadi penulis novel yang terkenal seperti yang kamu impikan, aku cinta kamu cantik, salam manisku, Reyhan,”

Aku pun menangis membaca surat Kak Reyhan. Aku berjanji kak akan tetap menyayangi Kakak. Dan aku akan menjadi penulis novel yang terkenal agar Kakak bangga di sana. Kakak gak bakalan jauh, Kakak tetap di sini, di hatiku selamanya.

Cerpen Karangan: Annes Syaafitri

Cerpen Tentang Kita merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hingga Nafasku Yang Terakhir

Oleh:
Pada malam hari, Rizky memutuskan Dinda lewat SMS dan memberitahu Dinda alasan sebenarnya mengapa Ia memutuskan Dinda. Rizky mengatakan pada Dinda bahwa Ia telah menemukan yang lebih baik dari

Selalu di Hati

Oleh:
Siang itu di sekolah aku dan teman–temanku sedang asyik duduk di tangga sekolah. Teman–temanku asyik ngobrol dengan sendirinya, namun aku malah bermain game di laptop dan sesekali melihat pemberitahuan

Ujung Penantian

Oleh:
Siang itu dia hanya tidur malas-malasan di dalam kamarnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sehingga dia terlihat begitu gelisah. Padalah

Dear Friend, Forgive Me (Part 1)

Oleh:
“Selamat pagi!” “Pagi!” Doni menyapa sosok perempuan di koridor kelas. Risa namanya. Mereka adalah sepasang teman yang dekat. “Ada pr gak?” tanya Doni sambil menyeruput kuah bakso. “Ada. Matematika

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *