Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 21 May 2023

Namaku Elizabeth Silvana, aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta sebagai sekertaris Direktur. Bisa dibilang hidupku cukup bahagia saat ini dimana aku sudah bisa hidup mandiri dan dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. Saat ini aku tinggal terpisah dengan orangtuaku karena kantorku yang berada di Jakarta sedangkan rumah orangtuaku di Bandung. Aku juga sudah memiliki kekasih yang bernama Denis dimana dia juga satu kantor denganku, dan kita berdua sudah berangan-angan untuk menikah tahun depan. Tetapi ternyata tidak semudah itu menuju kebahagiaan bersama orang yang kita cintai.

Pagi itu cuaca dingin sekali tetapi mau tidak mau aku harus tetap berangkat ke kantor karena pekerjaan yang sudah menumpuk. Seperti biasa Denis selalu setia mengantar jemputku ke kantor dengan mobilnya. Pagi ini aku harus mendampingi Pak Sahadi untuk memimpin rapat di perusahaan, dimana rapat ini akan mengundang Direktur-direktur dari perusahaan lain. Pak Sahadi menyuruhku untuk mengambil filenya yang ketinggalan di mobilnya, terpaksa aku harus ke tempat parkir untuk mengambil file itu.

Aku berjalan dengan tergesa-gesa ke tempat parkir. Tetapi karena kecerobohanku aku menabrak seseorang.
“Maaf pak, maaf. Saya sedang buru-buru” (sambil membungkukan badan)
“Iya tidak apa-apa. Kamu ga apa-apa kan?”
“Saya tidak apa-apa kok pak, sekali lagi saya minta maaf”.
Saat aku melihat wajah orang itu, wah tampannya (dalam hatiku). Diapun langsung berjalan melaluiku. Dan ternyata orang itu adalah salah satu Direktur perusahaan yang baru dibangun di Jakarta. Namanya Rahid Pratama.

Setelah selesai rapat, Risma teman sekantorku langsung menghamipiriku.
“Eh liz, pak Rahid ganteng banget yah, sendainya dia jadi pacarku”
“Biasa aja kali orangnya”
“hhmm, ia soalnya kamu kan udah punya Denis jadi di dalam pikiran kamu itu Denis sajaaa”
“Yahhh makanya, kamu jangan kelamaan ngejomblo, nanti jadi perawan tua lo”

Malam ini aku sudah janjian dengan Denis untuk merayakan hari jadi kita yang ke-2 di salah satu restoran hotel di Jakarta Barat. Tapi perayaan aniv kita sedikit terganggu karena pelayan yang menumpahkan kuah sup di baju Denis. Denis pun ke toilet untuk membersihkannya.

Saat aku sedang duduk sendirian tiba-tiba seseorang menghampiriku.
“Hei, kamu sekertaris Pak Sahadi kan?”
Akupun sontak kaget. “Iya pak”
“Kamu lagi ngapain, sendirian aja disini”
“Nggak kok pak, saya sama pacar saya. Pacar saya sedang ke toilet”

Tak lama Denis pun datang.
“Ehm ada apa yah” tanya Denis.
“Nggak kok sayang ini Pak Rahid, koleganya Pak Sahadi”.
Mereka berdua pun berjabat tangan sambil kenalan.

“Saya ke atas dulu yah, ada pertemuan di atas” Kata Pak Rahid.
“O ia silahkan pak.”

Keesokan harinya di kantor, Denis memberitahuku bahwa dia mendapatkan pekerjaan di luar kota kurang lebih dua minggu. Aku agak sedih sih, karena harus berpisah cukup lama dengan Denis. Tiga hari berlalu, akupun harus pulang pergi ke kantor naik taksi. Saat sedang menunggu taksi di depan kantor untuk pulang, tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depanku.

“Eliz.. kamu ngapain disini?”
“Pah Rahid, (agak kaget) saya sedang menunggu taksi pak”
“Memangnya ga ada yang jemput?”
“Ga pak, pacar saya sedang tugas di luar kota”
“O ya udah, biar saya antar gimana, ayo ga apa-apa, bentar lagi mau hujan lo”
“ga apa-apa kok pak”
“Ayo masuk aja, ga usah malu-malu. Saya Cuma niat bantu kamu aja”
Akhirnya aku mengalah dan memilih pulang diantar Pak Rahid.

ADVERTISEMENT

“Terimakasih banyak ya pak, maaf sudah merepotkan”
“Ga apa-apa kali, o ia boleh minta nomor hp kamu ngga? Soalnya kalo hubungi Pak Sahadi agak susah”.
“Iiiaa pak boleh ini nomor hp saya 0812**** (dengan berat hati)

Pukul 05.30 wit (Handphone berdering). Denis yang menelfon.
“Hhhmm” jawabku dengan malas.
“Slamat pagi sayang, aku kangen banget sama kamu, ayo bangun”
“hhhmm sayang.. masih ngantuk”
“Ya udah nanti aku telfon lagi yah, hari ini aku ada giat lebih awal dari kaya biasanya, jadi aku telfon kamu.. I love u sayang”
“I love u too”.

(Handphone kembali berdering) Tanpa melihat siapa yang menelfon lagi, aku langsung mengangkatnya, karena kupikir pasti Denis.
“Hallo sayang”
(tertawa kecil) “sayang? Ngga salah ni”
Mataku langsung terbuka lebar karena kaget mendengar suara yang ternyata bukan suara Denis tapi Pak Rahid. “Mampus aku” dalam hati.
“Maaf pak, saya pikir pacar saya, soalnya dia barusan telfon”
“hahaha, ga apa-apa kok, saya tau kamu pasti masih ngantuk jadi salah sebut”
Ternyata Pak Rahid menelfon karena hari ini dia ingin bertemu dengan Pak Sahadi.

Di kantor aku benar-benar merasa jenuh karena mungkin pengaruh Denis yang saat ini tidak ada. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menyentuh bahuku, sontak saja aku kaget. Dan ternyata Pak Rahid, dia mengajakku makan siang di luar. Sebenarnya aku tidak ingin pergi bersama dia, tetapi karena Pak Sahadi yang saat itu juga ada, memintaku untuk menemani Pak Rahid makan siang. Aku pun terpaksa menerima tawaran Pak Rahid.

Di restoran aku benar-benar kikuk, tidak tau mau ngomong apa sama Pak Rahid. Pak Rahid ternyata orangnya mudah bergaul, agar suasana tidak begitu kaku, dia memperlihatkanku video-video rekaman kura-kura dan anjing peliharaannya. Dan ternyata kesukaanku dan Pak Rahid sama, kita sama-sama suka dengan hewan, terlebihnya anjing, diapun mengajakku kerumahnya untuk melihat anjing dan kura-kura peliharaannya. Entah kenapa dari semenjak itu hubunganku dan Pak Rahid semakin dekat, akupun merasa tidak jenuh lagi di kantor. Sampai-sampai aku tidak sadar, kalau aku mulai menyukai Pak Rahid, begitu juga dengan Pak Rahid dia terlihat mulai suka denganku.

Malam ini Pak Rahid mengajakku makan malam di luar. Akupun mengiyakan ajakan Pak Rahid.
“Eliz, saya pengen ngomong sesuatu sama kamu? Tapi kamu jangan sampai kaget atau marah sama saya ya”
“Iya Pak”
“Saya sebenarnya suka sama kamu, saya juga ga tau dari kapan saya mulai sama kamu, yang pasti saya sudah merasa nyaman banget sama kamu, saya tau kamu memang sudah punya pacar, tapi bagi saya selama janur kuning belum melengkung, saya masih punya harapan untuk memiliki kamu seutuhnya”
Akupun hanya terdiam sejenak. Dalam hatiku kacau.
“Oke, kamu ga usah jawab sekarang, nanti aja.”

Aku benar-benar tidak bisa tidur malam itu, hanya Pak Rahid di dalam pikiranku. Entah kenapa aku merasa seperti menginginkan dia menjadi pacarku, karena Rahid terlalu baik dan akupun merasa nyaman dengannya tetapi aku lupa bahwa aku sudah mempunyai Denis, lelaki yang mencintaiku dan sudah menjalani hubungan kurang lebih 2 tahun.

Cerpen Karangan: Valenniel

Cerpen Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Antara Cinta dan Persahabatan

Oleh:
Namaku Dellia Salshabilla Putri, aku kerap disapa Shalsa. Aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Aku mempunyai sahabat, dia bernama Aldina Larasari yang kerap disapa Laras. Kami sudah bersahabat

Play Boy vs Play Girl

Oleh:
Semua pasang mata menatap satu laki-laki yang dikenal player itu. Laki-laki yang sedang menggandeng, lebih tepatnya merangkul seorang wanita berparas wajah yang cantik. Andrew Putra Senaryo. Yap, itu nama

Negeri Cinta

Oleh:
Pernahkah kau merasakan hasrat yang begitu besar untuk memiliki suatu hal yang amat sangat kau inginkan? Menginginkan suatu hal yang sangat sulit diraih padahal terletak di depan mata? Seperti

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *