Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 2)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 21 May 2023

Hari ini Denis kembali dari Bandung. Akupun benar-benar melepas kangen dengan Denis. Karena aku takut Pak Rahid menelfonku saat aku sedang bersama Denis, nomor telfonnya aku blokir. Saat sudah sampai di rumah, aku kaget ada nomor baru yang menelfonku, dan ternyata itu Pak Rahid. Aku pun mengangkat telfonnya.

“Hallo.” Jawabku dengan pelan.
“Hallo eliz, kenapa nomor saya kamu blokir?”
“Maaf pak, tadi saya sedang bersama pacar saya, saya hanya tidak mau dia tau pak”
“Ia tapi jadinya saya khawatir sama kamu”

Aku benar-benar merasa dilema saat ini. Aku sangat mencintai Denis, tapi entah kenapa di dalam pikiranku hanya ada Pak Rahid, dan semakin lama tidak bertemu dengan dia, aku sangat merindukan dia. Akupun merasa bahwa aku juga menginginkan dia. Salahkah Tuhan jika aku juga mencintai Pak Rahid. Tapi aku juga tidak bermaksud untuk menduakan bahkan sampai menyakiti Denis.

Suatu ketika, Pak Rahid mengajakku ke rumahnya. Dan entah kenapa saya pun mengiyakan. Pak Rahidpun memintaku untuk tidak lagi memanggil dia Pak, tapi Rahid saja. Sesampainya di rumah Rahid, saya kaget ternyata rumahnya ramai, dan Ibunya dari luar negeri datang, Rahidpun bermaksud untuk memperkenalkanku dengan Ibunya karena ayah Rahid juga telah meninggal dunia 5 tahun lalu.

Aku benar-benar merasa sangat canggung, tidak tau mau ngomong apa, karena dari raut wajah Ibu Rahid, sepertinya dia tidak menyukaiku. Akupun mulai mencari alasan untuk segera pergi dari tempat itu. Akhirnya Rahid mengantarku pulang. Aku bertanya pada Rahid kenapa ibunya seperti tidak menyukaiku. Rahidpun berkata bahwa ibu memang orangnya seperti itu, tidak terlalu suka senyum tapi sebenarnya dia baik.

Denis pun mengantarkanku pulang, di dalam mobil aku hanya diam Rahid pun demikian. Tiba-tiba hanphoneku bordering ternyata Denis menelfonku.
“Sayang dimana?” Tanya Denis.
“Aku lagi keluar cari makan sayang”
“Loh kok ga nelfon aku biar ditemanin?”
“ga apa-apa kok sayang, cuma jalan kaki bentar ke perempatan depan gang” ungkapku.
Mobilpun melaju semakin kencang, sepertinya Rahid cemburu melihatku telfonan dengan Denis.

“sayang udah dulu yah aku mau pesan makan ni”
“yaudah, hati-hati jalan baliknya.. I love you..”
Aku hanya diam sejenak dan langsung mematikan telfon. Jelas betul wajah Rahid memerah tanda dia emosi.

Akhirnya tiba di rumahku, saat aku mau turun tangan kiri Rahid menggenggam tanganku dan tangan kanannya meraih leherku, dia langsung menciumku dengan sangat lembut, jantungku berdebar kencang, tanpa sadar aku juga membalas ciumannya. Tiba-tiba suara Denis terlintas di benakku seperti sedang memanggilku, akupun sontak mendorong Rahid, Rahidpun kaget.
“kamu marah ya..?” Tanya Rahid.
“aku masuk dulu yah, bye..” ucapku dan langsung masuk ke dalam rumah.

Hari-haripun berlalu. Aku mulai menjalani hubunganku dengan Denis lagi. Aku ingin belajar mencintai dia seutuhnya tanpa memikirkan adanya pihak ketiga dalam hubungan kami. Rahid juga tidak pernah menghubungiku lagi semenjak dia ke Jerman untuk mengantar ibunya pulang kesana karena ibunya telah menetap di Jerman untuk memimpin perusahaan keluarganya yang berada di Jerman. Disatu sisi aku merindukan dia, tapi di lain sisi aku juga bersyukur, semoga dengan cara ini Rahid tidak lagi menghubungiku, sehingga aku bisa menjalani hubunganku dengan Denis tanpa memikirkan perasaan Rahid Lagi. Hingga suatu malam aku dikejutkan lagi dengan telfon dari Rahid. Dengan terpaksa aku mengangkat telfonnya.

“Hallo”. Jawabku dengan suara gemetar.
“Eliz, maaf aku baru bisa telfon kamu”
“Hhmm, kenapa kamu telfon saya lagi”
“Maaf, saya benar-benar sibuk disini, sampai saya tidak punya waktu untuk menghubungi kamu. Jujur saja Eliz saya sangat rindu kamu, besok saya akan kembali ke Indonesia, saya akan temui kamu”.

ADVERTISEMENT

Jujur dalam hatiku sangat jengkel dan marah, tapi aku tidak bisa menolak Rahid. Rasa bersalahpun mulai menghampiriku. Aku sangat merasa bersalah sekali terhadap Denis, semoga dia tidak tau apa yang telah aku perbuat di belakang dia.

Keesokan harinya di kantor, Risma dengan tergesa-gesa menghampiriku.
“Elizzz” dengan nada agak kuat.
“Kenapa lagi sih kamu, kaya orang baru abis liat setan gitu”
“Ini tu lebih dari liat setan Eliz, kamu tau ga Pak Rahid yang ganteng itu lo”
Dalam hatiku tertegun dan diam sejenak.
“Kenapa dengan Pak Rahid?”
“Dia mau menikah Eliz, bulan depan.. ternyata kemarin dia sudah melangsungkan pertunanggannya di Jerman.”

Ya Tuhan, apa ini, semoga saja ini mimpi, aku sangat-sangat kaget dan tidak tau lagi mau ngomong apa. Seharian itupun aku seperti orang yang kelihangan banyak darah, aku benar-benar tidak semangat menjalani hari-hariku. Sampai-sampai aku tidak menjadi peduli lagi dengan Denis. Malam ini aku menangis sejadi-jadinya di kamar. Kenapa Rahid tega sekali denganku, apa selama ini dia hanya mempermainkanku saja. Aku sangat menyesal telah menduakan Denis lelaki yang benar-benar peduli denganku selama ini.

Tiba-tiba ada yang mengetok pintu rumah, akupun membukakan pintu, dan ternyata Rahid berdiri pas di depanku. Tanpa banyak berbicara Rahid pun langsung memelukku. Entah apa yang ada dipikiranku, aku sontak menangis. Rahid memelukku dengan sangat erat.

“Kenapa kamu blokir nomor saya lagi?”
Aku juga tidak dapat berbicara, mulutku seperti dilem mati.
“Kamu kenapa menangis Eliz?”
“Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau kamu sebenarnya kemarin ke Jerman untuk tunangan? Dan bulan depan kamu mau menikah kan?”
“Aku minta maaf Eliz, aku tidak bermaksud untuk melukai perasaan kamu, hanya saja aku juga terpaksa menerima pertunanganku ini. Aku juga bingung sama kamu, kamu mencintai aku, tapi kenapa kamu tidak menerima cinta saya”
“Saya kan sudah bilang, saya tidak mungkin menyakiti hati Denis, saya sudah pacaran lama dengan dia”

Sambil tetap memelukku, Rahid meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tetap mencintaiku walau dia telah menikah dengan orang lain dan dia juga mengingatkanku bahwa tidak boleh lupa terhadap dia. Diapun mengatakan bahwa setelah menikah bulan depan dia akan menetap di Jerman karena kesehatan ibunya sudah mulai memburuk. Aku hanya bisa menangis, meratapi kisah ku dengan Rahid.

Kenapa Tuhan harus mempertemukanku dengan Rahid di keadaan yang salah ini. Hatiku benar-benar hancur harus menerima semua kenyataan pahit ini. Rahid bilang dia tetap mencintaiku sampai kapanpun, dan dia tetap berharap agar aku tidak memutuskan hubungan dengan dia.

Hari-haripun terus berlanjut, perlahan aku mulai menerima semua kejadian-kejadian pahit yang telah aku alami, walaupun memang aku akui aku sangat merindukan Rahid, tetapi dengan keberadaan Denis, aku mencoba untuk menghilangkan Rahid dari pikiranku dan tetap berada di pelukan Denis. Semoga kau bahagia Rahid kekasih gelapku.

Cerpen Karangan: Valenniel

Cerpen Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 2) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kerelaan & Ketulusan

Oleh:
Pagi yang cerah, membuat suasana damai, sang surya’pun mulai menampakan sinarnya disela-sela awan yang menyelimutinya.. ketika hembusan angin menembus rongga-rongga hidung, emmm sungguh nikmat rasanya suasana pagi hari.. “One,

Langit dan Bumi

Oleh:
Langit dan Bumi. Ya, begitulah nama panggilan dari dua saudara kembar identik itu. Wajahnya bagaikan pinang di belah dua, mereka begitu mirip, sulit sekali membedakan. Namun tabiat keduanya sangat

Syal Merah untuk Cinta Pertama

Oleh:
Sabtu, 25 November, aku menggumamkan kata-kata itu dan menyimpannya dengan baik di memori otakku. Lima hari lagi adalah hari ulang tahun salah satu anjingku. Aku tak sabar merayakannya nanti,

My Cinderella (Part 2)

Oleh:
Tik tok waktu bergulir menuju tengah hari. Jam makan siang tiba, Nathan dan Karin bertemu di tempat yang telah dijanjikan. Karin tampak semringah bertemu kekasihnya. Begitu juga dengan Nathan.

He is For You Friend (Part 1)

Oleh:
Lisna hanya terdiam di sudut balkon kostan memperhatikan teman-temannya hilir mudik melewati pintu. Sementara sebagian sudah nangkring di atas motor yang terparkir rapi di halaman. Melly dengan helm pink

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *