Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 3)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 21 May 2023

2 tahun berlalu setelah Rahid menikah.
Hari ini aku bahagia sekali karena aku dan Denis akan melangsungkan pertunangan kita. Acaranyapun kami langsungkan di salah satu Hotel Bintang Lima di Jakarta. Acaranya bisa dibilang mewah. Aku dan Denis menggunakan pakaian dengan warna dan corak senada yaitu warna hijau tosca dengan corak batik. Semua tamu undangan terlihat menikmati pesta pada malam itu. Tapi tidak tahu apa yang tiba–tiba terlintas di pikiranku yaitu Rahid aku tidak bisa berhenti memikirkan dia malam itu. Kata-kata yang dia ucapkan terkahir kalinya terus mengiang-ngiang di otakku. Aku kembali merasa bersalah terhadap Denis, Denis yang kelihatannya tidak ada beban sama sekali denganku tapi aku yang tiba-tiba merasa terbeban dengan semua ini.

Keesokan harinya di kantor Pak Sahadi menyuruhku untuk menggantikan dirinya dalam rapat di Perusahaan lain. Akupun pergi. Sesampainya di kantor ternyata baru aku orang pertama yang hadir dan memang aku datangnya terlalu awal karena takut terlambat. Sambil menunggu peserta rapat lainnya datang aku melihat-lihat pemandangan kota Jakarta dari balkon kantor dan memang pemandangannya indah sekali. Saat sedang asyik menikmati pemandangan seseorang menyapaku dan sontak seketika membuatku tertegun karena suara itu seperti sudah sangat khas. Saat aku berbalik dan Ahh ternyata benar Rahid Pratama. Yang ada didalam otakku saat itu ingin melompat dari atap balkon, karena sudah lebih dua tahun kita tidak pernah bertemu.

“Eliz, apa kabar”
Masih bengong karena tidak tahu mau bicara apa. “Bbbaik”
“Kamu tambah cantik aja”
Hanya senyum simpul
“emm maaf saya harus ke ruang rapat”
Saya pun dengan cepat berlalu meninggalkan Rahid yang hanya masih terpaku menatapku.
Dalam hatiku kacau kenapa harus bertemu dengan Rahid kembali. Ahh semoga saja dia tidak memintaku untuk menemuinya lagi.

Dan ternyata Rahid juga mengikuti rapat di kantor itu. Setelah selesai rapat aku dengan cepat menuju mobil untuk segera pergi agar bisa menghindar dari Rahid. Sesampai di mobil aku dibuat terkejut dengan Rahid yang sedang berdiri di depan mobilku.

“Kamu kok buru-buru sekali Eliz” tanya Rahid.
“Maaf saya memang sedang buru-buru karena sudah ada janji makan siang dengan pacar saya”
“haha” Rahid tertawa kecil. Kamu memang tidak pernah berubah Eliz dan itu yang membuat saya tidak akan pernah bisa lupa sama kamu.
“maaf tapi saya harus masuk ke mobil dulu”

Rahid pun seketika meraih tanganku dan menggenggam erat tanganku. Aku pun langsung menepis tangannya karena takut ada orang lain yang melihat.
“Kamu udah gila yah, gimana kalo orang liat, entar aku disangka pelakor lagi.. aku mau pergi sekarang juga, tolong jangan halangi aku. Aku rasa tidak ada hal yang harus membuatku bertemu denganmu lagi”. Didalam mobil otakku benar-benar kacau aku takut dengan kembalinya Rahid akan membuat hubunganku dengan Denis bisa renggang.

Denis pun menelfonku dan mengajak makan siang tapi aku agak sedikit gugup menjawabnya dan akupun beralasan kalau aku sedang tidak enak badan. Malamnya Denis menjengukku di rumah aku pun berusaha tenang dalam dekapan Denis aku takut dia menjadi curiga dengan gelagatku. Malam itu Denis pun mencoba ngobrol denganku tentang rencana pernikahanan kita tapi aku sendiri seperti tidak bersemangat untuk membahasnya akhirnya Denispun tidak lagi membahasnya karena melihat keadaanku yang tidak bersemangat.

Denis dan aku pergi liburan minggu ini di Bali. Aku melepaskan penatku selama seminggu ini. Dan kita menginap di Hotel. Aku benar-benar bahagia sekali dan menikmati liburan kita. Karena udara malam itu di Bali agak panas aku dan Denispun memutuskan untuk berenang di kolam malam itu juga. Kita berduapun saling melepaskan hasrat satu sama lain di dalam kolam, mulai dari Denis yang menciumku dengan lembut, tapi entah kenapa di dalam suasana seperti itu aku malah mengingat Rahid.

Pagi pun datang, aku dan Denis sarapan di Hotel. Tapi sepertinya liburanku dan Denis tidak akan berjalan baik karena aku benar-benar dibuat terkejut dengan Rahid lagi. Kali ini dia tidak sendiri tapi dia bersama keluarganya. Mereka duduk pas bersebelahan dengan kami. Rahidpun datang ke meja sembari mengajak gabung, dan bodohnya lagi Denis pun mengiyakan. Sumpah aku benar-benar tidak tahan dengan semua ini. Wajar saja Denis dengan santainya menerima Rahid duduk di meja kami karena yang dia tahu Rahid hanyalah kolega perusahaan tempat kita bekerja.

“Aku ke toilet dulu ya sayang” kataku dengan cepat.
Saat aku mau kembali ke meja makan, ternyata Rahid sudah menungguku di depan toilet.
“Kamu kenapa dari kemarin menghindar terus dari aku sih, padahal aku Cuma..”
“Cuma apa, cuma pengen ngobrol sama kamu cuma pengen liat kamu.. basi tau ngga” ketusku
“Kamu kok ngomongnya gitu sih aku cuma kangen aja sama kamu, kamu lupa apa yang pernah aku bilang ke kamu, walaupun…”
“ssshhhh.. stop, udah deh lupain, itu semua ngga guna, sekarang kamu udah punya istri dan anak… kamu sadar dong, kalau kamu kaya gini terus bakal bikin aku tambah sakit.. kamu pikir enak apa ditinggal nikah gitu aja.. (menangis kecil)
“aku benar-benar minta maaf Eliz aku ngga tau kalau sampai sekarang kamu masih nyimpan dendam sama aku, aku benar-benar ngga bermaksud Eliz.. lagian aku kan udah coba buat ngajak kamu nikah tapi kamu ngga mau, kamu malah lebih pilih dia.. Yah aku juga ngga bisa nunggu kamu lama, umur aku tambah tua”
“udahlah Rahid, diantara kita udah ngga ada apa-apalagi, aku pengen hidup tenang skarang sama Denis, bentar lagi kita juga mau nikah jadi aku harap tiap kita ketemu anggap aja kita ngga pernah saling kenal”
Aku pun berlalu meninggalkan Rahid. Aku langsung menuju kamar dan menelfon Denis kalau aku harus segera balik ke Jakarta karena ditelfon Pa Rahid Direktur, ada tugas penting di Kantor.

ADVERTISEMENT

Di dalam pesawat.
“sayang kamu ngga apa-apakan, apa kamu sakit, apa kamu ngga senang kita liburan ke Bali, nanti liburan berikutnya kamu deh yang milih tempatnya aja” tanya Denis
“ngga kok sayang (sambil mengelus pipi Denis) aku baik-baik aja mungkin karena aku terlalu capek aja kali yah”
Di tempat lain antara Rahid dan istrinya.
“sayang kok tiba-tiba mendadak banget kita pulang” tanya Hilda istri Rahid.
“Maaf sayang aku tiba-tiba baru dikasih proyek penting, jadi aku ngga bisa lewatin poyek ini. Aku janji liburan berikut kita bakal libur lebih lama lagi.”

Hari-haripun berlalu Rahid sudah tidak pernah menghubungiku, diapun sudah jarang terlihat, (apa mungkin dia sudah tidak tinggal di Jakarta lagi yah). Pernikahanku pun bersama Denis tinggal menghitung hari lagi, aku benar-benar sudah tidak sabar lagi ingin hidup berumah tangga bersama pria yang ku cintai walaupun bukan hanya dia seorang yang ada di dalam hatiku.

Pagi ini cuaca benar-benar cerah aku dan Denis akan pergi ke Salon untuk fitting pakaian pengantin. Tapi kali ini Denis tidak menjemputku karena Salonnya dekat dengan rumah Denis aku memutuskan untuk berangkat sendiri. Aku pergi naik taksi, tapi saat sampai di Jalan utama kita terjebak macet ternyata ada kecelakaan di dekat jalan tol. Karena jarak ke Salon sudah dekat aku memutuskan untuk berjalan kaki ke Salon.

Saat melewati kerumunan orang yang sedang melihat-lihat korban kecelakaan aku pun dibuat penasaran dengan korban kecelakaan. Saat aku mendekati korban tersebut betapa terkejutnya dengan melihat Rahid yang bersimbah darah aku pun panik seketika dan meminta bantuan orang sekitar untuk menelfon ambulance. Ambulance pun datang aku turut mengantar Rahid ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit aku benar-benar takut sekali melihat keadaan Rahid aku sampai bingung tidak tahu mau berbuat apa. Susterpun menghampiriku dan berkata kalau Rahid kehilangan banyak darah dan segera membutuhkan donor darah. Aku pun mengiyakan kalau aku bersedia untuk menjadi pendonor bagi Rahid dan untungnya golongan darah kita sama. Di ruang ICU aku hanya bisa menatap tubuh kaku Rahid.

Selesai donor darah suster menghampiriku dan bertanya,
“Maaf Ibu istrinya yah”
“eehmmm, bb” Sambli bungkam. Belum selesai menjawab pun suster mengira kalau aku ini istrinya Rahid karena suster melihat cincin kawin Rahid dan cincin tunanganku sekilas mirip. Suster pun menyuruhku untuk menandatangani surat tanda masuk rumah sakit untuk rawat inap. Setelah itu Rahid dibawa ke ruang VIP, aku pun dengan setia menemani Rahid yang terbaring lemah sambil menggenggam tangan Rahid aku hanya bisa berdoa agar Rahid bisa segera sadar dan pulih (sambil menangis tersedu-sedu).

Cerpen Karangan: Valenniel

Cerpen Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 3) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinta itu Buta

Oleh:
Zaman sekarang gak punya pacar? Astaga, terlalu. Tapi lebih terlalu kalau punya pacar tapi merasa jomblo. Itulah yang dirasakan Mona sekarang, gadis berperawakan kutilang, putih dan cantik. Anehnya, cantik-cantik

Salah Ngasih Bikin Jatuh Hati

Oleh:
Pagi yang cerah memberi mentari sinar yang menyengat. sinar mentari yang membuatmu bersinar di tengah lapangan. tawamu seakan menghusir kesepian yang kurasa. namun kau hanya kutatap dari luar jendela

Dua Puluh Lima Juta (Part 1)

Oleh:
“Dua puluh lima juta?” Tanya Nina shock mendengar nominal yang disebutkan oleh dokter. “Benar sekali. Total biaya operasi Ibu anda adalah dua puluh lima juta.” Jelas sang dokter. Mendengar

Bukan Layangan Putus

Oleh:
Senja sudah bosan pada burung-burung imigran yang entah pindahan dari negara mana. Matahari sore juga sudah curiga pada awan yang setiap hari memeluk pucuk gunung. Awan pun tak lagi

Sebuah Janji (Part 2)

Oleh:
Back to 8 years later… Arya membuka mulut perlahan, akan menjawab pertanyaan Rima. Namun saat ia akan menjawab, seseorang memasuki ruangan poklinik. “Permisi…” Ucap suara itu. “Oh silakan…” Kata

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *