Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 4)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 21 May 2023

Di tempat lain di salon Denis yang sedang menungguku dan berusaha menelfonku karena aku yang tak kunjung sampai di Salon. Dan ternyata aku lupa membawa handphone.
“Eliz, kamu dimana sih sayang.. kenapa kamu belum nyampe juga” (apa jangan-jangan Eliz berubah pikiran dan tidak lagi mau menikah denganku) dalam hati Denis berkata.

Akupun tertidur di rumah sakit dan suster yang membangunkanku.
“Bu, Ibu.. bangun Bu, sudah waktunya pasien harus minum obat dulu Bu”
“Akupun mulai terbangun dan berusaha membuka mata akibat sembab. Maaf suster aku ketiduran, ini udah jam berapa yah sus?”
“udah jam 8 Bu”
“haaaa (kaget sekagetnya) jam 8 sus.. astaga aku harus segera pergi sus, nanti aku kembali lagi ya sus”

Tiba-tiba Rahid memanggilku.. dan terus menyebut namaku. Aku pun hanya bisa terpaku sejenak. Aku kembali ke Rahid dan melihat kondisi Rahid lagi dan berusaha untuk memanggil namanya untuk menyadarkan dia lagi. Disatu sisi aku khawatir karena sudah mengecewakan Denis karena dia sudah menungguku di Salon dari tadi siang. Akupun tersadar kalau aku lupa membawa handphone dan aku benar-benar tidak bisa menghubungi Denis lagi. Akhirnya aku meminjam handphone suster, tapi saat menelfon Denis handphonenya tidak aktif. Aku benar-benar dibuat binggung karena tidak bisa meninggalkan Rahid juga dalam kondisi sekarat seperti sekarang ini.

Keesokan paginya aku dibuat bangun dengan tangan Rahid yang mengusap-usap kepalaku.
“Kamu udah sadar Hid??”
“(senyum kecil) Makasih yah Liz kamu udah mau nemanin aku”
“HHmm baguslah kalau udah sadar, aku harus pergi pagi ini juga”
Tiba-tiba Rahid menggenggam erat tanganku seakan tidak mau aku pergi dari situ. “Jangan pergi dulu, aku tau kamu masih mencintaiku Eliz”
“Rahid maaf tapi aku harus pergi, karena kamu aku tidak jadi fitting baju dengan Denis kemarin”
“Kenapa kamu menyembunyikannya terus Eliz”
“Rahid kamu ngomong apa sih, aku cuma tolong kamu aja kemarin dan aku rasa itu hal biasa deh karena kebetulan disitu aku liat ngga ada orang-orang yang peduli dengan korban kecelakaan”
“Bukan itu liz.. kata suster kamu nangis-nangis sampe tertidur dekat ranjangku dan suster pikir kita suami istri”
“Ohh itu yahh pas aku mau jelasin ke susternya, susternya udah terlanjut minta tanda tanganku buat rawat inap kamu.. udah deh Rahid aku harus pergi sekarang”
“kalau kamu pergi berarti kamu ngga pernah mencintaiku Eliz.. kamu udah bohongin diri kamu sendiri”
“Rahid Pratama aku harus pergi sekarang, kamu udah menikah dan memiliki anak, sekarang aku juga berhak dong buat memiliki keluarga sendiri.. Semoga kamu cepat sembuh.. Oh iya jangan lupa telfon istri kamu buat jenguk kamu.” Akupun berlalu meninggalkan Rahid sendiri.

Aku langsung pergi ke rumah Denis, tapi Denis sendiri tidak berada di rumah. Aku lalu menunggu Denis di rumahnya sampai tertidur. Aku pun dibangunkan dengan suara mobil Denis.

“Sayang aku minta maaf kemarin ngga bisa temui kamu”
Denispun hanya bisa menatapku dingin.
“sayang aku benar-benar minta maaf sayang.. kemarin aku tuh ketemu…” belum selesai bicara Denis memotong pembicaraanku.
“ketemu Rahid???” Dengan tatapan tajam Denis menatapku.
“Rraahidd?”
“(denis tertawa kecil) Seharusnya dari dulu aku udah tau ini, tapi kenapa bodohnya aku bisa mempercayai kamu gitu aja”
“Denis.. denis aku bisa jelasin semua ini”
“Kenapa Eliz, kenapa.. apa kurangnya aku Eliz sama kamu, aku memang ngga sekaya Rahid, tapi yang aku punya cuma cinta dan sayang Eliz, kenapa kamu tega lakuin ini sama aku”
“Denis aku bisa jelasin (sambil menangis)”
“Jadi ini alasan kamu buat cepat-cepat pergi dari Bali… Hahhhh (dengan nada kasar).. Kamu temui dia di hari terpenting kita buat fitting baju pengantin.. kamu pikir aku ngga tau, aku baca pesan Rahid di hp kamu Eliz”
“Denis, Rahid itu ke….”
Belum selesai bicara Denis sudah mendekap mulutku. “SSSHhhhh.. sudahlah Eliz, pernikahan kita batalll” Denis berlari keluar rumah dengan mobilnya. Aku benar-benar bingung tidak tau mau buat apa. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu di rumah Denis.

Aku pun pulang dan hanya bisa melihat kenangan-kenanganku dengan Denis, melihat begitu banyak cerita indah yang sudah kita ukir tapi sekarang hancur sesaat karena perbuatanku yang tanpa sengaja sudah menduakan Denis. Aku benar-benar bingung Tuhan apa yang harus aku lakukan. Aku mencoba menghubungi Denis tapi hpnya mati. Kalau saat-saat seperti ini aku takut untuk bertemu Denis, aku takut dia akan berbuat nekat atau semacamnya. Akupun hanya mengirimkan pesan untuk Denis “Sayang aku minta maaf, hanya itu yang bisa aku katakan, aku harap kamu memaafkan aku. Aku juga sudah tidak punya hubungan lagi dengan Rahid, diapun sudah memiliki keluarga, hubunganku dengan dia sudah selesai, Aku juga tidak ada niat untuk membatalkan pernikahan kita, aku hanya mau menikah denganmu Denis, Aku akan pergi ke Bandung untuk jenguk mama papa sekalian menenangkan pikiran, kalau kamu sudah memaafkanku kamu bisa memberitahuku”. Begitulah isi pesanku pada Denis sebelum aku memutuskan pergi ke Bandung untuk menenangkan pikiran.

Akupun mengambil cuti dan berangkat pagi-pagi sekali. Saat aku membuka pintu rumah aku kaget melihat apa yang didepanku, ternyata Rahid dan keluarganya.

“Rahid, sedang apa kalian disini” (dengan wajah cemas). Rahid pun masih duduk di kursi roda karena kondisinya yang belum begitu pulih dari kecelakaan.
“Pagi Mba, maaf kami mengganggu, saya istrinya Rahid” (sambil menyodorkan tangan untuk berjabat tangan), Akupun berjabat tangan dengan dia. “Bisa ngobrol sebentar mba?”
“Ia boleh, silahkan masuk”

“Maaf eliz, kali ini kamu pasti kaget dan bertanya-tanya kenapa saya dan istri saya sampai kesini bahkan mengajak anak saya juga, saya kesini mau minta maaf sama kamu karena saya kamu jadi salah paham sama tunangan kamu”
“Maaf yah Rahid kalau kamu mau bahas soal itu saya udah ngga pengen dengar lagi, kamu tau karena kamu saya dan tunangan saya jadi batal menikah, bahkan skarang dia jadi benci sama saya… kamu puas kan skarang” (setengah menangis dengan emosi yang mulai meludak)

ADVERTISEMENT

“Maaf mba, bukannya saya mau ikut campur saya juga sudah tahu semua hubungan mba dengan Rahid sebelum saya menikah dengan dia. Rahid sudah menceritakan semuanya, kami berdua memutuskan untuk sebelum menikah tidak ada lagi rahasia diantara kami berdua.. Maka dari itu kami datang kesini untuk meminta maaf ke mba, dan kami bersedia bertanggung jawab jika tunangan mba marah, kami bersedia untuk menjelaskan ke tunangannya mba”

Tiba-tiba seseorang dari luar menjawab “Tidak usah dijelaskan, saya juga sudah tahu semuanya”. Ternyata Denis yang datang. Aku pun sangat senang disamping itu sedikit terkejut dengan kedatangannya.
“Saya sudah maafin kamu eliz, jauh sebelum kamu minta maaf, aku tahu kamu hanya hilang arah”
“Aku minta maaf sayang udah ngelakuin ini ke kamu, aku janji akan selalu mencintai kamu dan tidak ada lagi orang kedua diantara kita” sambil berpelukan.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba juga, Aku dan Denis dapat melangsungkan pesta pernikahan kami. Dan semuanya dapat berjalan lancar. Rahidpun memilih untuk kembali ke Jerman bersama keluarganya untuk mengurus perusahaan keluarganya yang ada disana..

Jika diingat-ingat lagi memang sih sulit sekali untuk melewati semua ini. Mendua itu memang sakit rasanya, lebih sakit lagi disaat kita lagi sayang-sayangnya dengan pacar kita, terus datang godaan orang ketiga, dan parahnya orang ketiga ini gak kalah jauh baik dan bisa bikin kita nyaman. Tapi yang namanya cinta pertama harus tetap dipertahanin sampai kapanpun. Karena jangan pernah kita meninggalkan cinta pertama kita apalagi dia tidak punya salah apa-apa, hanya karena kita merasa orang kedua lebih baik darinya. Karena kalau sampai itu terjadi, tanpa kita sadari kita telah membuka celah dalam kehidupan kita sendiri, dan cepat atau lambat kita akan menerima balasannya. Jadi sayangilah orang yang sudah berada denganmu saat ini. Cintai dia dan beri dia perhatian, dengan begitu diapun akan membalasnya…

Ending

Cerpen Karangan: Valenniel

Cerpen Aku Yang Pernah Mencintaimu (Part 4) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Salut D’Amour

Oleh:
Aku memandang ke luar jendela sejak pulang sekolah tadi. Memandangi hujan yang mengguyur Bumi hari ini membuat hatiku sedikit lega. Ya, rasanya dingin, tentram, menyejukkan, menyegarkan. Rasanya kedongkolanku hari

Pada Akhirnya Kamu Akan Memilihku

Oleh:
“Aku suka padamu. Maukah kau jadi pacarku?” Hana terdiam mendengar pengakuan itu. Butuh waktu baginya untuk menjawab pernyataan itu. “Besok saja kujawab. Sampai jumpa,” katanya yang kemudian berlalu pergi.

Lilin Tertiup Angin

Oleh:
Sang surya mulai tenggelam di ufuk barat. Perlahan awan berarak menutupi kilaunya dan hembusan angin menambah lengkapnya suasana. Aku mulai mengenakan dress merah, high heels dan sedikit riasan di

Friend and Boyfriend (Part 4)

Oleh:
Teett…. teeet… Bel istirahat pun berbunyi. Pagi ini Hani tidak pergi ke apartemen Levin. Ia merasa canggung dengan sikap Levin kemarin. Hani melihat ke arah jam. Sudah jam sembilan.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *