Kekasih Gelap

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Segitiga
Lolos moderasi pada: 19 February 2016

Sedan hitam melaju menyusuri jalan pegunungan yang mirip seperti obat nyamuk cap kingkong yang meliuk-liuk. Sesekali melewati tikungan, tanjakan terjal, curam, ngeri. Tetapi asa impas dengan pemandangan indah perpaduan hijau persawahan, lebat hutan, dan gunung yang nampak sangat dekat. Di atas sana langit seakan sedang berbahagia riang menaburkan gumpalan awan cerah berhias mentari dengan cahaya kuning keemasan berkilau terik menembus lapisan atmosfer bumi.

Di dalamnya terdapat tiga pasang muda-mudi dengan bunga bermekaran indah di hati mereka. Aku dan kamu duduk di bangku belakang bangku kemudi. Aku benar-benar berada di sisimu, menyandarkan kepalaku di dadamu yang lapang. Lalu kau lingkarkan tanganmu di tubuhku. Memelukku erat seakan kita kan berpisah jauh. Di sana, aku dapat merasakan detak jantungmu yang kian memburu, merasakan setiap hembus napasmu, menghirup aroma khas tubuhmu yang selalu ku rindukan. Jemarimu dengan lembut membelai rambutku yang terurai, sesekali menyentuh daun telingaku lalu memainkannya, usil! Aku bergidik geli, kau tertawa lepas, aku rindu sekali suara itu.

Satu jam berlalu tak jua kita sampai di tempat tujuan. Aku tertidur dalam pelukmu, tidur ayam, atau entah apalah namanya yang jelas aku tetap bisa merasakan jemarimu dengan lembut membelai-belai rambutku lalu kau berhenti, ku pikir sepertinya kau mulai lelah. Aku bergerak memberi kode, kau mengerti. Kali ini kau memijit-mijit dahiku, enak sekali. Jika saja aku tidak sedang ‘pura-pura’ tertidur aku akan bilang, “Kau akan dibayar mahal jika menawarkan jasa pijit dengan rasa seenak ini.” aku menahan senyum saat membayangkan ekspresimu menanggapi leluconku.

Aku seperti kembali ke masa balita dimana ibuku berusaha menidurkanku dengan cara seperti ini. Dalam hati tak henti ku ucap syukur telah memilikimu. Hingga akhirnya aku benar-benar terlelap, ngiler. Entah berapa jam kemudian kau membangunkanku. Seperti orang linglung aku melihat sekeliling, kamu tertawa, “Ngiler ya ler?” ledekmu. Jika saja ada cermin pasti sekarang aku dapat melihat wajahku memerah menahan malu. Melihat ekspresiku kau lalu memelukku dan berbisik, “Santai aja sayang, dalam lelapmu kau tetap terlihat cantik di mataku.”

Sudah sampai di tempat tujuan, sedan hitam menghentikan rodanya tepat di depan rumah makan sederhana yang memiliki fasilitas musala dan toilet. Aku membenahi diri sementara kau salat. Lalu kita menikmati hot chocolate, aku memaksamu memesan minuman yang sama, kau nurut saja. Sebagai balasannya aku harus menghabiskan suapan demi suapan nasi dengan lauk telur balado dan sambal goreng kentang ala masakan rumahan. Aku belum pernah makan senikmat ini, suapan penuh cinta mungkin adalah bumbu rahasianya.

Setelah mengantre di loket pembelian tiket kami berenam -tiga pasang muda-mudi- menikmati sajian dari objek wisata yang terletak di kaki gunung ciremai berupa air terjun atau yang biasa disebut ‘curug’ meluncur bebas dari ujung tebing setinggi kira-kira 20 meter menimbulkan suara gemuruh air yang menenangkan. Semilir angin berhembus pelan menyapu penat dalam diri. Rerimbunan pohon menghasilkan oksigen yang begitu sejuk terhirup. Suasana romantis begitu terasa di sini, siapa pun pasti kan hanyut dalam asmara cinta.

24 jam penuh ku habiskan waktu denganmu, dan ku rasa hari itu waktu berjalan lebih cepat dari normal. Terima kasih untuk indah tak terhingga yang pernah kita lalui, setiap detiknya tidak akan pernah ku lupa kecuali bagian saat aku tertidur pulas. Aku mencintaimu dengan sangat bahkan setelah ku tahu segala tentangmu. Sayangnya Tuhan terlambat menghadirkanmu dalam hidupku. Telah ada seseorang yang menemaniku jauh sebelum kau datang.

Yang ku tahu cintanya untukku juga tak kalah besar dari cintamu. Munafik jka aku berkata aku lebih mencintainya daripada kamu. Yang ku rasa, aku mencintaimu sama halnya seperti aku mencintainya. Dan hancurku saat aku diharuskan untuk memilih. Lagu dari ungu “demi waktu” benar-benar mewakili keadaanku. Separuh hatiku hancur ketika aku harus melepasmu yang telah berlutut mengemis di hadapanku. Tangismu adalah dosa terbesar dalam hidupku, maafkan aku. Sudah ku bilang jangan pernah memberi arti, segala yang memang tak akan pernah menjadi lebih. Kuatlah, seperti camelia yang tegar bahkan ketika ia diminta untuk lekas pergi.

Cerpen Karangan: Tuti Ratna Dwiva
Facebook: Tutiratnadwiva

Cerpen Kekasih Gelap merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bukan Kau, Tou Kun Yang Kumau (Part 1)

Oleh:
Dari kacamata bulat berjenis minus ini kupandang lekat dirimu. Entah apa yang menarik perhatianku, aku tak tahu. Kau tampan, namun tak indah. kau tak atletis, meski tubuhmu terlihat proporsional.

Kisah Cinta Kupu Kupu

Oleh:
Di sebuah hutan Edelweisse, ada Kumbang, Larva dan Kupu-kupu, mereka adalah teman sejati. Kumbang adalah hewan yang sangat jahil, dia sering menjahili binatang-binatang lainnya, walau pun dia jahil tapi

Aku, Lenteraku dan Mataharinya

Oleh:
Aku terdampar di pojok taman, terduduk lemah bersanding dengan para bunga yang ceria dan rerumputan yang asyik menari, di sebuah kursi panjang aku menengadah ke lengit mencoba mencari-cari sesuatu

Kau Pilih Dia

Oleh:
Pagi itu adalah hari pertama dia sekolah. Gadis cantik berkacamata Nanda Namanya. dia adalah siswi pindahan dari sekolah lain. Namun sayang dia tidak sekelas denganku, karena Berbeda Jurusan, dia

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *