Awal Ku Mengenal Cinta
Cerpen Karangan: Durotun NafisahKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 21 December 2015
Awal pertama aku menjadi anak SMP aku beserta teman-temanku yang lain melanjutkan ke sekolahan yang berbeda-beda, ada yang di SMP negeri, swasta dan ada juga yang di madrasah tsanawiyah. Seperti halnya aku, aku melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah. Pada saat mendaftar, aku diantar oleh Ibu dan Kakak perempuanku. Kami berangkat naik bus karena jarak rumah ke madrasah lumayan jauh. Sebelum naik bus aku ribet membeli minum, permen, dan lain lain karena aku sering mual jika naik bus, maklum orang desa. Hehehe. Setelah sampai dan mengisi formulir kami pulang dan tinggal menunggu pengumuman.
Saat penguuman, dan ya alhamdulillah aku diterima. Setelah diterima, anak-anak dikumpulkan di lapangan madrasah. Seperti pada umumnya, kami semua diberi pengarahan dalam melaksanakan MOPD atau sering disebut MOS. Pada hari itu diberitahukan kapan mulai MOS dan barang-barang yang harus dibawa saat MOS. Aku sudah tidak sabar untuk melaksanakan MOS, kayaknya asyiik. Hehehe.
“Hooaaam..” pagi sekali aku bangun. Ternyata baru jam setengah 5, aku langsung bangun dan salat kemudian mandi dan menyiapkan barang-barang yang harus dibawa hari ini. Saking semangatnya, bangun saja pagi banget. Hihihi. Karena baru pertama masuk sekolah dan itu saja masih MOS, aku berangkat bareng temenku namanya Kristiya. Namaku Adina Putri dan lebih singkatnya sering dipangil Adin. Sampai sekolah masih sepi karena jam menunjukkan pukul 06.20. Lama kelamaan banyak siswa berdatangan, ada juga siswa kelas 8 dan 9.
Pada saat itu aku duduk di depan pos satpam sambil menunggu yang lain datang. Aku bercanda ngobrol ngalor ngidul bersama Kristiya. Tiba-tiba ada salah satu seorang murid, kelas 7 juga (cowok), anak itu diantar seorang cewek menggunakan motor. Turun dari motor anak itu duduk di bawah pohon di depan masjid. Dalam hati aku berkata, “Kok ngelihatin aku terus sih, bikin ilfil saja..” Anak itu tinggi, putih, kelihatan anak mami (manja). Hahaha.
Tet.. tet.. tet… Bel tanda msuk berbunyi. Semua siswa masuk kelas dan aku yang masih kelas 7 masuk ke lapangan. Kami semua mengikuti upacara pembukaan MOPD. Setelah selesai upacara kami semua kepanasan seperti ikan kepanasan. Hahaha. Pada saat pembagian kelompok dalam MOS aku bertemu sama cowok yang tadi pagi. “Hiih, dia lagi, dia lagi..” Lagi lagi dia ngelihatin aku terus. Aku jadi salah tingkah karena aku sendirian, Kristiya berbeda kelompok denganku. “Huuuffhh.” Cukup lama menunggu Ibu guru membagi kelompok dan akhirnya namaku disebut juga dan aku masuk dalam kelompok Sunan Derajat. Sedikit malu juga sih sama anak satu kelompok karena tidak ada yang kenal.
Kami semua disuruh masuk ke dalam aula, di sana disediakan kursi dan duduknya pun menurut kelompok yang tadi telah dibagi. Saat duduk aku bingung mau duduk di mana, teman-temanku wajahnya sadis-sadis. Huuh. Aku milih duduk di paling belakang barisan cewek, dan baru aku sadari kalau aku 1 kelompok sama cowok yang tadi, “Hiiihh sebel sebel.” ucapku dalam hati. Saat itu aku terpaksa mengajak ngobrol teman sebelahku, namanya Sita anaknya sedikit pendiam.
“Mbak namanya siapa?” tanya cowok di belakangku, aku tetap diam dan fokus sama materi yang sedang diberikan.
“Jam berapa mbak?” cowok itu masih tetap bertanya padaku.
“Jam 9.” jawabku singkat. Tiba-tiba cowok itu usil kursiku ditendang-tendang, kerudungku ditarik-tarik.
“apaan sih?” kataku sambil nengok ke belakang, eh ternyata cowok itu cowok yang tadi pagi ngelihatin aku. Emm, menyebalkan pikirku.
Hari kedua MOS aku masih berangkat bareng Kristiya. Sampai di sekolah seperti biasa kami masuk pukul 07.00 dan kumpul di lapangan. Setelah diberi petunjuk kami masuk ke aula. Dan tanpa sengaja aku duduk di depan cowok itu lagi, tidak jauh beda dengan kemarin cowok itu masih tetap usil dan jail. Ihh, rasanya aku pengen pindah duduk. Sita yang masih duduk di sebelahku hanya tersenyum melihat ulah si cowok itu.
Setelah acara di aula selesai kami masuk ke kelas. Di dalam kelas lebih sering dikasih materi dan mengerjakan soal-soal. Hari ketiga MOS tidak jauh beda dengan hari-hari sebelumnya, hanya saja hari ketiga lebih santai dan banyak hiburannya. Di penghujung acara, ada pengumuman bahwa kelompok dalam MOS tersebut adalah teman-teman yang sudah akan menjadi 1 kelas. “Aduuhh, gawat, aku satu kelas sama si cowok itu.” gumamku dalam hati.
—
Ahaayy senangnya hari ini aku sudah bisa masuk sekolah. Hehe. Ibu Sri Darwati adalah nama dari wali kelasku. Bu Sri menyuruh kami perkenalan dari satu persatu. Aku punya teman satu bangku namanya Veni, dan dibelakangku bernama Akila dan Nurma. Baru aku tahu si cowok nyebelin itu bernama Verdi. Nah, waktu perkenalan berlangsung, Verdi mendekatiku dan dia mengajakku ngobrol. Cukup berani juga sih dia, dia meminta nomor hp-ku dan entah bagaimana langsung aku kasih nomorku ke Verdi. Waktu istirahat aku bersama ketiga temanku ngobrol sana sini dan sampai akhirnya Veni bilang kalau dia naksir si Verdi, eh si Nurma dan Akila juga bilang kalau mereka juga naksir Verdi. Aduh, kok bisa ya mereka naksir sama cowok yang super nyebelin.
Sampai rumah aku istirahat, aku lihat hp-ku dan ada 1 pesan di layarnya. Waktu aku buka, ternyata sms itu dari si Verdi. Idih, PD amat sih ini anak. Huh. Berhari-hari dan hampir tiap waktu dia sms aku, di sekolah pun dia juga sering mendekatiku. Sampai-sampai anak satu kelas mengejekku dan dia. Pada suatu hari aku sedang belajar kelompok di rumah temanku, si Verdi sms terus dan emm dia menyatakan cinta padaku.
Hihihi. Perasaanku bercampur aduk, antara senang dan bingung. Akhirnya aku menerima cinta dia dan kita pacaran, tapi anak 1 kelas tidak ada satu pun yang tahu. Aku bingung, awalnya aku sangat benci sama dia tapi kenapa aku mau jadi pacarnya dia. Apakah ini yang namanya cinta? Oh Tuhan, bagaimana dengan perasaanku ini? Dan bagaimana jika temanku Veni, Nurma dan Akila tahu kalau aku dan Verdi berpacaran. Oh tidak, pokoknya mereka tidak boleh tahu.
—
Lambat laun hubunganku dan Verdi sangat harmonis, berangkat dan pulang sekolah selalu bareng. Aku senang dengan hubunganku saat ini, di dalam kelas juga dia sangat memperhatikanku. Aduhh pokoknya serasa dunia milik berdua. Hehehe. Pada suatu ketika dia ingin main ke rumahku, tapi aku melarangnya dengan alasan aku takut dimarahin Ibu kalau mengajak teman cowok main ke rumah. Dia pun mengerti keadaanku. Aku seneng banget bisa pacaran dia, dia sangat baik dan sayang padaku walaupun aku juga sadar sebenarnya kita berdua masih belum cukup untuk berpacaran dengan umur SMP saat ini.
Dan pada suatu hari dia mutusin aku tanpa alasan yang pasti, aku bingung kenapa dia seperti itu. Huhu. Setelah putus hubunganku dan dia kurang baik, di kelas dia sering menyapaku dan mencoba mendekatiku tapi aku menghindarinya, rasanya aku masih sakit hati dia seenaknya mutusin aku. Lama kelamaan aku sudah bisa memaafkannya, aku sadar ini bukanlah salah dia. Aku berpikir dialah yang mengajariku tentang cinta, dialah yang mengajariku tentang arti sebuah kesetiaan. Dan sekarang, aku dan dia menjadi teman yang baik.
Cerpen Karangan: Durotun Nafisah
Facebook: Durotun Nafisah
Cerpen Awal Ku Mengenal Cinta merupakan cerita pendek karangan Durotun Nafisah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Karena Kamu Yang Pertama
Oleh: Ana SuciatiHari ini, takdir Tuhan benar-benar membuatku takjub. Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengan seorang laki-laki yang berhasil mencuri cinta dariku untuk yang pertama kalinya, dan sekarang tanpa aku
Bertempur (Part 2)
Oleh: Fara Yulindra SaanPagi hari telah menjelang, sepeda yang tadi kukayuh telah terparkir, dengan segera kulangkahkan kaki menuju kelas. Duh apa yang terjadi? Gak biasanya ada perasaan deg-degan gini pas berangkat sekolah…
Cupcake Sejuta Rasa (Part 2)
Oleh: Hardianti KaharPerbincangan di ruang tamu menjadi kabar gembira untuk Cherry. “Dadi Ibu arep menyang Jakarta. (Jadi Ibu mau ke Jakarta)” jawab Sinar berbicara pada Lanang dan Cherry. “Ibu mau bertemu
Disini Kubuka Lembaran Baruku
Oleh: Puspita Rheza HaninditaSebelum membaca cerita ini perlu kalian tahu siapa aku, tokoh utama di cerita ini. Aku adalah Puspita Rheza Hanindita. Seorang mahasiswi di sebuah Universitas swasta di Yogyakarta. Jurusan Ilmu
Pencuri Nomor Ponsel
Oleh: Fadhil AlanshoryBulan romadhon yang lalu, aku terbawa pandangan kepada cewek bersweater merah di kampungku, tepatnya Bone. Aku terbawa kemisteriusan cewek itu aku jadi ingin lebih tau dan kenalan dengan dia.
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply