Believe In Love

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 15 July 2017

“Kok busnya belum datang juga sih!” Ran ngoceh gak jelas karena sudah dari tadi ia menunggu di halte, tapi bus yang menuju sekolahnya tak kunjung datang. Tiba-tiba ada motor yang melaju ke arah halte, tepat berhenti di depan Ran. “Butuh tumpangan?” ujar Gefan dingin. “Gak usah”. “Ya udah” Gefan pun melesat pergi menggunakan motornya. “Ishh, tau gitu gak usah nawarin”. Omong-omong Gefan itu teman sekelas Ran. Ran gak suka Gefan karena dia anak begajulan.

“Gefan, gue liat pr lo ya, plisss, lo emang sobat terbaik gue deh!” Faisal, sahabat Gefan yang satu ini emang udah kebiasaan nyontek, untung Gefan baik. “Tuh ambil di tas gue.” Meskipun begajulan, tapi Gefan itu anak yang rajin- meski gak terlalu pinter.

“Bebep Rina, kok cemberut terus sih? Sini, bang Dino temenin yaa?”. “Ishh, apaan sih. Lo gak pernah dicium sama neneknya dugong ya? Sana jauh-jauh, jijik gue!” “Hahahaa, makan tuh nenek dugong, makanya jangan suka genitin cewek.” Fikri ikut nimbrung. “Kok bebep Rina gitu sih sama babang Dino? Awas, nanti naksir lohh.” “Ihh, amit-amit deh gue naksir sama anak teri kaya elu!” Rina itu sahabat Ran sejak SMA, sekaligus teman sebangku Ran. “Eh, Gefan. Lo dipanggil sama Bu Arni tuh!” ucap Ran acuh. Ran itu memang menjabat sebagai ketua kelas di kelasnya. “Eh, hati-hati Fan, guru killer tuh!” Faisal yang juga sahabat Gefan berseru.

Ran dan Gefan pun beriringan menuju ruang guru. Ternyata, Gefan disuruh belajar bersama dengan Ran. Katanya untuk memperbaiki nilainya yang jeblok. Awalnya mereka berdua menolak mentah-mentah. Tapi karena tuntutan dari Bu Arni, mereka berdua akhirnya menurut juga, meskipun terpaksa.

Setelah beberapa minggu belajar bersama, Gefan dan Ran pun menjadi semakin dekat. Kini Ran tahu kalau Gefan itu tidak seburuk yang dia pikirkan. Gefan pun merasakan hal yang sama. Gefan yang notabene introvert mulai membuka hatinya dan mulai menerima kehadiran seorang Ran di hidupnya. Begitupun dengam Ran, kini dia mulai terbuka dengan keberadaan Gefan di hidupnya.

“Cieee yang sekarang makin deket sama Ran.” Faisal menggoda Gefan dengan mengatakan bahwa Gefan dan Ran sekarang makin dekat-tapi emang betul kan? “Apaan sih lu!” Gefan mendelik. “Alah, itu pipinya merah, hahahaa, Gefan malu nih yee!” Fikri ikut-ikutan. “Kampret lu! Siapa juga yang malu. Pipi gue juga gak merah kok!” Gefan menyembunyikan wajahnya dari ketiga sahabatnya yang menyebalkan itu. “Cieee Gefannya malah, cieee Gefannya malah, ututututu.” Dino mentoel-toel pipi Gefan gemas. “Kalian apa-apaan sih. Jijik gue!” Gefan yang kesal pun melenggang keluar kelas meninggalkan ketiga sahabatnya yang tertawa puas.

Sementara Ran kini tengah berada di perpustakaan. Akhir-akhir ini Ran sering kepikiran Gefan. Entah apa yang Ran rasakan. Terlebih ketika dia sedang bersama Gefan, jantungnya selalu dag-dug-dug tak menentu. Ahh, Ran jadi pusing sendiri memikirkannya.

Sedangkan Dino kini semakin gencar mendekati Rina. Rina pun kini mulai membuka hatinya untuk Dino. Rencananya, hari ini Dino ingin mengajak Rina kencan dan ingin mengutarakan perasaannya. Bel pulang telah berbunyi 10 menit yang lalu, namun masih ada beberapa murid yang tinggal di kelas. “Din, rencana lo hari ini jadi?” Fikri menanyakan perihal niat Dino yang ingin mengajak Rina kencan. “Jadi dong. Doain ya bro!” Dino nyengir, dan mengajak Rina keluar kelas. “Siap Din, sukses ya!” ketiga sahabatnya itu mengacungkan jempolnya, dan dibalas anggukan oleh Dino.

“Fan, gue sama Fikri balik duluan ya,” ucap Faisal seraya menepuk pundak Gefan. “Bae-bae tuh sama Ran, jangan kebablasan, hahahaa!” “Kampret lu! Emang gue mau ngapain hah?!” Fikri meringis karena lengannya dicubit oleh Gefan yang kesal karena perkataannya. Kini yang tersisa hanya Gefan dan Ran yang tengah membereskan bukunya. Rencananya, mereka berdua akan belajar bersama hari ini.

Gefan menjemput Ran di rumahnya, karena mereka akan belajar di rumah Gefan. Hari ini Ran memakai kaos pendek berwarna putih dan celana jeans panjang dengan rambut yang dikuncir kuda. Gefan terdiam ketika melihat penampilan Ran yang berbeda dari biasanya. Terlebih ketika Gefan melihat kaos yang dipakai Ran, dan bertuliskan ‘I Love You’, Gefan merasa aneh dengan tulisan itu. Ran yang melihat Gefan bengong langsung mengikuti arah pandangan Gefan dan refleks langsung ditutupi dengan kedua tangannya. “Heh! Lo liatin apaan hah? Dasar mes*m!” “Eh, ah? Oh, ihh siapa juga yang mes*m! Emang gue tertarik sama badan lo yang tepos itu?” Ran mendengus kesal mendengan apa yang dikatakan Gefan, emang dirinya se-tepos itu kah?

ADVERTISEMENT

Ketika tiba di rumah Gefan, Ran langsung disambut baik oleh kedua orangtua Gefan. “Ini pacarnya Gefan ya? Fan kamu pinter banget cari cewek,” ujar ayah Gefan seraya tertawa, Ran yang mendengar itu tersenyum malu. “Ihh, ayah apaan sih, dia cuma temen Gefan kok!” Gefan mendengus kesal karena perkataan ayahnya, tapi pipinya bersemburat merah. “Ini temennya Gefan ya? Kamu makan malam di sini ya? Tante udah masakin lho, gak boleh nolak.” “Eh, makasih tante.” “Iya, tante tunggu di meja makan ya, Gefan ajak temen kamu, ayo.”

Setelah malam itu, Ran berencana untuk membuat cupcake imut dan memberikannya pada Gefan sebagai ucapan terima kasih untuk semalam. Ran menemui Gefan di Taman sekolah dan memberika cupcake yang ia buat pada Gefan. “Fan, makasih buat semalem. Nih gue buatin cupcake imut, spesial buat lo. Habisin ya.” Spesial, Gefan tersenyum mendengar kata spesial itu, terlebih Ran yang mengatakannya. Melihat Gefan tersenyum, Ran menyadari ternyata senyum Gefan itu manis. “No problem, makasih ya Ran.” “Iya sama-sama.”

Ran dan Gefan kini semakin dekat, keduanya pun kini menyadari kalau mereka mempunyai perasaan yang sama. Benih-benih Cinta pun mulai tumbuh antara mereka. Omong-omong setelah kencan waktu itu, Dino dan Rina resmi jadian. Rencananya, Gefan pun akan menyusul Dino.

Sepulang sekolah, Gefan mengajak Ran untuk ke kafe. Dia ingin mengutarakan perasaanya selama ini. “Umm, Ran. Gie mau ngomong sesuatu sama lo.” “Ngomong aja Fan.” “Gue tau mungkin ini terlalu cepat. Setelah selama ini kita bareng terus, gue mulai buka hati gue. Gue sempat bingung apa yang gue rasain, tapi lama-lama gue sadar ternyata gue itu sayang sama lo Ran. Lo mau kan terima gue? Intinya, lo mau jadi pacar gue Ran?” Gefan akhirnya lega bisa menyampaikan perasaannya, dia gugup menunggu jawaban dari Ran. Mendengar Gefan berkata seperti itu, Ran jadi malu dan menyebabkan semburat merah di pipinya. “Gefan, sebenarnya gue juga mau jujur sama lo, dulu gue emang gak suka sama lo, tapi setelah kita jadi deket, lo ternyata gak seburuk yang gue pikirin, lo itu baik. Dan gue juga sadar kalo gue juga, umm, gue juga sayang sama lo Gefan.” Ran mengatakanya dengan malu-malu. Mendengar itu, Gefan rasanya ingin berteriak sekencang-kencangnya, tapi Gefan masih punya malu. “Jadi, lo terima gue jadi pacar lo Ran?” “Umm, iya Fan.” Keduanya pun kini menyadari perasaan mereka, dan percaya kalau Cinta itu bisa datang tak terduga, bahkan tanpa sepengetahuan kita.

Cerpen Karangan: Siti Nuraeni
Facebook: Siti Nuraeni
Aku masih amatiran. Mohon maaf bila ada kesalahan. Semoga menghibur

Cerpen Believe In Love merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Seperti Biasa

Oleh:
Hari yang begitu panjang telah dilewati, seorang anak perempuan yang sedang mengendong tas coklat di punggungnya. Menyusuri jalanan yang tampak lengang menggunakan motor merahnya sambil bergumam “ah aku sangat

Kenyataan

Oleh:
Angin bertiup sangat kencang. Awan hitam mulai menampakan sinarnya sedikit demi sedikit. Aku masih saja terus bertahan di bawah rerimbunan pohon tempat biasa ku mencurahakan isi hati, walaupun awan

Cinta Dalam Diam

Oleh:
Aku monique Thalia biasa dipanggil Moniq, menyukai Ramadhan Al Kautsar, tapi sayang aku tidak mungkin bersatu dengannya, perbedaan kita cukup banyak ditelisik lebih jauh. Aku tau aku bisa mendapatkan

Salting Ala Gia

Oleh:
Bibirnya kelu, tangannya bergetar, jantungnya seolah berhenti berdetak ketika teman-teman kerjanya menyangkut-pautkan dia dengan laki-laki gagah dan ganteng itu. VMJ (Virus Merah Jambu) mulai menyebar di diri seorang perempuan

It’s You

Oleh:
Terkadang, rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk berlindung malah menjadi tempat yang membuat kita merasa terpuruk. Bukan karena perbuatan keluarga kita yang semena-mena pada kita, melainkan adanya sebuah kenangan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Believe In Love”

  1. ranie says:

    Uuuhh serunnya cerpen ini

  2. Fatimatuzzahra Purnama Putri says:

    Lucu banget nih kak cerpennya. Kelakuannya Gefan sama Ran bikin gemes!
    Btw, kak, kalau mau baca cerita ceritaku juga ya??
    Makasih kakak!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *