Cahaya Untuk Awan Bintang Part 1
Cerpen Karangan: Yani MariyaniKategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 27 January 2017
“Selamat pagi dunia!” begitulah ucapanku setiap aku bangun tidur, kusambut pagi dengan senyuman terindah.
Nama aku Bintang. Kata Ayah aku adalah cahaya terindah di hidupnya. Walaupun aku bukan satu-satunya cahaya terindah itu, tapi Ayah selalu mengatakan itu pada aku. Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara… Kedua kakakku juga cahaya terindah bagiku. Tapi terkadang kelakuan Ayah yang terlalu berlebih padaku membuat kedua kakakku semakin gemas denganku. Maklum aku masih kuliah, dan kedua kakakku sudah kerja.
“Morning Bintang” Sapa Ayah saat aku ke meja makan.
“Morning Ayah!” sahutku sambil memberikan kecupan di pipi Ayah tersayang.
“Baru bangun? Tumben belum mandi?!” Ucap kak Sinar sambil memberikan roti isi coklat kacang kesukaanku. Aku hanya tersenyum manis kepadanya.
Kak Sinar adalah kakak tertua aku. Dia seorang model cantik yang sangat aku idolakan, aku selalu datang ke lokasi pemotretannya jika sedang di daerah Jakarta saja.
“Bintang… Bukannya hari ini hari senin kamu mau ke kampus kan? Kok belum siap-siap!”
Kalau dia itu kakak kedua aku, namanya kak Bulan. Dia sudah menjadi jam weaker bagi aku, karena dia selalu menginggatkan aku. Karena apa? Aku sering lupa… Seperti halnya pagi ini.
“Oh iya…!” aku tersenyum sambil menepuk jidat.
“Yah udah kamu mandi dulu!” ucap Ayah.
Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju kamar, dan kepalaku terkena pintu.
“Aduhhh sakittt!” rintih ku.
Kak Bulan lalu berteriak.
“Bintang? Kamu nggak kejedot pintu lagi kan?!” hahahah tebakan kak Bulan tepat sekali.
Maklum kak Bulanlah yang sekamar denganku jadi dia tahu semua hal terkecil kesalahan yang selalu kubuat dan sering terulang.
—
“Ayo kakak antar… Kakak juga hampir telat ke butik, baju kak Sinar belum kelar!” ucap Kak Bulan, yang sudah bete menunggu.
“Ayo!” sahutku…
“Minum susunya dulu!” kak Sinar selalu perhatian denganku.
“Ayah mana?!” Aku baru sadar tidak melihat Ayah di meja makan lagi.
“Ayah udah berangkat lebih dulu. Kamu lama sih… Jadi hari ini kakak yang antar kamu!” ucap Kak Bulan lalu keluar kebih dulu.
“Bye kak Sinar!”
“Kamu jadi kan ke tempat pemotretan kakak sebentar, jangan lupa mampir ke butik Bulan!”
“Sip!”
Aku lalu berburu-buru keluar karena kak Bulan sudah tidak berhenti-henti membunyikan klakson mobil.
Di kampus
“Pagi Bintang!” Awan selalu menyapa aku setiap pagi baik di kampus maupun di rumah.
Awan.. Dia itu teman, sahabat, tapi belakangan ini aku suka ngerasain sesuatu yang aneh. Saat Awan menatap mata aku ataupun memegang tangan aku. Aku coba mau bilang ini pada Awan, tapi aku takut dia akan mejauh dari aku.
“Pagi Awan!” Sahutku dengan cubitan spesial untuk Awan di kedua pipi, seperti biasanya.
“Uhhhh pagi-pagi udah ngasih cubitan pipi!” keluh Awan.
“Hihihihihi!” tawa ini selalu gemas dan menutupi wajahku.
“Awan… Kamu jadi kan temanin aku ke tempat pemotretan Kak Sinar hari ini?!” ucapku.
“Awan… Hey… Awan… dengar aku nggak sih!”
Rupanya pagi ini Awan dekat lagi dengan Sunny. Anak baru yang sok akrab dengan Awan. Aku suka kesal sama dia, kenapa? Karena aku rasa dia selalu menghalangi Awan untuk selalu dekat dengan aku. Hmmmmm walaupun begitu, aku tetap yakin Awan akan setia bersama aku, karena aku sahabatnya dia. Itu ucapannya padaku.
Setelah lama mengobrol dengan Sunny barulah Awan kembali menanyakan pertanyaanku tadi.
“Bintang? kok Cembetut? Ayo tadi kamu nanya apa?! Maaf tadi SUN nanyain PR!” Awan mencoba merayu aku, dia tahu kalau aku kesal padanya.
“Kamu jadi kan temanin aku ke tempat pemotretan kak Sinar?” ucapku mengulang yang tadi.
“Jadi donggg… Malam ini kita sekalian mau lihat Bintang di langit kan? Seperti biasa yang kita lakuin… Sesuatu yang tidak pernah membosankan. Aku yakin di tempat pemotretan kak Sinar viewnya akan lebih bagus dari biasanya… Suasananya akan lebih…!”
Awan memotong ucapannya sendiri sambil cengar cengir tidak jelas ke arahku.
“Lebih apa?!” rayuku sambil mencolek perutnya.
“Romance…!” ucapan Awan membuat aku menjadi geli.
“Hihihihihi… ngomong Romance, tahu apa kamu?!”
Lagi-lagi Awan menutupi wajahku dengan tangannya yang lumayan besar jika dibandingkan dengan mukaku yang imut-imut ini.
“Bukan cuman itu!!!” ucap Awan lagi.
“Apa?” ledekku
“Karena malam nanti akan ada Bintang yang bersinar sangat terang karena aku. Dan akan membuat suasananya semakin romantis” ucap Awan sambil senyum-senyum.
“Ihhh. beneran? Kok aku nggak tahu?!” ucapku.
“Nanti kamu juga akan tahu!” sahutnya. Entah kenapa aku selalu gemas mencubit pipi Awan. Ahahahahah
Bel tanda masuk berbunyi, tak lama setelahnya dosen bahasa Indonesia masuk dan mengajarkan materi hari ini. Semua sibuk memperhatikannya menjelaskan di depan. Tapi beda dengan aku, yang sibuk sendiri menatap wajah Awan. Entah apa yang ada pada Awan karena setiap menatapnya aku merasa teduh.
Dan mungkin karena keasyikan menatap Awan. Ibu dosen yang dari tadi memanggil namaku tidak kudengar sama sekali, lalu memberikan pertanyaan yang memancing khayalanku, dengan suara yang lumayan keras.
“Kamu… Bintang… Apa yang indah?” pertanyaan itu sangat spontan aku dengar. Tanpa pikir panjang aku menjawab dengan lembut dan penuh perasaan.
“Awan”
Sontak semua yang ada di dalam ruangan menertawaiku. Tapi saat melihat ke arah awan, tatapannya itu sangat beda dan membuat aku luluh dan lemas seketika. Awan melihat ke arahku seakan menatap sangat dalam, aku tidak bisa melihatnya lama-lama. Karena aku bisa-bisa salah tingkah lagi.
“Saya harap kamu tidak memperhatikan Awan lagi, karena saya sedang menjelaskan. Okey!”
“Iya…” sahutku, sambil menggigit bibir karena masih merasa malu.
Jam pulang…
Yang lain sudah keluar satu persatu, sekarang tinggal aku dan Awan di sana. Awan menghampiriku dan membantu merapikan buku-bukuku ke dalam tas.
“Bintang” Awan memanggil namaku lembut, saat aku melihat ke arahnya. Lagi-lagi aku melihat tatapan itu, tatapan persis seperti tadi. Aduhhhh itu membuat pikiranku buyar.
“Iya” sahutku tapi tidak berani menatapnya balik.
“Lihat aku dong!” Awan menganggkat daguku.
Aku cuman tersenyum dan jelas senyum itu senyum yang malu-malu kucing, semua karena tatapan mata tulus Awan.
“Emang benar Awan itu indah?!”
Omg pertanyaan itu membuat aku gigit jari, kenapa Awan lagi-lagi buat aku ngedrop seperti ini. Fly
“Awan ini jam 2 lewat, kak Sinar pasti udah nungguin kita!” aku mencoba megalihkan pembicaraan.
“Tunggu!” Awan tiba-tiba menahan tanganku.
“Apaan sih?!”
“Yah udah kalau ngga mau jawab, yang penting aku udah tahu kalau aku indah di matamu” ucap Awan.
Aku cuman bisa tersenyum
Ternyata hari ini Awan memakai motor sportnya. Uhhhh ini akan membuat rok yang aku pakai terlihat semakin pendek.
“Udah siap Bintang?!” tanya Awan.
“Udah!” sahutku.
“Belum ahhhh. Kamu pegangan di sini, kalau ngga aku mau jalan nih!”
Awn mengarahkan tangan aku agar melingkar di pinggangnya. Mau tidak mau aku harus mengikuti itu, karena berdebat dengan Awan akan menghabiskan waktu lagi. Tapi sebenarnya dalam hati, aku juga mau. Hihihihi…
Selama di perjalanan aku merasa gugup, benar-benar gugup tapi semua berubah saat Awan mengajak aku bernyanyi lagu kesukaannya “AKU & BINTANG”. Dia sangat suka dengan lagu itu, tapi setiap kali aku tanya Awan cuman menjawab
“Kamu akan tahu suatu saat nanti!”
Benar-benar Awan paling bisa buat aku kepo.
Sebelum ke lokasi kak Sinar, aku dan Awan mampir ke butik kak Bulan untuk mengambil baju pesanan kak Sinar.
Sesampainya di lokasi pemotretan, aku dan Awan langsung mencari kak Sinar.
“Kak Sinarnya mana?!” aku coba bertanya pada seseorang yang memegang camera.
“Di sana!” laki-laki itu sibuk dengan kamera, tapi dia tetap merespon pertanyaan aku.
“Makasih” sahutku.
Aku dan Awan menuju tenda yang ditunjuk laki-laki itu. Lokasi pemotretan kak Sinar kali ini di atas gedung.
“Kak Sinar!” Aku ingin memeluk kak Sinar tapi mungkin karena aku bau keringat, kak Sinar menghindar.
“Bintang kamu bau keringat banget” kak Sinar mengkerutkan dahi.
“Ihhh kak Sinar!”
“Ehhh ada si ganteng juga” kak Sinar menyapa Awan.
“Kak Sinar bisa ajah!” aku suka sekali melihat senyumnya Awan.
“Gimana? Udah nembak Bintang belum?” bisik kak Sinar, tapi aku masih bisa mendengar itu.
Aku kemudian mencubit kak Sinar dan Awan tersenyum melihat itu.
Kita berbincang-bincang cukup lama, tetap saja kak Sinar memancing aku dan Awan.
Sekarang sudah pukul 17.00 WIB. Pemotretan pertama dengan view Sunset kota Jakarta, kak Sinar memakai gaun rancanganku yang di jahitkan oleh kak Bulan.
Aku dan Awan sibuk sendiri mengutak atik ponsel. Aku lihat Awan sesekali, Awan senyum-senyum dia sangat bahagia sekali.
Aku bertanya-tanya dalam hati, “Siapa orang yang bisa membuat Awan sebahagia ini? Bukannya cuman Bintang yang bisa membuat Awan tersenyum lepas!” ucapku
Tanpa sadar Awan mendekat ke arahku,
“Bintang, kita selfie yukk” ajak Awan.
“Iya?!” sahutku biasa ajah.
“Kamu kenapa? Aku bikin kesalahan lagi?”
“Nggak!”
Kenapa bintang lemah di dekat Awan sekarang? Kenapa Bintang nggak terima kalau Awan tersenyum bukan karenanya? Apa Bintang merasakan jatuh cinta?
Aku benar-benar bingung, mungkin memang iya, aku sudah jatuh Cinta.
Setelah mengambil beberapa foto. Awan mengajak aku ke salah satu sisi gedung itu.
Cerpen Karangan: Yani Mariyani
Facebook: Yani Mariyani
Cerpen Cahaya Untuk Awan Bintang Part 1 merupakan cerita pendek karangan Yani Mariyani, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kemeja Putih
Oleh: Ahmad ZainiRuang tamu rumahku berantakan. Meja, kursi, vas bunga, serta taplak meja tak beraturan. Meja tamu yang semestinya terletak di tengah tengah kursi, sekarang berada di pojok ruang. Sedangkan kursi-kursinya
Dia
Oleh: Wahyu TioSudah lama dia tak pulang, sekalinya pulang, hanya satu hari, setelah itu pergi lagi. Dia biasanya duduk di padang rumput di sana, dan aku setiap hari selalu ada di
Masa SMA
Oleh: Anita SetiawatiSemua terjadi begitu cepat sampai aku sendiri merasa kenapa masa ini terasa singkat. Banyak orang bilang, masa SMA masa yang paling indah, ah memang indah namun juga menyakitkan. Namun
Love N Life
Oleh: Nabila AfiefSapaan itu terdengar masuk pada telinga setelah tiga tahun tidak ku dengar. Aku segera membalikkan tubuhku ke belakang melihat gadis itu yang berjalan mendekati dan tersenyum manis padaku, senyum
Cinta dan Kasih Sayangku Hanya Untukmu
Oleh: Anastasia Nugraheni W“Hei.. Key” Ucap seorang pria yang membuat gadis manis ini terbangun dari lamunannya “Ohh… Andre kau menghancurkan lamunanku” Jawab Key dengan ketus karena merasa tidak rela dia dibangunkan dari
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply