Cinta Bunga dan Cokelat Lewat Facebook

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Lucu (Humor), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 12 August 2015

Cinta itu pembuktian, tapi masih ada juga orang yang hanya ngomong doang, gak dibuktikan. Cinta itu pengorbanan tapi ada yang katanya sayang, cinta, rindu dan lainnya, heh apaan?! Meski pada akhirnya gak mau ngorbanin buat pasangannya, pada intinya sih sama, cinta adalah hal yang tidak bisa dibeli dengan bunga plus cokelat doang. Cinta juga bukan drama, tapi cinta adalah ketulusan dari hati.

Perkenalkan nama gue Mahdy Nur Hamzah umur 15 tahun, lo bisa saja panggil gue Mahdy dan gue akan membuktikan kalau gue itu bisa nulis dan ngarang dan gak sebodoh apa kata orang-orang bilang.

Ngomongin soal cokelat kebanyakan cowok zaman sekarang khususnya anak SMA sering beliin ceweknya cokelat. Katanya sih romantis padahal seharusnya ceweknya peka kenapa cowoknya selalu ngasih cokela, emang di dunia ini gak ada yang lebih indah dari cokelat?

Ini baru gue sadari ketika gue sudah kelas 3 SMP, waktu itu gue punya teman yang sudah punya pacar tapi berantem mulu katanya sih sudah putus tapi gue heran kenapa masih aja pada nempel dan di situ gue ngerasa heran tentang dua makhluk hidup dari species berbeda yang lagi pacaran.

Suatu hari gue diaajak pergi ke suatu tempat yang di situ gue gak tahu sama sekali itu tempat apaan.

“di sana dia” Bayu bilang ke gue.
“Dy, biasanya sih manggil bro ke gue entah kenapa dia berubah seperti Ultraman. Enaknya gue ngasih kado apaan ya nanti kalau pacar gue ulang tahun?” dengan gaya yang sok kepo.
“Biasanya orang pacaran itu kalau yang cowok yang ulang tahun biasanya paling kecil ya dibeliin jam tangan. kalau cewek yang ulang tahun biasanya dibeliin bunga+cokelat kalau bisa sambil dinyanyiin lagu yang agak melow sekalian biar lebih terbawa suasana romantisnya hehehe” kata gue ke dia yang tentunya dengan gaya pengalaman gue karena sering ditolak.

Dalam hati gue sempat terpikir sekilas kata-kata yang mungkin tidak akan pernah pantas diucapkan kepada teman dekat.

“gitu aja gak tahu cowok apaan sih loh? gak ada romantisnya sama sekali” terus dia balas tuh kata-kata gue yang tadi.
“kalau cewek dibeliin bunga sama cokelat itu sudah biasa” seolah-olah dia hebat, sambil nyindir gue yang belum pernah pacaran, “tahun ini gue mau ngasih kado yang isinya gak pernah ada sama sekali cowok di dunia yang pernah ngasih kado seperti ini ke pasangannya” kata dia sambil merapatkan alisnya dengan gayanya yang sok cool yang hampir sama dengan muka kambing betina yang kurang 5 menit mau melahirkan.

Namanya juga cowok, gue mah gak mau ngalah sama dia, dia pikir dia keren padahal sih kakek gue lebih ganteng dari Ayahnya. Gue cuman bales dengan menatap matanya sambil sedikit mengangkat dagu gue kalau dia itu salah, dalam hati gue sempat terpikir kata-kata yang lebih tidak pantas dari yang tadi.

“Awas kalau lo gak berhasil nyenengin tuh cewek, jangan salahkan gue kalau nanti cewek lo jadi cewek orang lain” gue mikir dengan santai sambil nyengir sambil ngupil seolah-olah gak ada orang yang ngelihat padahal di depan gue ada orang yang mulai tadi nungguin temen gue mau beli apaan buat pacarnya, sampai tuh pemilik toko bilang ke karyawannya. “hehh nanti kalau orang kaya gini datang lagi jangan kasih masuk, kalau bisa lo harus sempat sesempat-sempatnya dari kesempatan lo untuk *tiiittt* (maaf yah guys kata-katanya disensor soalnya tadi gak baik bagi orang yang lagi sakit jantung”

ADVERTISEMENT

Setelah beberapa menit gue ngomong sama temen gue yang sudah gue anggap dia temen deket gue, padahal jarak rumah gue ke rumah dia tak lebih dari sejengkal kaki gajah, gue ngomong dengan nada stabil dengan sedikit bumbu lebay sekaligus bahasa Indonesia tempo dulu.

“Bro.. loo jhhadieee bheliee khhadhho athhoee kaghhhak siiiiieeeiiiihhh… ” seketika dia merespon “hah apa? Heh iya-iya jadi kok beli kadonya” dia ngomong sambil bingung karena mikirin kata-kata gue yang dipenuhi ilmu pengetahuan yang luas seluas sepatu gue.

Keesokan harinya gue datang lagi ke rumah temen gue sambil nanyain gimana kabarnya? Lagi ngapain? Sudah makan belum? Nanti malam ada acara gak? Lama–kelamaan gue seperti dua orang sesama jenis yang saling menghibur diri layaknya orang gila yang kejedot pintu 3 rakaat.

Semakin lama gue malah keceplosan yang seharusnya kata-kata ini gue simpan untuk masa depan gue.

“lo lihat deh keluar ada bintang gah?” dia respon kata-kata gue dengan pikiran bingung.
“gak ada, emang kenapa?” akhirnya gue akhiri semua basa-basi ini hanya dengan 7 kata.
“karena bintangnya sudah pindah ke mata kamu” seketika secara tak sadar dari belakang datang seorang monster jelek yang tak lain adalah Ayah temen gue yang sudah gue hina kemarin (kakek gue lebih ganteng dari Ayah dia).

Gue pikir dia akan bilang kata gue ini h*mo padahal enggak dia bilang sambil nangis terharu.

“aku mau dong digombalin ama kamu…” dengan muka yang ngegeliin perut gue”
“maaf om ini stok yang terakhir,” bales gue.

Seketika setelah itu Ayah dari temen gue langsung lari ke taman depan rumah (waktu itu hujan lohh…) dia secara tidak pikir panjang langsung loncat ke dalam mobilnya layaknya babi kepanasan padahal dia belum mandi.

Beberapa detik kemudian dia membuka kaca mobil kodoknya tersebut dengan muka sedikit sombong dan sok cool seolah-olah mobilnya bisa ngalahin kecepatan lari Nenek gue, saat itu gue terheran-heran dengan apa yang Ayah temen gue lakukan.

“ehh gimana? sudah dapet apa belum kadonya?” kata gue.
“sudah dong gue gitu loh” jawab dia dengan muka serius.

H +3 gue pun nelpon temen gue.

“woyy, kita nongkrong yuk di cafe”
“ngapain?” jawab dia.
“mumpung lagi libur yuk kita nongkrong sambil mikirin masalah yang lo hadepin sekarang OK”
“baik kalau gitu, terimakasih ya lo sudah ngertiin gue”
“Ya sama-sama”

Akhirnya gue dan temen gue pun pergi ke sebuah cafe deket rumah gue tapi sebelumnya Mama gue minta dijemput di pasar.

“lo mau minum apa?”
“gue jus jambu saja”
“oke,”

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya gue lupa kalau tadi pagi Mama gue minta dijemput di pasar, Aduh GAWAT!
“kita pulang saja yuk”
“Loh kan masih baru nyampe?”
“kalau gitu gue pulang duluan ya, bye” gue sambil buru-buru.
“Eh-eh ntar siapa yang bayar?” kata Bayu sambil tersedak makanan yang nyangkut di tenggorokannya.

Setibanya gue di pasar, ternyata semua orang sudah pulang dan gue nekat untuk kembali ke rumah dan berdoa agar gue gak dimarahin Mama gue. Pas sampai di depan pintu Mama gue sudah menghalangi gue dengan sihirnya yang dapat membuat kaos kaki gue takut.

“Eh kemana aja kamu? Ditungguin dari pagi gak nongol-nongol juga di pasar” kata Mama dengan suara yang serius, dan gue jawab dengan suara yang lembut.

Saat itu gue ingat kata sang pepatah kalau kejahatan harus dibalas dengan ke baikan.

“Anu ma, tadi pas Mama ke pasar aku lupa kalau Mama nyuruh aku untuk jemput Mama, soalnya aku dan temen aku lagi ada masalah ma”
“emang masalahnya apaan?” ucap Mama.
“ini soal temen aku yang mau ngasih kado buat pacarnya ma”
“masih kecil kok sudah pacaran sih atau jangan-jangan kamu juga sudah punya pacar ya?” balas Mama dengan muka yang tambah serius dan penasaran.
“nggak kok belum” jawab gue sambil nundukin kepala.

Tiba-tiba Ayah gue datang dan seketika cuaca yang cerah langsung menjadi gelap gulita.

“Ada apaan sih kok ngomongin pocar-pacar, pocar-pacar”. Beberapa detik kemudian.
“jadi kamu sudah punya pacar?” dengan muka kepo ala Ayah gue.

“ehh emm. Belom kok yah, Ayah tenang aja aku gak akan pacaran kok” kaki gue gemetar sekencang tikus mutusin pacarnya.
“Ya Allah cabut aku” teriak gue karena sudah gak sabar dengan apa yang dituduh orangtua gue.

“Gimana sih kamu, Ayah kamu nih ya SMP sudah punya pacar 2 loh masa kamu mulai dari kecil sampai sekarang belum punya pacar sih”
“Iya yah, aku juga binggung tentang keadaan ini. Semua teman aku sudah aku bantu untuk nyenengin pacarnya masing-masing, tapi aku gak tahu kenapa sampai sekarang aku juga belum punya pacar sih.” Bantu aku ya Allah. Gue teriak sampai-sampai suara gue bangunin Nenek lampir yang tidur di samping rumah gue.

Keesokan harinya gue pergi ke perpustakaan dan gue nemuin buku yang di situ ditulis tentang ramalan perjodohan. Di situ dituliskan kalau jodoh gue harus berumur lebih muda 1 tahun 29 hari dari umur gue sekarang. Dan gue nyadar kalau di sekolahan gue gak ada yang lahir dengan kriteria seperti itu, tapi ada satu anak yang lahirnya lebih muda 1 tahun lebih satu hari dari gue.

Dia kebetulan sekelas dengan gue meskipun gue gak begitu akrab dengan dia tapi di facebook dia sering inbox gue. Ini dia salah satu pertanyaan keponya yang masih gue inget.

“Hay, Lagi ngapain, Kamu gak belajar?” itu tiga dari berpuluh-puluh pertanyaan dia yang ditujukan ke gue, sampai-sampai gue setiap paginya harus ke mak erot untuk mijetin tangan gue yang setiap gue buka facebook harus bales inbox dari dia.

Setelah beberapa hari belakangan ini dia gak lagi inboxin gue entah kenapa karena dia bosen atau gimana gue juga gak tahu.

Pada sore hari setelah gue pulang sekolah gue gak pernah lagi ngelihat dia. Gue pun pergi ke perpustakaan untuk minjem buku tentang perjodohan yang gue baca kemaren dan akhirnya gue bawa buku itu pulang ke rumah gue. Setibanya di rumah gue simpen itu buku dengan baik tanpa sepengetahuan Mama gue karena kalau tidak gue bisa diberi teori kayak kemaren lagi, haduhhh.

Setiap hari setiap pulang sekolah gue baca itu buku dengan rinci dan dengan penuh perasaan dan hari demi hari pun gue semakin sadar kenapa dia sering inbox-in gue, menurut buku yang gue baca tertera kalimat bahwa. “kalau ada seseorang yang berlawanan jenis yang mempunyai rasa ingin tahu tentang perkembangan kamu dan apa yang sedang kamu lakukan berarti orang itu suka sama kamu” dalam hati gue berpikir “kenapa engkau baru memberitahu aku ya Allah, maafkan aku kalau selama ini aku gak peka ke kamu yah”. Dengan gaya gue yang sok alay tentunya, tapi dibalik itu semua gue gak pernah ada perasaan sama sekali dengan dia.

Suatu bulan tepatnya bulan september tanggal 26 gue ulang tahun ke 15 dan malam sebelum gue ulang tahun dia sempat inbox gue untuk yang terakhir kalinya dan sesudah itu dia gak pernah inbox gue lagi. Saat itu gue gak tahu apa yang harus gue lakukan dengan orang ini, untuk pertama kalinya ada orang yang bilang kalau dia sayang dengan gue tapi gue gak bisa berbuat apa-apa karena gue ga tahu apa yang harus gue lakuin dan dia sudah gue anggap adik kelas karena tubuhnya yang lebih pendek dari pohon dan lebih imut dari balon. Saat itu gue hanya bisa minta maaf dengan doa agar dia tetap tersenyum setelah kejadian pada malam ini.

Detik-detik ulang tahun gue dia bilang HBD dan gue juga bilang maaf untuk kedua kalinya, gue ngerasa kalau gue gak cocok dengan dia karena dia bukan tipe perempuan idaman gue.

Entah kenapa ada bayangan cinta yang tiba-tiba datang menghampiri gue dan itu terjadi di tempat yang sama yaitu facebook, tapi kali ini berjalan lancar dan beda dengan apa yang gue rasain sebelumnya ini seperti cinta suci. Tapi gue ingat kata-kata dalam buku karya Raditya Dika kalau “cinta semasa kanak-kanak itu dinamakan cinta monyet” emang pacaran sambil nyari kutu gitu, semua orang bilangnya juga begitu, Mama gue, Ayah gue, kakek gue, Nenek gue, kakak gue, serta pak satpam yang sering bantu gue ketika mau menyebrang jalan tol.

Hari semakin hari yang gue lewati gue ngerasa hampa karena perempuan yang gue cintai gak pernah inboxin gue lagi, gue rasa ini balasan terhadap gue atas perempuan yang gue anggurin dan gue sudah bisa ngerasain bagaimana rasanya dicuekin.

Galau hanya tinggal galau sedih hanya tinggal sedih dan gue gak harus berdiam diri hanya sampai di sini saja gue harus memulai melakukan hal-hal yang bermanfaat, gue ingin jadi penulis profesional yang mungkin tulisan gue dapat bermanfaat bagi semua masyarakat.

Sebentar lagi gue sudah mau UN dan juga mau LULUS dan gue tahu teman satu-satunya yang dapat membantu gue adalah perempuan yang bilang sayang pertama kali, dia memang lebih muda lebih pendek, tapi dia juga lebih pintar dari gue.

Hari minggu satu hari sebelum Try Out gue pergi ke rumahnya dan tanya pada Ayahnya. “Om anak om ada gak?”
“Oh em, ini siapa ya?” kata dia
“Saya teman dari anak om”
“maaf ya nak dia sudah pindah ke rumah Neneknya di jawa tengah”

Seketika itu pun denyut nadi gue bergetar kencang dan gue ngrasa kehilangan. Seketika gue lari pulang ke rumah gue yang lebih jelek dibanding kuburan komodo dan lebih luas dari sendal gue. Entah kenapa gue menangis untuk pertama kalinya cuman gara-gara perempuan dan di sinilah itu semua berubah menjadi kisah gue yang mirip cinta monyet tapi gak nyari kutu dan lebih romantis.

TO BE CONTINUE .

Cerpen Karangan: Mahdy Nur Hamzah
Facebook: https://www.facebook.com/mahdy.nurhamzah

Cerpen Cinta Bunga dan Cokelat Lewat Facebook merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Lagu Kita

Oleh:
Ketika cahaya bersinar, menembus celah-celah kecil jendela. Udara sejuk menyentuh hingga ke raga. Hembusan angin terdengar mendesah berirama. Bunga pagi serentak merekah merona. Ketika bunga tidur terbuyarkan oleh mata.

Cinta Ku Milik Sahabat Ku (Part 1)

Oleh:
Hari ini cuaca mendung, sudah sejak tadi aku menatap ke luar jendela memandangi hujan pagi yang gerimis. Halaman pun penuh dengan genangan air, ku lihat air masih mengucur dari

Sosok yang Hilang

Oleh:
Aku melihatnya lagi di sana, sendirian di samping gedung tua bersama buku lusuhnya. Membaca dengan wajah serius dan tatapannya yang setajam mata elang. Entah apa yang dibacanya, hingga membuatnya

Yang Terdalam

Oleh:
Dulu semuanya tak seperti ini. Dulu, mencintaimu dalam diamku terasa menyenangkan. Hanya bisa memperhatikanmu dari jauh sudah mampu membuatku bahagia. Apalagi saat kita berpapasan di koridor sekolah, dan kau

Kerinduan Azriel

Oleh:
Katanya jika kau terus berharap dan bersabar, apa yang kau inginkan akan kau dapat. Katanya jika terus berusaha pasti akan mendapat hasil yang memuaskan. Katanya jika memberikan maaf pada

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *