Cinta Divandra

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 21 September 2012

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua siswa-siswi SMA. Yeah.. hari kelulusan. Hatiku dag dig dug… Pagi ini aku berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa. Sesampainya di sekolah, udah rame banget. Baru saja aku menaruh motor di parkiran sekolah,
“ Bella… !!!” teriak teman-temanku.
“ bebz… selamat ya,” kata Revan sambil mengusap rambutku dan pergi bergabung dengan teman-teman yang lain.
“ Bella.. selamat ya kamu jadi yang terbaik.” Kata Tika sambil menyalamiku.
“ selamat…?? Buat apa…??” tanyaku bingung.
“ Bella.. selamat ya kamu mendapat nilai terbaik di SMA Bina Bangsa dan menjadi peringkat pertama.” Ucap Dyah.
“ are you really…??” tanyaku tak percaya.
“ yupz.. it is really.” Jawab Fanny.
Senyum mengembang dibibirku, aku tak menyangkanya aku bisa mewujudkan mimpiku ini. Kata teman-teman aku memang pintar tapi gag menyangka bisa mengalahkan sahabat-sahabatku yang jadi sainganku itu. Dan… ucapan selamat kudapatkan bertubi-tubi dari teman-temanku yang lain.

º º º

Setelah mengambil hasil kelulusan dan mengucapkan terima kasih pada teman-teman dan guru-guru SMA Bina Bangsa, aku bergabung dengan sahabat-sahabatku. Yeah… seperti anak-anak SMA lain pada saat kelulusan, kami melakukan aksi coret-coret seragam dan… konvoi keliling kota. Hehehe…… ( jangan ditiru ya… ? )
Kami dengan anak-anak SMA Bina Bangsa melakukan konvoi motor keliling jalanan kota dengan anak-anak dari SMA lain. Tetapi aku dan Revan tidak mengikuti konvoi hingga selesai, kami memilih pergi ke taman kota seperti biasa, ditaman ini kita sering menghabiskan waktu bersama.
“ My Princes…” panggil Revan.
“ ya My Prince… kenapa ?” tanyaku sambil tersenyum padanya.
“ setelah lulus kamu mau kemana ?” tanyanya.
“ aku mau ngikut kemana kamu pergi, kata mama kamu akan pindah ke Bandung. Aku akan ikut kamu… “ jawabku.
“ kamu gag boleh ngikut aku, my princes harus punya pendirian. Cita-cita kamu kan jadi pegawai bank, kamu daftar ke STAN aja.” Sarannya.
“ aku mau ngikut kamu aja, aku gag mau pisah sama kamu.”
“ tapikan suatu saat kita gag selalu bersama, jadi kamu harus mandiri tanpa aku. Ya… “ katanya sambil senyum padaku tapi ku balas dengan manyun.

º º º

Hoah… cuapeknya……
Setelah kemarin konvoi seharian, hari ini akan kutanggalkan seragam putih abu-abuku. Kataku pada diri sendiri. Aku keluar kamar dengan rasa malas.
Di meja makan…
“ pagi… sayang.” Sapa mama.
“ selamat pagi anak papa yang hebat.” Kata papa sambil mengacungkan dua jempol tangannya.
“ pagi semua… “ kataku sambil tidur lagi di sofa tengah.
“ eh kog malah tidur lagi sih sayang…??” Tanya mama.
“ setelah kamu lulus, kamu mau kuliah dimana ??” lanjut mama.
“ emm… ngikut Revan.” Jawabku seenaknya.
“ ngikut Revan ke Bandung ?” Tanya papa.
“ kamu kuliah di Universitas Airlangga aja bareng kakak kamu.” Saran mama.
“ No… !!!” kataku sambil lari kekamar.
“ kenapa sayang…?” tanya mama.
“ bareng kakak…?? Ogah dech mam.” Kataku.
Ckckck… aku emang gag akur sama kakakku yang satu ini, Revanno Putera Saputra. Ugghhh… cukup dech aku 9 tahun sekolah bareng dia. Aku sama dia kayak kucing sama tikus.

º º º

Sampai kamar, aku langsung telpon Revan.
“ pagi bebz…??” sapaku.
“ pagi juga My Princes… baru aku mau telpon kamu, eh kamu udah telpon duluan.”
“ emm… kenapa…?? Kangen…??” tanyaku.
“ketemu yuk,bebz… ada hal penting.” ajak Revan.
“ yakin penting…??” godaku.
“ he.emb “ jawabnya datar.
“ sejam lagi ya, aku mau siap dulu.” Kataku.
“ ditempat biasa ya, bye bye… love you.”
“love you too… much.”

Aku tutup telpon langsung mandi dan cabut ke taman kota.
Sampai ditaman kota, suasananya rame dengan remaja-remaja yang lagi pacaran. Aku berjalan sendirian sambil mencari-cari dimana Revan. Tiba-tiba ada yang menutup mataku dari belakang,
“ ich… siapa sih…?? Lepasin dunx… sakit ni.” Rengekku.
“ coba tebak…??” tanyanya.
Dalam hatiku, siapa ya…?? Kog suaranya gag asing ya buat aku ?
“ siapa sih…?? Cepetan dech..!!” kataku lagi.
“ kamu gag berubah dech. Masih aja gag sabaran.” Ucapnya sambil melepas tangannya dari mataku. Segera aku membalikkan badan,
“ suprice…!!!”
“ Divan…??” kataku kaget.
“ yupz… apa kabar Bell…??” Tanya Divandra, sahabat kecilku.
“ baik kog Div. kamu gimana…?? Kog gag pernah kasih kabar sih ??” cerocosku pada Divan.
“ aku juga baik Bell.” Kata Divan kalem.
“ ehem… panas ni bebz, kita ngobrol di café aja yuk Divan…??” ajak Revan, yang dari tadi diam.
“ yuk Div,” sambil kurangkul Revan dan tersenyum yang sejak tadi aku cuekin.
“ kamu kog tau aku disini sih Div…??” tanyaku memulai pembicaraan setelah kita memesan makanan dan minuman di sebuah café.
“ ni… pacar kamu, begitu aku tiba di Semarang dia langsung jemput dan ngajak aku kesini.” Cerita Divan.
Revan hanya tersenyum, Divandra mulai cerita panjang lebar. Yeah… banyak cerita, coz kita udah 3 tahun lebih gag ketemu. Aku dan Divan berbagi cerita, tapi kali ini Revan hanya diam sebagai pendengar yang baik. Kurasa ada yang aneh dengannya hari ini, tapi aku gag tau.
Setelah dari café, aku mengajak Divan berkeliling kota. Tapi tanpa Revan, katanya dia ada urusan penting. Dan tersenyum sambil mengecup keningku. Hal yang aneh, karena baru sekarang dia berani melakukan itu. Rasanya tak rela melepas dia pergi dari pandanganku, hari ini dia begitu tampan. Dengan jaket dan jam tangan pemberianku. Aku terus memandanginya hingga dia menghilang ditikungan jalan.
“ Bell, kita jadi keliling kota kan…??” kata Divan mengagetkanku.
“ oh… iya… ayo…” kataku sambil menuju parkiran motor.
Udah tiga jam kita muter-muter kota. Jadi inget, waktu dulu kita kecil. Diva selalu ngajakin aku muter-muter kota kalo aku lagi bad mood, tapi dulu pake sepeda… hahaha ?
Akhirnya kita mutusin untuk pulang, sekalian Divandra mau maen ke rumah. Kangen sama mama dan papa katanya, yang udah dianggap orangtua sendiri. Sampai dirumah aku langsung menuju kamar dan meninggalkan Divandra diruang tengah.
“ sayang, itu ada temen kamu. Kenapa kamu tinggal ??” Tanya mama sambil mengetuk pintu kamar.
“ itu Divandra mam, temen kecil Bella. Bella capek banget, ngantuk. Mama ajak ngobrol aja.” Kataku sambil memejamkan mata.

º º º

“ Bella… aku mau pamit.” Kata Revan.
“ kamu mau kemana bebz…??” tanyaku penuh tanda Tanya.
“ aku mau pergi…”
“ aku ikut ya…?? Katamu kita akan sama-sama terus…?? Kamu gag boleh ninggalin aku.” Kataku sambil meneteskan mata.
“ aku gag akan pernah ninggalin kamu. Aku akan selalu ada dihati kamu My Princes. Kamu gag boleh nangis.” Ujarnya sambil memelukku.
“ udah ada Divandra yang akan selalu jagain kamu.” Katanya lagi. Sambil bergegas pergi dengan motornya.
Ingin rasanya mengejarnya tapi entah mengapa sekujur tubuh ini tak bisa bergerak. Aku tak mengerti semua kata-katanya. Saat kutengok kearahnya…
Dia melaju kencang dengan motornya sambil melihatku dengan tersenyum manis, dan sebuah truk dari arah berlawanan menabraknya, Revan terpental jauh…

ADVERTISEMENT

º º º

“ sayang… bangun sayang… “ kudengar suara mama memanggilku dengan nada khawatir.
“ mam…” langsung kupeluk mama dengan air mata dipipiku.
“ kamu kenapa…?? Kamu mimpi buruk ??” Tanya mama.
“ mam… Revan gag pa-pa kan ??” tanyaku tiba-tiba.
“ Revan…?? Gag pa-pa kog sayang.” Jawab mama dengan nada bimbang dan seolah mengerti apa yang aku pikirkan.
“ mama… ayo cepat, kita harus segera kesana.” Teriak papa dari luar kamar.
“ sayang, ayo bangun dan ganti baju. Kita mau pergi.” Kata mama sambil berjalan keluar kamar. Sampai dipintu kamar,
“ kita mau kemana mam…??” tanyaku lagi.
“ ayo sayang, kita gag punya banyak waktu. Pake baju yang udah mama siapin digantungan.” Ucap mama.
Bergegas aku bangun dan berganti baju. Sebelum pergi aku menelpon Revan. Tapi tak diangkat juga. Sepanjang perjalanan di mobil, aku terus berusaha menelpon Revan. Hingga ku merasa kesal padanya, kupandangi jalanan diluar sana. Sampai disebuah gedung,
“ mam, inikan Rumah Sakit Harapan bangsa…??” tanyaku.
“ iya sayang… ikut mama yuk.” Jawab mama dengan tergesa-gesa turun dari mobil.
Aku masuk ke rumah sakit, melewati loby, berbelok kekanan, dan dari kejauhan kelihat papan bertuliskan ‘ UNIT GAWAT DARURAT’. Dalam hatiku, kenapa kita menuju UGD, siapa yang sakit. Perasaanku semakin tak karuan. Aku lihat orang-orang disitu, tampak cemas tanpa ekspresi. Sekilas kulihat Divanda, ngapain Divandra disini ?? Tanyaku dalam hati.
Hah…?? Kenapa ada mami dan papinya Revan…?? Mama dan papaku langsung menyalami mereka. Dan aku semakin bingung saja. Seorang dokter keluar dari ruang UGD,
“” ada yang bernama Nabella…??” Tanya dokter itu.
“ saya dok…” kataku spontan.
“ ayo ikut saya.” Perintah dokter.
Segera aku menengok ke arah mama, mama hanya menganggukkan kepala.
Didalam ruang UGD.
Kulihat sesosok manusia terbaring lemah dengan segala macam alat kedokteran. Tak terlihat jelas siapa dia. Samakin dekat,
“ Revan…??” tanyaku pada diri sendiri.
“ Revan kenapa dok…??”
“ dia pengen ketemu kamu…” kata dokter sambil meninggalkan kita.
“ Revan… kamu kenapa ??” kataku sambil memegang tangannya, terasa dingin.
“ AKU SAYANG SAMA KAMU, My Princes…” katanya dengan lirih sambil memejamkan matanya.
Sekujur tubuhnya dingin, dan dia telah menutup matanya untuk selamanya…
“ REVAN…!!!” teriakku.
Seketika tubuhku lemas dan tak sadarkan diri…

º º º

Dear Nabella, My Princes…

Setiap saat waktu terlewatkan
Begitu cepat seperti tak pernah bersahabat
Aku… masih beku
Ditempatku… dengan tiap kenangan tentangmu
Tidak ada satupun yang berubah
Tetap namamu yang ada dalam hatiku
Seakan mengalir dengan darahku
Terukir disetiap denah tubuhku
Sampai kapanpun…
Kau akan selalu bersemayam dihati ini

Untuk Bellaku sayang… hanya kata maaf yang dapat terucap dari bibirku…
Kini waktuku telah habis untuk menemanimu…
Aku harus pergi… meninggalkan kehidupan ini untuk bertemu Tuhan di surga nanti…
Terus semangat menjalani hidup ini… karena ada Divandra yang akan selalu ada buat kamu… bukannya aku gag sayang sama kamu… tapi ini jalan Tuhan… takdir telah ditentukan…
Revan sayang Nabella sampai mati… love you…

Kuteteskan air mata setelah membaca surat dari Revan. Hanya surat dan sebucket mawar pink kesukaanku bertuliskan “ CINTAKU PADAMU SAMPAI MATI ”, yang Revan tinggalkan untukku. Dan… cinta Divandra…

º º º

Cerpen Karangan: Tyas HC
Facebook: https://www.facebook.com/hikmawati.cahyaningtyas

Cerpen Cinta Divandra merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hanya Sebuah Harapan

Oleh:
Sudah beberapa bulan belakangan ini gua lagi mengagumi seseorang, dia rajin shalat, cool, senyumnya manis, ramah gitu deh siapa sih yang nolak kalau misalnya ditembak dia, haha kalau gua

Tentang Dia

Oleh:
Matahari bertengger di cakrawala. Asap-asap mulai mengepul di udara. Hawa panas semakin terasa di seluruh pelosok negeri. Kepenatan mulai merajalela. Di sinilah, gadis itu terduduk sambil mengerjakan soal-soal di

Perginya Sahabatku

Oleh:
Hari ini adalah hari liburku kerja, dari pagi ku habiskan waktuku untuk nongkrong di warung kopi, sebelum ku disibukkan dengan kegiatanku mempersiapkan perlengkapan berburu. memang kalau hari libur gini

Kupu-Kupu Api

Oleh:
Dulu, kakek sempat bercerita tentang legenda kupu-kupu api. Kawanan kupu-kupu kecil dengan warna merah menyala. Semerah warna api yang menyalak. Konon, apa pun yang dihinggapi kupu-kupu api seketika akan

Kamu yang Dulu

Oleh:
Hari ini tepat 11 bulan jika aku dan dia masih bersama. Kami memang satu sekolah, tapi kami layaknya tak pernah mengenal setelah aku meninggalkan mu. Aku masih selalu memikirkan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *