Diary untuk Chaca

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Kisah Nyata, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 16 January 2013

Anton terus saja menulis buku diary nya, meskipun sudah 1 minggu dia berpisah dengan kekasihnya. Seakan merasa belum sempurna sebuah kisah yang dia tulis selama hampir 2 tahun bersama kekasihnya, memang terlihat sisa beberapa halaman belakang yang masih kosong, dan dia bermaksud menyelesaikanya meskipun dia tak tahu apa yang harus dia tulis, apa yang hendak dia curahkan didalam buku diary tersebut. Kalut, resah, sedih, sakit itulah yang dia rasakan saat itu, saat kekasihnya tiba-tiba saja memutuskan untuk memilih jalan sendiri.

Kemanapun Anton pergi, tak luput pula diary dan bolpoin yang menemani kemanapun dia pergi, bahkan disaat dia masih bersama kekasihnya. Chaca, Kata itulah yang sering terisi dalam lembaran demi lembaran di diary, Chaca juga yang telah menjadi pemilik hati Anton hampir 2 tahun lamanya, suka dan duka selalu dia curahkan mengayunkan goresan bolpoin kedalam lembaran-lembaran sang diary. Sudah hampir dua tahun dan diary tersebut masih menyisakan beberapa puluh halaman yang masih terlihat putih dan kosong. Tetapi hari itu seperti menjadi episode terakhir bagi coretan diary nya, hari dimana Chaca mengatakan kalimat perpisahan tanpa alasan dan sebab yang jelas.

Seakan bingung tentang apa yang harus dia lakukan, dan terus terbayang akan kenyataan yang memang sangatlah berbalik arah dari yang sebelumnya hubungan kisah mereka yang masih baik-baik saja dengan hitungan jam berubah menjadi sebuah perpisahan, bahkan beberapa jam sebelumnya Anton dan Chaca terlihat pulang bersama, berboncengan dan terlihat bercengkrama penuh canda ketika mereka pulang bersama dari luar kota, karena Chaca yang saat itu sedang melanjutkan belajar disebuah universitas swasta dan Anton yang juga bekerja satu kota dengan universitas swasta tersebut, membuat mereka sering pulang kekampung halaman mereka bersama karena memang mereka berasal dari satu kota yang sama.

Dan perjalanan sore itu bisa dibilang perjalanan terakhir yang mungkin dimiliki oleh Anton, karena belum ada satu jam setelah mereka pulang bersama kalimat perpisahan pun terucap oleh Chaca. Anton yang saat itu masih bersandar melepas keletihan seolah mendapat tambahan keletihan hati ketika dia mendapatkan sms dari Chaca yang ingin hubungan mereka berakhir sampai saat itu saja, seakan masih tak percaya dan menganggap sms tersebut sebagai gurauan belaka Anton pun menganggap membalas dengan sedikit canda, akan tetapi canda Anton tersebut dibalas ucapan keseriusan dari Chaca, merasa sedikit heran Anton pun segera menelfon Chaca untuk segera memastikan hal tersebut. Terdengar Chaca selalu meyakinkan keputusanya tersebut ditelfon, dan segera meminta Anton untuk tidak menghubunginya lagi dan sesegera mungkin melupakan dirinya beserta kenangan-kenangan yang telah dijalani, sontak keputusan tersebut membuat Anton kaget sekaligus bingung dan selalu menanyakan alasan untuk semua itu, tetapi Chaca selalu member alasan yang tabu kata yang selalu terucap hanyalah “karena sudah tidak ada kecocokan lagi”, kata-kata tersebut selalu berulang kali diucapkannya.

Seakan masih tak pecaya dan dibendung rasa tidak terima karena alasan yang sangat sederhana itu, maka Anton pun bermaksud berbicara langsung dengan Chaca, akan tetapi hal tersebut selalu ditolak oleh Chaca, sampai mengucapkan jika Anton nekat untuk bertemu denganya maka dia bersumpah tidak ingin mengenal lagi sosok Anton.

Terdiam dan merenung, hanya itu yang dilakukan Anton yang masih tak percaya semuanya terjadi dan dengan tempo yang sangat cepat , berfikir untuk melangkah selanjutnya Anton pun mulai mencari tau penyebab Chaha sampai memutuskan hal tersebut meskipun itu harus ditelusuri tanpa sepengetahuan Chaha. Mulai bertanya kepada teman-temannya, mengikuti secara diam-diam semua kegiatanya tanpa sepengetahuan Chaca, dan semua usaha dan perjuanganya itu tak luput dia tuliskan ke diary nya. Dia merasa jika memang tak ada jalan untuk kembali merajut semuanya maka setidaknya dia telah menyelesaikan akhir dari tulisan kisahnya didiary nya sampai halaman terakhir. Tak luput juga Anton mengabadikan tempat-tempat yang dia kenang menjadi cetakan beberapa foto, seperti tempat pertama kali dia bertemu langsung dengan Chaca, tempat dia pernah duduk berdua berteduh disaat hujan, dan tempat-tempat lainya yang pernah menjadi kenangan manis,semua itu dia abadikan kebeberapa cetakan foto yang kemudian disisipkan kesalah satu halaman diary nya.
Sudah satu minggu Anton mencari tau tentang penyebab berakhirnya hubungan mereka, akan tetapi hanya jawaban semu yang dia dapatkan. Segala info telah dia kumpulkan tapi tak ada satu pun yang menjuru kedalam permasalahan berakhirnya hubungan tersebut. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti mencari tau penyebabnya dan berusaha mengikhlaskan segala yang terjadi, karena apapun yang terjadi kehidupan akan terus berjalan dan dia tak bisa berhenti sampai disitu, karena impian dan masa depanya masih panjang, semuanya hanya akan berantakan jika dia terus terpaku dan meratapi semua yang dialaminya. Dan lagi pula sang diary nya telah tergores sampai halaman terakhir, semuanya dia anggap telah merasa cukup mengerti untuk menerima segala sesuatunya dengan lapang karena dia juga telah merangkum semua kisahnya hingga halaman terakhirnya terselesaikan.

Sore itu Anton berada tepat didepan kost Chaca, dia sengaja kesitu untuk memberikan sebuah buku diarynya, karena dia merasa tak sanggup untuk menyimpan satu-satunya kenangan tersebut, dan tak sanggup pula jika dia harus membuang atau membakar diary tersebut, maka jalan satu-satunya dia harus memberikan diary tersebut kepada Chaca, dan juga Anton tau Chaca tak mau menemuinya langsung maka dia meletakan bungkusan tersebut didepan pintu kostnya, didalam bungkusan kertas kado berwarna merah dia tinggalkan didepan pintu kostnya dengan menyisipkan secarik kertas bertuliskan “For a Special moment Chaca”. Dan setelah meninggalkan bungkusan berisi diary tersebut Anton bergegas meninggalkan tempat tersebut sembari mengirim sebuah sms kepada Chaca “kutinggalkan sedikit butiran kenangan bersamamu, aku tak tau harus membuang atau menyimpanya karena dua-duanya tak sanggup kulakukan, tolong sekiranya kamu bisa memutuskan yang terbaik dan yang terindah untuk butiran kenangan tersebut”.
Mendapat sms tersebut Chaca langsung keluar dan mendapati sebuah bungkusan persegi tergeletak didepan pintu kostnya, sambil menengok kearah sekitarnya dia tak mendapati siapapun ada disekitar depan kostnya. Setelah kembali kekamar dengan membawa bungkusan tersebut segera Chaca membuka bungkusan tersebut dan didapatinya sebuah buku berwarna coklat gelap yang tak lain adalah diary Anton, butuh waktu sekitar setengah jam untuk membaca semua isi dari diary tersebut karena memang halaman buku diary tersebut cukup tebal yakni 100 halaman, lembar demi lembar dia buka dan senyum pun tertebar dibibirnya saat dia membaca halaman awal diary tersebut karena memang halaman-halaman awal tersebut berisikan tentang kebahagian-kebahagiaannya bersama Anton saat pertama kali memutuskan untuk berpacaran, akan tetapi senyum itu berubah menjadi senyap dan sedih ketika dia membuka halaman-halaman terakhir yang berisikan tentang perjuangan Anton untuk mendapatkan sebuah keadilan dari cinta, perjuangan tak kenal lelahnya untuk mendapat sedikit perhatian dan kesempatan merajut kembali kisah kasih sayangnya. Tapi semua itu tak berhasil Anton dapatkan, dan kesedihan Chaca semakin mendalam ketika dia dapati sebuah halaman keputus asaan Anton dalam mencari keadilan cinta tersebut, terlihat pula salah satu halaman tersebut terlihat usang bak seperti kertas yang terjatuh kedalam air, disaat itu Chaca tau jika Anton menangis saat dia menulis dihalaman tersebut dan air mata Anton terlihat begitu banyak tertetes didalam buku tersebut menjadikanya lembar kertas yang berwarna putih menjadi lebam kecoklatan. Disaat membaca halaman tersebut pun tanpa terasa tetesan air mata Chaca ikut tertetes kebuku tersebut, dia tak sanggup merasakan kesedihan dan penyesalan karena telah menyia-siakan seseorang yang benar-benar tulus mencintainya.

Disaat dia terbawa kesedihan, dan semakin tersedu-sedu tangisanya tersebut ketika dia melihat beberapa foto yang menjadi tempat-tempat berkesan selama dia bersama Anton, dalam benaknya saat itu Chaca berfikir kenapa Anton bisa berbuat banyak untuk mempertahankan dan menyimpan kenangan begitu banyak ini sedangkan dirinya tak sedikitpun menyimpan sebuah kenangan saat bersama Anton, bahkan yang ada dirinya telah melukai hati seseorang yang benar-benar murni tulus menyayanginya.
Setelah membaca seluruh isi dari diarynya Chaca terbaring sambil mendekap diary tersebut kedalam pelukanya, seakan tak mau melepas diary tersebut dan dia masih terjaga dengan tangisan yang menitikan air matanya itu. Tapi ada daya, dia hanya bisa menangis dan menangis , tak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan cintanya. Dalam kesedihanya tersebut dia berbisik “Maafkan aku Anton, telah melukai perasaanmu. Tak seharusnya kamu menjadi korban atas pertunanganku dengan orang pilihan orang tuaku,tetapi kamu tetap menjadi yang terbaik untukku”. Memang, penyebab dari sikap Chaca yang mendadak memutuskan Anton itu karena Chaca dijodohkan dengan orang pilihan orang tuanya, dan Chaca tak bisa menolak semua itu karena permintaan perjodohan tersebut atas keinginan kedua orang tuanya, dia lakukan semua itu sebagai tanda berbaktinya kepada orang tuanya, dengan mengorbankan semua perasaan cintanya kepada Anton.

Sudah beberapa bulan berlalu, Anton masih berdiri tegar dan tersenyum. Akan tetapi ketegaran dan senyum tersebut masih membawa misteri, karena tak ada satupun mengetahui apakah senyum dan tegarnya Anton adalah benar-benar senyum kebahagiaan atau hanya senyum untuk membuktikan bahwa dia sanggup menghadapi ketidak adilan kehidupan ini, semuanya hanya diri Anton yang mengetahuinya. Dan sampai saat itu pun juga Anton belum mengetahui alasan dan penyebab dari pupusnya cinta tulus yang dijalaninya dengan Chaca.

.:: True Story ::.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Kenichi
Facebook: facebook.com/rizal.kenichi
Yap, Kenichi.
bukan seorang penulis, apalagi jurnalis.
hanya seorang biasa yang punya satu kisah, ya..hanya satu kisah.
pernah berfikir? disaat seseorang tidak pernah mencintai seseorang dan disaat sekali dia mendapat kesempatan itu ternyata berakhir pilu. ya..semua itu hanya kisah, sama seperti takdir. yang harus dilalui dan teratur dijalanya. tetap semangat.. ^_^

Cerpen Diary untuk Chaca merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Dia Yang Indah

Oleh:
Saat itu di siang yang panasnya cetar membahana. Gue lagi enak-enaknya minum es campur yang gue pesen.. Emh tapi yang mesen sih temen gue sendiri, guenya sih diem-diem aja

Menjemput Sunset di Ujung Dermaga

Oleh:
Matahari hampir saja tenggelam dari peradabannya, suasana yang tadinya memancar, perlahan tertutup oleh cahaya berwarna jingga dari sang Sunset. Terlihat seorang gadis indigo berambut sepanjang 10 cm di bawah

Tangisan Terakhir

Oleh:
“Abi ayo cepat hari ini nur upacara apalagi nur sebagai protokol, nanti kalo gak ada nur upacaranya bisa hancur dong” pinta Nur pada abinya. “Iya nak abi bawa motornya

Kuingin Sebebas Kupu Kupu (Part 1)

Oleh:
Terik mentari menyinari hari. Beberapa ekor kupu-kupu berterbangan mencari madu. Hinggap pada setiap bunga yang dilewatinya. Bebas melayang bagaikan tanpa beban sedikitpun. Samar-samar terdengar nada indah mengalun lembut. Alunan

Secercah Harapan

Oleh:
Hari yang berbeda dari biasanya. Mama dan papa tidak ada di rumah. Di rumah hanya ada aku, Kak Dinda dan bibi. “Adek, ayo sarapan. Makanannya udah ada di meja

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *