Galau

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Galau, Cerpen Perpisahan
Lolos moderasi pada: 10 June 2013

Sore ini seperti sore yang lainnya. Sore yang biasanya ku lewati hanya dengan secangkir kopi di tempat tongkrongan ku biasa. Namun keadaan berubah seketika saat awan menjadi gelap dan suara petir menggelegar dengan kerasnya dan pertanda bahwa akan turun hujan yang lebat.

Tetesan hujan perlahan datang satu persatu dengan lambatnya seperti mengikuti suara angin yang berhembus secara perlahan, namun tak lama kemudian hujan itupun mengguyur dengan keras nya seakan mengeroyoki bumi dengan tetesan-tetesan air yang berjuta jumlahnya.

Sesaat pun aku tersibak dengan keadaan ini, disaat hujan yang seperti ini ku pernah menjemputnya, menjemput orang yang ku sayang namun kini tak bersama ku lagi. Lamunan ku terus menjauh dan membawa ku terbang ke dalam ruang imajinasi ku yang tertinggi.
Namun lamunan ku tiba-tiba hilang dikejutkan dengan suara wanita yang tiba-tiba datang menghampiri ku.
“eh Budi.. bengong aja… Sudah lama di sini?” sapa Rina yang tidak lain adalah teman karib ku sejak ku duduk SD dulu.
“hehe, maklum Rina, Gue lagi galau, udah nih..” jawab ku singkat dengan tawaan nyengir kuda.
“lah.. masih zaman galau.. gak lah yaauu” ledek Rina kepada ku.
Seolah mencoba tetap tersenyum aku mengalihkan pembicaraan agar aku tak terlihat galau.

Dan kami berbicara panjang lebar mulai dari bercandaan hingga gosip pun telah kami bicarakan. Namun tiba-tiba sejenak pembicaraan berhenti saat Rina meminta pada ku untuk bercerita mengapa aku galau tadi.
“Bud.. loe lagi ada masalah ya?” Tanya Rina pada ku dengan nada yang mencoba meyakinkan ku untk bercerita panjang lebar dengannya.
“Iya Rin, hujannya ngingatin aku dengan mantan aku yang sudah jauh di sana.” jawab ku dengan nada yang sedih.
“memang kenapa sih.. kan sudah jadi mantan” Tanya Rina ingin lebih mengetahui sesosok mantan yang ku rindukan itu dan membuat ku tiba-tiba galau tadi.

Ku ceritakan panjang lebar dengannya sedetil mungkin. Aku mencinta dia seperti aku mencintai diri aku sendiri. Memang dia adalah teman ku saat ku SD dulu dan kami bertemu kembali melalui jejaring sosial facebook. Dan pada saat ku kelas XI SMA aku pindah ke kota nya dan membuat hubungan kami semakin dekat dan kami akhirnya jadian. Aku dengannya cukup terbilang singkat bertemu dengan nya saat itu. 3 bulan aku bertatap muka dengannya namun sudah cukup membuat ku sangat mencintainya. Saat masa-masa kritis menjelang Ujian Nasional, ia selalu menyemangati aku dan selalu berada di belakang ku untuk mendorong aku supaya ku terus belajar dan mencapai angan ku untuk melanjutkan pendidikan ku di perguruan tinggi. Semuanya terasa indah dan tak terasa ada sebuah hambatan yang berarti hingga detik-detik pengumuman pun datang. Aku yang memang merantau ke luar kota memang sangat ingin kembali ke kampung halaman ku secepat mungkin karena aku merindukan kedua orang tua ku di sana. Namun hal ini menjadi dilema buat diriku dan dirinya. Di sisi ku aku takut meninggalkannya namun ku harus segera kembali. Dan disisinya pun dia merasa takut kehilangan diri ku dan tak pernah bertemu dengan ku lagi.

Akhirnya semuanya pun terjadi. Aku kembali ke kampung halaman ku dan meninggalkannya sendiri di sana. Awal nya tersirat dalam pikiran ku untuk mencoba-mencoba kembali ke sana dengan memilih perguruan tinggi yang ada di sana ke dalam pilihan ku untuk memasuki peguruan tinggi. Aku melakukannya tidak sendirian, diapun berencana seperti itu agar kami bersatu kembali. Hampir setiap malam kami betukar pikiran membahas pilihan di perguruan mana yang akan kami pilih dengan tujuan yang sama yang tidak lain agar kami bisa tetap bertemu nantinya.

Saat ujian masuk perguruan tinggi pun akhir nya datang, dengan berjuta harapan dan doa kami lewati agar kami bisa bersama. Namun hingga pengumuman pun apalah daya kami tetap tak bisa bersama. Hanya aku yang mampu lewat dalam ujian tersebut dan itu pun di kampung halaman ku sendiri yang di mana pilihan itu ku buat sebagai pilihan cadangan ku dan membuat ku tak bisa bersama dengan dia.
Dan dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan menambah jauh jarak antara kami berdua.

“terus kenapa putus? Kan bisa hubungan jarak jauh, Bud?” potong Rina dengan memegang cangkir kopi susu yang akan diminumnya.
“hhehehe, sabar Rin, kan lagi gua certain, ntar juga nyampe ke situ kok cerita nya” jawab ku bercanda sembari meminum kopi yang sudah mulai mendingin.
“ya udah.. lanjutlah cerita nya” jawab Rina singkat dan aku pun bercerita lagi dan melanjutkan cerita yang terputus tadi.

Setelah kami pun berjauhan, kami memutuskan untuk terus mencoba bertahan dan terus yakin akan satu sama lain untuk tetap setia dan menjalani hubungan kami walaupun kami kini sudah hubungan jarak jauh (lebih terkenal LDR). Awalnya semua nya tampak gampang dan tak ada sedikit masalah. Saling mempercayai dan selalu mencoba berkomunikasi secepat mungkin membuat kami terus bisa bersama.

Namun hubungan jarak jauh ini mungkin memang memiliki banyak kekurangan, yang awal nya kami berjalan dengan lancar nya namun di bulan-bulan ke depan nya suasana yang dirasakan mulai tak biasa. Mulai timbul tuduhan-tuduhan yang membuat hubungan tidak nyaman dan belum lagi di tambah mungkin rasa kejenuhan dalam hidup sendiri dan harus mencintai orang yang tak bisa bersama kita saat kita butuhkan. Hubungan itu pun terus berjalan dengan seperti itu, curiga, bosan, saling menuduh, hal-hal tersebut meretakkan hubungan kami dan kami pun akhir nya memutuskan untuk putus pada bulan ke 11.

ADVERTISEMENT

“oww.. udah 11 bulan rupanya ya, Bud.. pantesan galau.. sudah lama juga tuh” Rina memotong lagi.
“iya Rin.. gimana gak galau coba..” jawab ku sendu.
“jadi kenapa kok ga balekan aja lagi!” saran Rina singkat.
“Ga semudah itu Rin.” jawab ku
“Hemm, sudah lah jangan galau lagi ya” jawab Rina tersenyum menyemangati ku.
“Iya, iya Rin.” aku pun ikut tersenyum.
“Ya sudah, aku pulang dulu ya, sudah ga hujan lagi tuh.” Ajak Rina kepada ku.
“Ya kamu duluan aja.. Aku bentar lagi”
“Awass jangan galau yaa!!” Pesan Rina kepada ku dan seraya menghilang dari pandangan ku sambil tersenyum.
Ku hanya mengangguk dan ku kembali masuk ke dalam lamunan ku.

Andaikan semua tak secepat ini. Andaikan semua nya tak seperti ini, tak perlu kami terpisah seperti ini. Jarak yang memisahkan mengalahkan perjuangan cinta kami saat ini.
Aku menarik nafas panjang dan dalam pikiran aku berpikir.. Tuhan, kalau di jodoh ku dekatkan dia kembali pada ku. Dan jika bukan dia jodohku semoga luka ku ini dapat segera sembuh, aku tak sanggup Tuhan.

Cerpen Karangan: Surya Benediktus Manullang
Blog: http://suryabm94.wordpress.com
Facebook : http://www.facebook.com/cowogilak

Cerpen Galau merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Lelaki yang Tercemar Air Mata

Oleh:
Wanita Satu Meski kau tak pernah alpa ciptakan cerah di senyummu, entah mengapa aku selalu bisa selami tatap itu bukan sebagai gerbang tawa, melainkan sepasang ceruk kesedihan. Aku memang

Ayunda Mengejar Cinta (Part 1)

Oleh:
Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi, aku terbangun dari tidur pulasku, alarm yang ku pasang malam tadi sudah sangat sukses membuatku terbangun dari mimpi yang menurutku sangat indah untuk

Cincin Tahun Baru

Oleh:
Aku masih saja duduk termangu disini, bersama deburan ombak, serta langit dengan semburat warna oranyenya. Aku seperti merasakan anugerah yang Maha Kuasa di tempat ini. Ditambah lagi aku baru

Muara Laut Jingga

Oleh:
Aku tak perlu menajamkan langkahku di pasir ini. Sangat tidak terasa dingin. Pantulan sinar jingga di sana membuat langkahku terasa lebih hangat. Jalanku sungguh melantur. Entah ke mana arah

Senyuman Terakhir Mikha

Oleh:
Mikha sedang tertidur pulas dengan infusan di tangan nya. Mama menangis melihat kondisi mikha yang semakin parah. Mikha mengidap penyakit kanker darah (leukemia). Mikha terbangun oleh tangisan mama. “Mama,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *