Gloomy
Cerpen Karangan: YaniyanKategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 11 April 2016
Seperti biasa ubin sekolah pada pagi hari selalu nampak dingin. Seolah menceramahi atas kebiasaanku datang paling awal. Sesekali aku membuang muka, karena mereka terus berusaha memperolok diriku. Aku sangat ingin membalas perbuatan keji mereka. Tapi apa daya, ketika kepalaku menunduk suara cemoohan itu hilang dalam sekejap. Entah berasal dari mana dan ke mana perginya. Ku pikir ubin-ubin itu yang mengatakannya, ternyata mereka diam tak bergeming. Lebih dalam, kaki melangkah tanpa henti. Lorong sekolah terasa lebih panjang. Dinding-dinding kosong memampangkan kehampaan. Hidupku hampir senyaris itu. Kelam dan menyedihkan.
“Ini milikmu?” Aku terkejut bukan main. Seorang laki-laki menepuk pelan pundakku dari belakang. Lebih terkejut lagi ketika aku berbalik, sehingga semua buku yang ku bawa jatuh serempak. Sementara aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku, ia dengan cekatan mengambil semua buku yang berserakan. Selang beberapa detik, buku-buku itu berpindah ke tanganku lagi. “Kalau jalan, jangan sambil melamun ya!” Apa aku bisa menuruti perkataannya? Tanpa menungguku membuka mulut, sosok tubuh tinggi itu berlalu tanpa permisi. Derap langkahnya berirama mengusir kesunyian. Apa ini mimpi buruk? Tadi aku melihatnya memakai seragam yang sama dengan yang ku kenakan. Jadi itu artinya dia bersekolah di sini?
Seketika tiga buah buku yang ku genggam mendadak jadi bertambah berat. Dan bukannya perlahan beban di pundak ini terkikis, malah secara spontan menggunung. Kadang aku berpikir, kenapa Tuhan memberiku cobaan yang sangat berat? Apakah dosaku sudah tak mampu ditampung lagi, sehingga Tuhan menghukumku atas perbuatan yang sebenarnya tak pernah ingin ku lakukan? Aku ingin menjerit, tapi mulutku bungkam. Aku ingin menangis, tapi air mataku kering. Aku ingin memberontak melawan takdir, lari dari kenyataan pahit ini. Perang batin bergejolak dalam hatiku. Jam pelajaran telah usai, saatnya pulang. Tetapi rasanya enggan sekali beranjak bangkit.
“Kamu dari dulu gak pernah berubah, ya? Berangkat paling awal, pulang paling akhir.” Dia lagi. Sebenarnya yang tak pernah berubah itu dia. Setiap saat, dia hampir selalu membuat jantungku copot. Entah aku harus merespon dengan mengatakan apa, rasanya canggung sekali. Sejak tiga tahun terakhir, inilah kali kedua kita bertatap muka. “Tenang saja, mulai sekarang aku yang akan menemani kamu.” Dia ini bodoh atau apa?
“Oh iya, kelasku di seberang kelasmu. Sayang sekali, aku tidak berada dalam kelas yang sama denganmu.”
“Bagaimana keadaanmu selama ini? Apa kau bahagia?” Sudah ku duga dia akan menanyakan hal itu.
“Ma..af,” apa aku terlihat pucat sehingga ucapanku terbata-bata? Dia tersenyum. Apa arti dari senyuman itu? Dia melangkah mendekatiku. Kakiku sudah bersiap mundur tetapi dia malah melingkarkan tangannya di tubuhku. Dia memelukku. Sekarang aku merasa bahwa kedua mataku basah.
“Aku sudah memaafkanmu.” dia memelukku lebih erat.
“Aku melakukannya demi Denis yang sedang sekarat. Aku tak pernah bermaksud untuk selingkuh dari kamu, Zian.” Sepertinya air mataku semakin deras.
“Lupakan saja masalah itu. Aku tahu waktu itu posisi kamu sangat terjepit. Aku juga tahu kalau Denis lebih dulu cinta sama kamu, tapi kamu tolak dia demi aku.” Benarkah dia mengetahuinya? “Aku minta maaf. Harusnya ketika Denis menginggal, aku tidak menjauh darimu. Harusnya aku bisa memaklumi tindakan kamu. Tapi aku ini bodoh, Fio. Bukannya menghibur kamu, aku malah membuatmu tambah bersedih.”
“Jangan sebut dirimu bodoh. Justru kamu sangat pandai membaca perasaanku. Jika seandainya kamu tetap ada, aku pasti akan menyangka kalau kamu tidak mencintaiku.”
“Kenapa?” ia terheran-heran. Ku pikir dia akan mengerti maksud ucapanku.
“Kalau kamu tidak menjauh, aku akan menyangka kalau kamu rela bila aku mendua.”
“Tentu saja tidak. Aku tak pernah rela bila kamu bersama dengan laki-laki lain.” Ucapnya bersemangat. Sudah ku bilang dia tak pernah berubah.
“Bahkan sampai saat ini, aku tak rela.” lanjutnya lirih.
“Tapi ku pikir, kamu datang ke sini hanya untuk mengolok-olok aku saja.”
“Kamu berpikir seperti itu? Ya ampun Fio kamu itu lucu sekali sih. Aku ke sini untuk menjaga kamu. Ku dengar, kamu selalu terlihat murung. Jadi aku akan menghiburmu untuk menebus semua kesalahanku.”
“Terima kasih.” Sekarang aku merasa bahagia.
“Aku masih cinta kamu. Maukah kau kembali menjalin cinta denganku?” Aku menjawab dengan sebuah anggukan kecil. Tentu saja aku ingin, kenapa tidak? Aku juga masih mencintaimu, Zian.
Cerpen Karangan: Yaniyan
Facebook: YanIyan
Cerpen Gloomy merupakan cerita pendek karangan Yaniyan, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Destiny
Oleh: Yuyun KomalasariNamaku Amala, aku adalah anak kelas 3 di SMA. Semua teman-temanku memanggilku “Si Macan Jones” Hei!!! Siapa yang mirip macan?!!! Walaupun aku tidak suka sebutan itu, tapi aku harus
Takdir Cintaku
Oleh: Fitria SariAku sedang membereskan kamar baruku, 3 hari yang lalu adalah hari pernikahanku dengan orang yang selama ini aku cari, ketika aku membereskan buku-buku aku melihat foto yang berserakan dan
Miniatur Pembalasan
Oleh: Arip BudimanBaju lusuh penuh keringat dengan aromamu yang khas. Kau berlari tanpa pernah berhenti mengejar tujuan mu. Dengan keegoisanmu dan sedikit pengetahuan mu. Padahal rasa pedih selalu menghantui dan menemanimu
Cowok Yang Kusuka
Oleh: Wardina SyaHari ini hari pertama aku masuk ke kelas 7. Ya aku memang baru lulus ibtidaiyyah dan aku melanjutkanya ke madrasah tsanawiyyah. Masa ta’arufan selama 2 hari telah aku lewati,
There’s a Rainbow Always After The Rain
Oleh: Ainin Shofiyaa00:23 Handphone ku bergetar… ternyata dia, Dalam keadaan sedikit tidak sadar, rasa itu muncul kembali membuatku terpaksa menerima panggilan telepon itu, terdengar suara sedikit serak yang sangat akrab ditelingaku
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply