Happiness

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 29 September 2015

Namaku Zidane Rizqy Ramadhan. Dan cewek yang ada sebelahku ini namanya Adeeva Afsheen Myesha. Deeva ini adalah sahabatku dari TK hingga kelas 3 SMA sekarang ini. Sebernanya aku menyukainya sejak kami berada di bangku SMP, bahkan kami sempat pacaran selama 3 bulan, tapi kami putus karena ia menyukai cowok lain. Sakit hati? Tentu saja aku sakit hati, tapi mau bagaimana lagi daripada nanti persahabatan kami hancur dan dia menjauhi aku, lebih baik aku mengalah dengan merelakan hubungan kami yang baru berumur jagung itu. Walaupun aku tahu, menghilangkan perasaan cinta tak semudah membalikan telapak tangan. Intinya aku masih mencintainya.

“Dan, kamu gak apa-apa kan? Kok bengong?” Deeva memukul lenganku pelan.
“Gak apa-apa kok. Kamu udah selesai makan belum?”
Ya, sekarang kami sedang makan di kantin sekolah. Sebetulnya hanya Deeva yang makan, karena sedari tadi aku hanya sibuk memperhatikannya asyik menghabiskan bakso. Deeva ini tipe cewek tomboy, dengan rambut panjang yang selalu dikuncir jadi satu. Kulitnya putih mulus, hampir tak terlihat cacat di wajah ovalnya. Tubuhnya juga proposional, secara dia kan atlit renang. Selain itu sikap dewasanya adalah poin terpenting yang menjadi alasanku menyukainya.

“Zidane, aku sudah selesai makannya. Ya ampun Zidane kamu gak makan?” Deeva memekik kaget begitu tahu isi mangkukku masih penuh, belum tersentuh sama sekali.
“Aku gak laper Va.. kamu udah selesai kan? Ayo ke kelas.” Ajakku.

Hari ini aku ada pertunjukan music live di salah satu Cafee terkenal di kota Bandung. Aku adalah vokalis. Aku memiliki band sendiri yang bisa dibooking selama event itu masih berada dalam kota, aku tak mau ambil resiko, jika aku ngambil job yang berada di luar kota, maka sekolahku akan terganggu.
“Katanya Deeva mau ikut kok udah jam segini belum dateng yaa? Apa aku telpon aja kali yah..”
“Hallo.. Deeva, kamu di mana? Katanya mau ikut aku ngeband.. sekarang aku udah mau berangkat nih..” aku membuka pembicaraan.
“Iya.. aku jadi lihat kamu tampil kok. Tapi nanti aku perginya sama Richo, kamu pergi duluan aja yah, jobnya di G’n’G Cafee kan?”

Aku mendesah kecewa saat tahu ia tidak jadi pergi barsamaku, terlebih ia justru pergi bersama Richo. Gebetannya sejak SMP dulu, dan sekarang satu sekolah bersama kami.
“Zidaneeee…”
“Eh, iya-iya Va.. udah dulu yah. Aku mesti siap-siap dulu nih. Bye..”

Aku bukannya tidak tahu jika Deeva sangat menyukai Richo. Bahkan hampir setiap hari ia bercerita tenta Richo padaku. Aku tak marah, justru aku mendengarkan ceritanya dengan seksama. Sebenarnya aku melakukan ini agar selalu bisa dekat dengan Deeva, yeah meski hatiku sakit karena harus mendengar pujian-pujian yang ia lontarkan untuk pria selain diriku. Aku baru saja selesai perform. Aku memilih untuk langsung pulang saja, karena tak mau mengganggu kebersamaan Deeva dengan si Richo itu, meski mereka tidak sedang pacaran tetap saja itu adalah momen yang selalu ditunggu oleh Deeva, makanya aku gak mau bikin dia kecewa.

“Kamu ke mana aja sih tadi malem?!”
Begitu aku masuk kelas Deeva langsung melontarkanku dengan pertanyaan.
“Aku langsung pulang. Cape Va, kenapa? Bukannya udah ada Richo yaa?”
“Kok kamu gitu sih?”
“Gitu gimana sih maksud kamu Vaa?”
Entah kenapa aku mulai malas menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Deeva.
“Kamu kenapa sih Dan? Kamu marah gara-gara aku lebih milih pergi sama Richo?”

Bingo!!! Itu kamu alesannya, tapi tetep aja gak peka.
“Kenapa aku harus marah?”
“Udahlah Zidane. Aku gak mau berdebat sama kamu lebih lama lagi. Aku cuma mau bilang kalau Richo udah nembak aku semalem.”
Deg! hatiku rasanya seperti tetimpa beban yang sangat berat. Sakit, perih, dan hancur tak berbentuk lagi. Tapi aku berusaha bersikap biasa saja di depan Deeva, aku harus kuat.
“Oh, begitu. Selamat yah..”
“Thanks yah.. kamu emang sahabat aku yang paling ngertiin aku.”
Aku cuman bisa tersenyum miris.

Ini adalah bulan kedua sejak Deeva jadian sama Richo, dan sejak itu pula aku jadi jarang banget jalan bareng sama Deeva. Apa Deeva gak tahu kalau aku kangen sama dia? Meskipun kita tetangga tapi Deeva jarang banget ada di rumah. Dan meskipun kita sekelas tapi kita hampir gak pernah ngobrol bareng, hanya bila ada keperluan saja kita saling berkomunikasi.

Aku sedang manggung di sebuah Cafee di jalan Gatot Subroto dan sudah berada di atas Stage bersiap untuk menyanyi. Hey!! itu Deeva kan? Sedang apa dia di sini? Aku bisa melihat jika Deeva tengah duduk sendirian di pojok cafee, raut wajahnya sedang menunjukkan kesedihan yang teramat dalam. Ada apa gerangan? Hampir 2 bulan tak berkomunikasi dengannya membuatku kehilangan semua berita tentang hubungannya dengan Richo. Apa ini ada hubungannya denga Richo?
“Oy! Dan, jangan ngelamun dong! Bentar lagi main nih kita.”
Aku tersentak begitu mendengar teguran dari Tio, gitarisku.
“Iya!”

ADVERTISEMENT

Kemudian aku pun mulai bernyanyi, aku bisa melihat jika Deeva sedang tersenyum ke arahku. Tapi, ada jejak air mata di pipi mulusnya. Aku tahu ada yang sedang tidak beres saat ini.
Lagu yang ku nyanyikan pun berakhir, aku baru akan menghampiri Deeva saat aku lihat ia sudah berdiri di belakang backstage. Mungkinkah ia sedang menungguku?
“Deev..” Ucapku lirih.
“Zidane.. hiks..”

Aku kaget bukan main saat tiba-tiba Deeva memelukku erat sekali sambil terus terisak dan menggumamkan namaku.
“Ada apa Deev” tanyaku sambil membelai rambutnya. Aku bahkan baru sadar jika Deeva menggerai rambutnya sekarang.
“Aku.. aku sudah putus dari Richo..”
“Apa dia menyakitimu?”
Aku membimbingnya agar duduk di bangku terdekat. Teman-teman sepertinya tahu akan keadaanku saat ini, buktinya mereka dengan penuh pengertian meninggalkan aku dan Deeva berdua.
“Tidak.. aku yang memutuskannya.”
Hah!! memutuskannya? Bukankah Deeva sangat mencintai Richo, bahkan sejak kita berada di bangku SMP?

“Kenapa?” Tanyaku polos.
“Dasar tidak peka!! Karena aku mencintaimu, Zidane..”
“Aku gak salah dengar kan?”
“Tentu saja tidak… jadi…”
“Jadi.. will you be my girlfriend again Deeva?”
“I do.. Zidane”

Aku langsung merengkuhnya ke dalam pelukanku. Tolong hentikan waktu ini ya Tuhan.. aku bahagia dan benar-benar bahagia saat ini.
“Deeva, all my love is for you honey..”
“Gombal.. Tapi, aku baru sadar.. how great is your love. Apa kau tidak lelah menungguku selama ini?”
“Tidak, karena aku mencintaimu..”
“Thank’s yaa.. aku juga mencintaimu”

Dan mulai saat ini aku akan menjadi manusia paling bahagia di dunia karena aku telah memiliki apa yang paling aku inginkan, yaitu kamu Adeeva Afsheen Myesha.

Cerpen Karangan: Mia Devi Pratiwi
Facebook: Mia Devi P

Cerpen Happiness merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Baper Tingkat Dewa

Oleh:
Berawal dari gue nemenin sahabat gue, Ema, ke tempat pacarnya, Setiawan untuk yang pertama kalinya. Gue dateng ke sana tujuannya cuma nemenin Ema. Ehh, gak taunya di sana ada

Hujan Deras Dikala Senja

Oleh:
Suasana hening, angin deras dan burung-burung berterbangan kesana-kemari. Dan diatas bukit belakang kampusku, menjadi saksi, kesedihanku dimulai. Saat aku ingin menyusul Merry (Sahabatku) di bukit kampusku. Karena udah aku

Hadirmu

Oleh:
“klik” ku buka inbox di facebook ku dan ku lihat ada satu pesan dari seorang yang dulu sewaktu SMP sempat ku kagumi. Yaps, dia adalah kak nana, kakak kelasku

Manja

Oleh:
“Ayo Bay sms aku” gumam Deby pelan. Jam yang menempel di dinding kamar Deby menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Matanya sudah tak kuasa menahan kantuk. Deby sengaja tidak tidur

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *