Kau Merenggutnya Dariku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Misteri
Lolos moderasi pada: 6 February 2019

“Hiks… hiks..” tangisku. Karena kejadian malam itu, malam dimana gadisanku direnggut oleh seseorang yang tidak kuketahui wajahnya.

Perkenalkan namaku andita biasa dipanggil dita. Malam itu aku sedang di rumah sendiri, karena kedua orangtuaku sedang pergi ke luar kota, karena ada suatu pekerjaan yang harus diselesaikan, Dan. Aku adalah anak tunggal, aku tidak memiliki kakak, maupun adik. Dan saat itu, pembantuku sedang mengambil cuti. karena anaknya sedang sakit, saat aku sedang menonton TV tiba tiba saja mataku terasa berat, sepertinya aku sudah mulai mengantuk. Kemudian aku pun melihat jam tanganku yang kebetulan masih kupakai, terlihat di situ jam 10.30 PM. Aku pun mematikan TV ku, dan aku bangkit, tapi. Tidak langsung ke kamarku, melainkan ke dapur, aku merasa sangat haus. Aku pun membuka lemari es ku, dan mengambil sebotol air putih dan menuangnya ke gelas dan aku pun langsung menenenggaknya hingga habis.

Setelah itu, aku pun ke kamarku, aku merebahkan tubuhku di kasur empukku. Dan mulai menutup mataku, dan. Saat aku sudah mulai terlelap, tiba tiba aku seperti mendengar suara langkah kaki, tap. Berhubung aku sangat mengantuk, aku tidak pedulikan aku tetap melanjutkan tidurku, dan. Tiba tiba saja aku seperti merasa ada yang meraba punggungku. karena saat ini posisiku miring dan memeluk guling, aku pun mencoba membuka mataku perlahan, dan membalikkan tubuhku. Saat aku membalikkan tubuhku betapa terkejutnya, aku menemukan sosok seseorang yang memakai jubah berwarna hitam dan menutupi wajahnya dengan topeng yang menyeramkan. Aku ingin berteriak tapi sebuah tangan kekar langsung membungkam mulutku, dan sebelah tangannya lagi mulai mengelus pipiku, hidungku, dan Bibirku. Saat tangannya yang membungkam mulutku ia lepas ia mulai merabai bibirku hingga ke leherku dan saat ia ingin membuka bajuku, segera aku memberontak dan berusaha menendangnya, tapi nihil, hasilnya sia sia bukannya terlepas malah ia semangkin menjadi jadi ia melumat bibirku dengan paksa, ia menekan tengkukku agar tetap di posisi itu. Aku sudah kehabisan tenaga, aku sudah tidak kuat lagi, akhirnya aku pun pasrah dan… BLA… BLA… BLA… (Jangan dibayangkan!!)

“Hiks… hiks… hiks…” tangis ku yang masih terisak.
“Aku… aku… aku… hiks… aku bukan per*wan lagi… hiks… Dasar kau manusia keparat kudo’a kan kau akan segera mati…” kutukku pada lelaki yang merenggut keperawananku itu.
“Ya allah…, tolong hambamu ini ya allah…, hamba mohon berilah hukuman padanya sebesar mungkin, kalau perlu. Cabut saja nyawanya… hiks… Dia… Dia… Sungguh tidak pantas disebut sebagai manusia. Dia itu iblis… iblis dan semacamnya.” lanjutku yang masih terus terisak.

Saat aku sedang menangis dan mengutuk lelaki sialan!!! itu. Tiba tiba handphoneku berdering, aku pun langsung mengangkatnya.
“Hallo…” seruku saat menggeser tombol hijau dan menempelkan handphoneku di telingaku.
“Hallo… sayang,” sahutnya dari seberang sana.
“Si…siapa k…kamu?” tanyaku dengan nada yang bergetar.
“Bagaimana dengan malam kita, sungguh menyenangkan bukan!!!” sahutnya yang balik bertanya padaku, malam? Apa dia lelaki itu, batinku bertanya tanya.
“Si…apa kamu… Apa… Kau lelaki bajingan itu?” tanyaku dengan amarahku
“Iya sayang ku…” jawabnya yang sungguh membuatku jijik, Dan aku pun langsung memutuskan sambungan telephonenya dan melempar handphoneku sejauh mungkin.

Tiba tiba, aku mendengar suara bel rumahku.
“Siapa yang datang? Apa… Mama sama ayah ya… ya… Itu pasti mereka.” aku pun langsung berlari ke luar kamar dan segera membukakan pintu untuk orangtuaku. “Ay…” kataku terpotong saat melihat ternyata bukan orangtuaku yang datang tapi kedua temanku andre dan sindy.
“Ah… Kalian aku kira kedua orangtuaku” ucapku kecewa
“Loh… Dit. Kamu kenapa?” tanya andre temanku.
“Iya… Dit. Kamu kenapa kok kayak ketakutan dan habis nangis gitu” sambung sindy.

Aku pun langsung memeluk kedua temanku itu tanpa menjawab pertanyaan mereka. Mereka terlihat bingung dengan sikapku, kemudian aku pun langsung menarik mereka berdua untuk masuk ke dalam rumahku dan menutup pintu rumahku rapat rapat dan aku menceritakan semua yang terjadi padaku malam itu dan juga tadi saat bajingan itu menelephoneku.

Kulihat wajah mereka seketika berubah, mereka terlihat sangat terkejut dan juga marah. Terutama andre ia sudah mengepalkan tangannya seakan bersiap untuk meninju dan berdiri dari duduknya dan bertanya.

“Dimana handphonemu?” tanyanya dengan emosinya.
“Kulempar di kamarku tadi” jawab ku bergetar dan dengan suara serak akibat menangis terus menerus.

Kemudian andre pun ke kamarku mengambil handphoneku dan saat di kamarku ia juga menemukan sebuah jam tangan yang tergeletak di kasur. Jam tangan itu terlihat seperti jam tangan lelaki.
“Punya siapa ini?” tanya andre saat keluar dari kamarku sambil mengangkat jam tangan itu. Aku pun menggeleng menandakan aku tidak tau itu milik siapa?
“Pasti itu milik lelaki berjubah itu ndre” sahut sindy yang berdiri di sebelahku sambil merangkulku.
“Bisa jadi, oh ya. Aku bisa melacak keberadaannya menggunakan handphonemu. Bajingan itu tadi meneleponmu kan? Jadi. Kita bisa melacak nomor telephonenya menggunakan handphonemu. Ayo,” jelasnya dengan sangat bijak seakan ada seorang detektif pada dalam dirinya.

ADVERTISEMENT

Kami pun pergi melacak keberadaan lelaki sialan!!! Itu, dan mobil kami berhenti tepat di depan sebuah rumah bercat putih dan biru muda dipenuhi tanaman bunga di sekitar halamannya. Rumah ini terlihat megah tapi sayang, warna cat rumahnya kurang menarik.

Dengan tak sabar andre menekan nekan bel rumahnya dan akhirnya seseorang membuka pintu rumahnya dan menampakkan seorang lelaki berpostur tubuh yang ideal bagi para pria. Dan kuperhatikan wajahnya ternyata dia…
“Andi…” ucapku dengan keras yang mampu membuat mereka menoleh ke arahku.
“Kamu kenal sama dia?” tanya andre penasaran.
“Iya… Dia satu sekolah denganku dulu waktu SMA, dan dia juga selalu mengejar ngejarku, dia memaksaku untuk menjadi kekasihnya, tapi. Aku menolaknya karena aku sangat tidak suka dengan sikapnya yang terlalu memaksa” jelasku sejelas jelasnya agar kedua temanku mengerti, sebab ia melakukan itu padaku. Pasti ia dendam padaku yang selalu menolaknya.
“Oh… Jadi ini orangnya” seru andre dengan emosi dan ‘BUG’ dengan keras andre meninju pipi sebelah andi dan menyebabkan keluarnya cairan merah kental (DARAH) itu pada sudut bibirnya.

Kami sudah mejebloskannya ke penjara dengan barang bukti jam tangan miliknya dan juga handphoneku yang di telephone olehnya, Biarlah ia bertahan di jeriji besi itu. Saat ini kami tengah duduk di sofa yang berada di ruang tamu rumahku, aku masih terus menangis akan apa yang terjadi padaku, aku terus memikirkan bagaimana nasibku jika aku hamil, apa ada lelaki yang mau menikah denganku?

“Udah… Dit. Jangan diinget inget terus mending kamu lupain semuanya aku gak tega liat kamu kayak gini terus” kata sindy sambil menghapus air mataku dan merangkulku.
“Aku gak bisa lupain sin. Bagaimana jika aku hamil, siapa yang akan bersedia menikah denganku aku tidak mau hamil diluar nikah. Aku tidak mau melihat orangtuaku kecewa sin…” setuju sambil terus menangis.
“Stop, aku yang akan menikah denganmu” ucap andre dengan lantang kemudian berdiri dari duduknya.
“Aku bersedia menikah denganmu bukan karena aku kasian padamu tapi aku sangat mencintaimu dan sayang padamu” lanjutnya.
“Benarkah itu” tanyaku tidak percaya dan ia pun tersenyum manis padaku.
“Iya… Aku serius dengan perkataanku, aku tidak akan mengecewakanmu” jawabnya yang mampu membuat hatiku luluh dan bahagia. Kemudian aku pun bangkit dari dudukku dan langsung menabrak tubuhnya aku memeluknya erat begitu pula dengannya yang membalas pelukanku dengan erat.

THE END

Cerpen Karangan: Rusma Yuni
Blog / Facebook: Rusma yuni
Maaf kalo jelek masih pemula soalnya

Cerpen Kau Merenggutnya Dariku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pertemuan Pertama

Oleh:
Namaku Kirana, aku bekerja di sebuah Rumah Sakit, Jakarta Pusat. Di pagi yang cerah ku berjalan sendiri melewati gedung-gedung di Ibu Kota. Sampailah aku di tempat kerja “Pagi bang,”

Sayangi Aku Ibu

Oleh:
Hari kelulusan sekolah waktunya telah tiba dengan suasana yang bercampur suka dan duka. Hari terakhir mereka berkumpul bersama dan akan membawa kenangan masing-masing. “Selamat ya” Ucap Sella kepada Yusuf.

Kok Gue, Sih?

Oleh:
Yogi memarkirkan mobilnya di pelataran parkir SMA 1. Lalu keluar dari mobil tersebut, diikuti Niken. Sementara di luar, Yeza berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Kesal. “Kalian

Gitar Cinta Penuh Darah

Oleh:
Di sebuah sekolah ternama di jakarta. Pagi itu para murid kelihatan mulai dengan aktivitas sehari-harinya, ada yang berangkat secara sendiri-sendiri atau rombongan. Tiba-tiba Frank beserta gengnya, datang dengan mobil

Gelang Menghilang

Oleh:
Siang beranjak sebentar lagi senja. Kedua pemuda tengah duduk saling berhadapan di warung emak Miul. Warung ini tempat favorit Gempi dan Jaka. Setiap mereka mengadakan rapat paripurna untuk berkumpul,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Kau Merenggutnya Dariku”

  1. Nadia says:

    Cerpennya udah bagus kok. Cuma penulisan huruf kapitalnya aja yang kurang tepat. Salam manis,

    Nadia

Leave a Reply to Nadia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *