Kehadiranmu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Kehidupan
Lolos moderasi pada: 2 May 2015

Semilir angin menelisik setiap jengkal asa. Meniupkan bumi nan pertiwi, indahnya hari libur tanpa segudang tugas sekolah menghampiri hidupku. Bunga tidur yang setia menemani tidurku, kini benar-benar hadir menghiasi. Seketika seberkas cahaya merasuk melalui celah jendela, berbaur dengan nuansa ruangan yang haus akan sinar mentari. Perlahan katup mataku terbuka, sang mentari berhasil menyilaukan mata indah yang masih sayu dan lembab ini. Kurasakan dinginnya pagi hari menyelimuti tubuhku.

“Aura Prianti Clarinta”, seperti itulah nama yang diberikan kedua orangtuaku. Sebagaiman mestinya air mengalir membawa sejuta arti dan cerita, begitupun dengan sebuah nama yang benar-benar membawa cerita. Sedih, susah, senang, dan haru terlukis dibalik sebuah nama. Terpapar dalam impian hidup yang melakoni sejuta jiwa. Aku memiliki seorang sahabat yang selalu menjadi inspirator dan motivator dalam hidupku. “Raisya Dwi Mutiara” sebuah nama yang teramat sederhana singgah menyinari hidupku. Orang yang rela meminjamkan pundaknya bagi senderan bulir mutiara yang kerap menetes mewakili sejuta asa dan rasa. “Rizky Prasetya.” Seseorang yang akhir-akhir ini begitu spesial dalam kehidupanku. Orang yang selalu berada di sampingku. Menghiburku dengan berbagai trik yang aku kagumi sedari dulu.

Binar matanya menatapku dengan sejuta pertanyaan. Apa yang harus kuperbuat saat semuanya telah benar-benar terlambat. Penyesalan bagai menghantui kehidupanku. Tatapan itu tak bisa kulupakan, menatap tajam ke arahku. Sepertinya dia ingin meluapkan amarah, namun dia tak meronta. Aku bukan penulis yang seolah dapat menjadi tuhan. Aku tak kuasa mengatur nasib mereka, layaknya kalian yang mengatur penokohan yang kalian ukir dengan pena sebagaimana kalian sukai. Aku tak bisa membaca misteri dalam pikiran orang lain. Aku tak bisa, karena aku bukan kalian yang seolah berperan menjadi TUHAN!

Semua pandangan tertuju padaku, aku terpojok di sudut ruangan serba putih. Apa ini? Semua mata terbelangkap. Aku tak mampu menghadapi semua ini seorang diri, aku tak sanggup.

Inilah hal mengerikan itu, cerita yang terus singgah di benakku, membuatku mual dengan keadaan. Membuatku tak bisa mengendalikan emosi. Aku marah. Aku berontak. Aku meronta sangat tak terkendali. Hingga kedua orangtuaku sampai hati menjerat hak kebebasanku, menjebloskanku hingga aku berbaur dengan orang-orang yang tidak waras.

Aku adalah seorang gadis polos yang menginginkan hal baik dalam hidupku. Dengan zaman yang seperti ini, aku tak habis pikir pada mereka para gadis yang merelakan kesuciannya hanya karena perasaan terlaknat tersebut. mereka begitu mudahnya luluh. Dunia ini memang telah goyah, budaya barat telah merasuk ke negeri nan kaya budaya. Negeri yang notaben beragama muslim. Terkutuk sudah Dunia ini.

Berawal dari sebuah teka-teki yang tak kumengerti. Pada pertemuanku dengan seorang pria yang mampu menarik minatku. Membuat seorang Aura menebar benih cinta untuknya. Ketampanannya bukan kepalang. Tampan luar dalam, memiliki hati bagaikan malaikat. Sungguh lembut tutur kata yang ia transfer melalui mulutnya. Siapapun yang mengenalnya akan dibuat terpesona.

Maka yakin sudah keputusanku untuk memilihnya. Tatapan matanya yang selalu menyejukkan hatiku. Aku tak segan memperkenalkannya kepada kedua orangtuaku. Mereka terlihat bahagia saat puteri tunggalnya ini dipertemukan dengan laki-laki yang begitu berwibawa.

Semula dia dapat mengerti dengan keadaanku. Tak merasa canggung saat benar-benar berada di dekatku. Untuk beberapa lama, semuanya berjalan dengan baik. Dia orang yang lurus dan bersih. Dia sangat santun. Namun itulah laki-laki, sekuat apapun menahan nafsu, cepat atau lambat suatu saat dia akan berontak, meluapkan nafsu birahi yang terpendam sekian lama. Walau seolah terpancar bagai orang paling sempurna di mataku.

Laknat! aku salah menilainya, dia bermain nafsu dengan wanita lain. Membuatku mual saat kutatap wajah lugu di balik sikap bejatnya. Dosa apa yang telah kulakukan, sehingga aku dipertemukan dengan lelaki munafik seperti itu.

ADVERTISEMENT

Kejadian itu membuatku terpuruk, terkurung tak berdaya di balik ruangan serba putih. Ruangan yang dihiasi orang tidak waras. Entah siapa yang gila. Aku takut tak kuasa menahan perih yang mendalam. Aku depresi karena cinta, namun aku juga sembuh karena cinta. Perbedaan redaksi cinta saat itu memang begitu berperan.

Raisya, sahabat baikku, selalu menemani. Memberi semangat hidup padaku, menyadarkanku bahwa banyak orang di luar sana yang membutuhkan kehadiranku. Aku tersadar dalam depresi yang mendalam saat Raisya mempertemukanku dengan Rizky. Orang yang juga memberi semangat hidup padaku. Perlahan tapi pasti, benih cinta mulai dapat kembali kurasakan.

Aku terbebas dari depresi. Aku haus akan kasih sayang. Seberkas cahaya bersinar bersama harapan. Aku bangkit dari keterpurukan. Raisya dan Rizky hadir bagai pelangi. Keindahannya memancar, merasuk ke dalam jiwa. Kini aku terlahir bagai orang baru.

Sejak pertama kali aku masuk Rumah Sakit Jiwa, Rizky selalu berada di sampingku. Menghiburku agar aku tak terpuruk dalam penyesalan. Hidup ini akan sia-sia, jika terus larut dalam keterpurukan. Kehadiranmu sungguh berarti untukku. Terimakasih cinta.

Cerpen Karangan: Tresna Nurhidayah
Blog: tresnanurhidayah.wordpress.com
Facebook: Tresna Nurhidayah

Cerpen Kehadiranmu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Pantulan Kebaikan

Oleh:
Ada dua bocah laki-laki yang terlihat begitu kecil dan kurus, tubuh mereka tidak terawat dengan baik. Namun sayup-sayup terlihat pancaran kebahagiaan dari kedua sorot atensi mereka. Mungkin karena mereka

Cinta di Masa SMP

Oleh:
‘Aku ingin bercerita tentang cinta monyet yang kualami pada masa SMP’ sebagai tanda perkenalan, kenalin namaku Fay dibaca Fey. Reiner, satu nama terindah yang masih tersimpan dalam hatiku. Reiner,

Satu Kelapa Dua Cinta

Oleh:
Hamparan pasir putih tersibak gelombang tinggi Pantai Selatan. Bukit Srandil hijau menjulang. Sepasang camar menukik berkejaran. Fandi dan Fanny bergandengan tangan berbasahan menyusuri bibir pantai. Fandi bercelana pantai bertelanjang

Kejutan Ulang Tahun Yang Ke 17

Oleh:
Pagi itu bel masuk berbunyi anak-anak berlari memasuki kelas masing-masing. Aku duduk berdua dengan Ayu temanku sejak kelas 1 SMA. “PR-mu udah cin?” “udah dong” “Aku pinjem dong, lihat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Kehadiranmu”

  1. fera says:

    aku punya beberapa cerpen nih.. tapi aku bingung nerbitin kemana..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *