Kesan Pertama

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 11 June 2021

Hari itu hujan datang bersama mendung dan juga sekawanan gemuruh petir yang menyertai turunnya hujan untuk membasahi bumi yang kering tertutup oleh debu yang fana, air yang jatuh seketika meluluhlantakkan debu yang sedari tadi berdiam diatas permukaan tanah yang datar.

Hujan turun kala itu seolah ikut merasakan apa yang kurasakan dihari itu, hari dimana aku pertama kalinya dikhianati oleh cinta pertamaku, iya memang benar cinta pertama memanglah sulit untuk dilupakan ia bukan hanya cinta pertamaku tetapi juga pemilik ciuman pertamaku, aku yang terlalu bodoh menggapnya segalanya dihidupku kala itu padahal yang ia berikan hanyalah kebahagian semu yang tidak lama lagi akan hilang begitu saja seiring dengan berjalannya waktu.

Namaku Rere, aku gadis dengan kulit sawo matang, berambut ikal, tinggi semampai, dan memiliki ciri khas gigi kelinci. Aku adalah mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Batam, aku memiliki seorang kekasih sebut saja namanya Dani bersamanyalah aku mulai mengerti arti cinta dengan lawan jenis ialah yang pertama kali membawaku kedalam dunia abu-abu ini yang banyak orang menyebutnya dengan dunia percintaan. Kala itu aku masih duduk dibangku kuliah Dani adalah kakak senior ku dibangku kuliah, pertemuan kami diawali dengan salah satu teman dekatku mengunggah fotoku di akun sosial medianya, Dani merupakan tetangga dari teman dekatku dibangku kuliah ini sebut saja nama temanku Dira.

Hari-hariku hanya kuhabiskan untuk bermain dan kuliah sepulang dari kuliah aku biasa bermain ke tempat teman atau sekedar menongkrong di cafe area komplek rumah, meski aku adalah teman dekat Dira tetapi kami sangat jarang mengunjungi satu sama lain karena sempat ada perbedaan pendapat antara orangtuaku dengan orangtua dira.

Kringgggg… Kringgggggg.. Kringgg… (suara bel panjang berbunyi)
Menandakan berakhirnya jam pelajaran dan saatnya mengisi perut yang sedari tadi bergemuruh, aku dan Dira tanpa basa basi lagi kami langsung mengangkat kaki kami dan melangkahkannya ke kantin favorit tempat kami biasa makan, tiba-tiba dari belakang terdengar suara lelaki yang cukup besar memanggil nama Dira dari suara yang kudengar terlintas di benakku pria yang memanggil nama Dira memiliki perawakan tegap, tinggi, besar dan memiliki badan yang kekar.

“Diraaaa…!!” (Seru Dani dari kejauhan) dugaanku benar pria yang memanggil Dira memiliki perawakan seperti apa yang kubayangkan.
“Boleh join disini tidak?” (Timpalnya lagi kepada Dira)
“Duduk aja” (Jawab Dira dengan ekspresi yang sangat datar)
“Eh dir.. Ini kawanmu yang ada di foto yang kamu unggah kemarin kan?” (Tanya Dani kepada Dira)
“Srppp… (suara Dira menyeruput es tehnya) Iya memangnya kenapa tumben loe mau nanya soal teman gua” (Pungkas Dira kepada Dani)
“Dihhh… sinis amat sih jawabnya orang cuma tanya juga pun ya kan mbak..?” (Tanya Dani kepadaku seolah mencari pembelaan)
“Hmmm…” (Kutebar senyumku kepadanya sambil sedikit mengiyakan pertanyaannya yang tadi)
“Mbak tinggal dimana.. Namanya siapa?” (Tanya Dani kepadaku, pertanyaan yang disertai senyum manis dari kedua sudut bibirnya dan juga mata bulatnya yang seolah menantikan jawaban dariku)
(Dengan tersipu-sipu malu aku menjawabnya) “Di perum Marcellia, panggil saja Rere”

Dan disitulah percakapan diantara kami berawal, hingga kemudian hubungan kami semakin intens sampai kami berpacaran. Semua proses yang kulalui sampai aku menjadi kekasih hatinya sangatlah indah yah.. Indah memang memiliki seorang kekasih apalagi itu rasa yang belum pernah kita rasakan, rasa memiliki, rasa kasih dan sayang yang selalu ingin kita curahkan untuknya. Pepatah bilang kalau cinta sudah melekat tau kucing pun rasa coklat hahaha…

Saat aku memilikinya aku terasa memiliki semangat disetiap hariku, senantiasa bersemangat untuk datang ke kampus karena di kampuslah kami akan sering berjumpa, jika berjumpa dirumah kami tidak leluasa mengobrol mengenai masa depan kami karena orangtuaku selalu menunggui kami jika sedang berdua ya begitulah orangtuaku yang sangat takut anak gadisnya disentuh orang sebelum waktunya.

Seiring berjalannya waktu aku semakin mencintainya aku merasa selalu diperhatikan, baik di kampus maupun diluar kampus karena memang jarak rumah kami yang tidak terlalu jauh dan dia sering berlalu lalang didepan rumah saat hendak pergi. Hingga tibalah suatu hari dimana Dani mengajakku pergi sepulang kuliah kesebuah tempat taman bermain aku yang dasarnya tidak pernah mengunjungi tempat-tempat seperti itu aku menerima ajakannya sekalian jalan-jalan pikirku.

Setelah kami tiba disana rupanya di hari jumat taman bermain tersebut tidak memiliki banyak pengunjung, kami pun tetap berjalan menyusuri taman bermain dan menikmati suasana. Kami berjalan menaiki bukit agar dapat melihat keindahan taman bermain dari atas bukit sampai diatas bukit Dani mengajakku untuk duduk dibawah pohon yang rindang dan memulai percakapan omong kosong kami yang menghayalkan tentang keindahan masa depan, apabila kami telah menyatu nanti sangat indah memang dan kami sangat menikmati percakapan itu dan tertawa bersama kami tidak peduli dengan penilaian orang sekitar yang melihat kami, memang benar kata orang jika sepasang kekasih sudah bersama serasa dunia milik berdua.

ADVERTISEMENT

“Reee…” (Dani memanggil namaku dengan suaranya yang berat)
“Iyaa.. Dan” (Timpalku)
“Aku mau tanya sesuatu kamu mau jawab gak kira-kira?” (Tanya Dani lagi kepadaku sembari memegang kepalaku untuk dipaksa melihat kedua matanya yang bulat dan nampak serius sedang menunggu jawaban yang keluar dari mulutku)
“Haa.. Iyaa aku pasti jawab” (Jawabku dengan ekspresi kaget dan spontan karena tindakannya yang tidak kusangka)
Dan saat itu semua tiba-tiba hening, tidak ada lagi suara daun yang bebisik ditiup oleh angin lalu, seolah alam turut mengatur suasana demi mendukung percakapan serius diantara kami,

“Kamu serius gak sih sama aku, kamu sayang kan sama aku, kamu gak akan tinggalin aku kan?” (Tanya Dani dengan raut muka memelas kepadaku)
Mungkin bagi sebagian orang pertanyaan tersebut terdengar sudah sangat umum, tetapi bagiku pertanyaan itu adalah sesuatu yang baru dan mendadak aku merasa sangat berarti di hidup seseorang, seketika hatiku berikrar untuk tidak pernah mengkhianatinya apalagi meninggalkanya pun aku akan menyayanginya dengan seluruh hati dan jiwa ragaku.
“Iya.. Aku akan tetap bersamamu dan menyayangimu apapun yang terjadi” (Timpalku dengan nadaku yang gemetar mengucapkan kalimat itu)

Tanpa sengaja dua insan ini sudah saling berikrar untuk saling menyayangi dalam kondisi apapun, alam yang sedari tadi menyaksikan percakapan kami dengan sejuta keheningannya tiba-tiba menjatuhkan beribu percikan air yang segera membasahi kami, sampai akhirnya Dani meraihku dalam pelukannya mengecup bibirku dengan lembut kami menikmati momen itu, semua begitu indah dan sangat membekas.

Hujan pun mereda kami yang terlalu asik dengan fantasi sampai tidak terasa ribuan tetesan hujan yang turun dengan membabi buta telah berhasil membuat kami basah kuyup, aku segera mengajak Dani untuk pulang ke rumah seolah belum puas menghabiskan waktu bersamaku dia memelukku lagi dengan sangat erat dan mencium keningku sementara aku menyeretnya untuk berjalan pulang.

Sesampainya di rumah aku terus kepikiran tentang apa yang telah kami alami tadi, dan itu sangatlah mengganggu pikiranku. Dani terus mengirimkan pesan teks kepadaku tapi aku belum membalasnya aku masih memikirkan apa yang telah kuucapkan tadi dan apa yang sudah dilakukan Dani kepadaku, iya memang benar kesan pertama sangatlah sulit untuk dilupakan.

Sementara itu badanku tiba-tiba menggigil dan terasa panas, keringat dingin bercucuran dari tubuhku mungkin karena aku terlalu lama diguyur hujan dan ditambah lagi udara dingin yang menyelimuti tubuhku sejujurnya aku tidak tahan kedinginan jika boleh memilih aku lebih baik terkena sengatan sinar matahari daripada udara dingin yang membuat badan menggigil, akhirnya aku jatuh sakit sampai 10 hari lamanya aku demam hebat itu semua menyebabkan aku tidak bisa hadir di kampus. Saat aku sakit ayah dan ibuku tak henti-hentinya mengomel agar aku tidak pergi bersama Dani lagi dan seolah aku jatuh sakit karena ulah Dani yang mengajakku untuk pergi, aku tak menjawab sepatah katapun kepada ayah dan ibuku karena aku sendiri sudah sangat kacau merasakan demam dibadanku.

Di lain sisi, Dani terus mengirimiku pesan teks aku menangkap kekhawatirannya kepadaku karena aku juga tidak datang ke kampus dalam beberapa hari, sampai aku sembuh dan aku kembali ke kampus dengan badan yang sangat lemas raut sayu, aku pergi ke kampus dengan diantar oleh ayahku dan ayahku berjanji akan menjemputku setelah jam kelas habis, bisa disimpulkan ayah sudah tidak memberiku ruang untuk sekedar pergi bermain apalagi dengan Dani, dia terus mewanti-wantiku untuk menjaga jarak dengannya tapi hatiku sangat berat aku sungguh ingin bersamanya apapun yang terjadi sekalipun orangtuaku tak merestui kami.

Aku bercerita kepada Dira tentang apa yang kualami belakangan ini bahkan tentang perseteruanku dengan orangtuaku mengenai kebersamaanku dengan Dani, tapi tak kusangka Dira menceritakan apa yang kusampaikan kepada Dani dan itu tanpa sepengetahuanku. Saat itu aku tak menyadari semuanya keadaan seketika berubah, Dani sudah tidak lagi mengirimiku pesan teks juga tidak menanyakan kabarku, di kampus ia tidak lagi mengunjugiku di celah jam istirahat aku merasakan kejanggalan tapi semua kutepis kuingat kembali janji yang kami ukir.

Hingga suatu hari aku menunggu jemputan ayahku untuk pulang dan Dani berlalu didepanku dengan wanita lain yang tak kukenal, mereka berdua berjalan dengan bergandengan dan tertawa bersama dihadapanku, betapa hancurnya aku melihat pemandangan itu aku tak kuasa lagi membendung air mataku, tak terasa air mataku benar-benar membasahi pipiku diluar kendaliku. Dan sekali lagi rasa yang belum pernah kurasakan sekarang kucicipi ya aku mencicipi rasa patah hati dan rasa dikhianati oleh orang yang kusayangi dan sempat kutitipi kepercayaan hatiku aku tak percaya Dani melakukan itu semua kepadaku aku benar-benar tidak percaya.

Akhirnya aku kembali ke pangkuan ibuku dan menceritakan semua yang kulalui kepadanya dengan terisak-isak karena aku tak sanggup lagi menahan pedihnya. Beberapa hari aku tak bisa makan karena teringat apa yang telah kami lalui dan kenangan yang benar-benar indah yang kami miliki, itu semua membuatku mual dan muntah bahkan sekedar untuk menelan makanan di piringku.

Aku mengingat semua kejadian yang telah kami lakukan dan apa yang Dani lakukan kepadaku itu semua kusimpan rapat dalam ingatanku untuk kujadikan pelajaran.

Cerpen Karangan: Ridani E.Q
Blog: Ekik
Instagram: istri_sholehahhh

Cerpen Kesan Pertama merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Boyband Dalam Kardus

Oleh:
Panggil aja gue JONES, temen temen gue yang ngasih panggilan itu. Emang sih gue gak tahu arti dari panggilan itu, tapi gue rasa gue suka panggilan itu, gue pikir

Satu Jam Untuk Selamanya

Oleh:
Kisah ini antara aku, dia dan satu jam saja. Entah mengapa manusia selalu merasakan yang namanya alfa dan omega, bahagia dan sakit hati dan semua dijadikan berpasangan. Awal kisahku

Antara Aku, Kamu dan Dia

Oleh:
Pada suatu hari aku dan cowokku sedang chattingan, dia bernama Arga. Ay: “p.” Ay: “ay.” Aku: “ada apa ay?” Ay: “eemm, aku mau nanya.” Aku: “mau nanya apa emang?”

Terlambat

Oleh:
“Aku suka padamu, maukah kamu jadi pacarku?” DEG Jantungku berdekgup kencang, bukan karena bahagia, tapi aku tak tahu harus menjawab apa. Memang aku pernah menyukainya, tapi dulu! “Mau tidak?”

Cinta di Kedai Ice Cream

Oleh:
Sore itu langit Jakarta cukup cerah, aku berjalan menikmati suasana sore yang indah. Lampu-lampu jalanan mulai dinyalakan, di ujung sana matahari mulai turun, pulang ke peraduannya. Aku sampai di

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *