Ketika Cinta Berbisik

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 1 September 2017

“Plakkk…!!!” Hendri menampar istrinya dengan penuh emosi. Tetesan air mata menggenangi pipi Asfy, istri yang dinikahinya setahun lalu. Baru kali ini ia mendapat tamparan keras dari suaminya.
“Maafin aku Mas.”
“Pergi dari sini! Aku tak mau melihatmu lagi.”

Selama ini Asfy tak pernah berbuat salah atau menyakiti perasaannya. Sikapnya yang sopan dan lemah lembut membuatnya selalu luluh ketika sedang marah. Namun kejadian di tempat tidur tadi, membuatnya begitu emosi. Ia melihat istrinya tertidur dengan tubuh hanya tertutup selimut dan seluruh pakaiannya berserakan di lantai. Entah laki-laki mana yang telah berselingkuh dengan istrinya. Belum sempat istrinya menjelaskan, ia sudah mengusirnya.

Semenjak peristiwa itu ia sering melamun dan mengurung diri di kamar. Ia sudah berhenti dari pekerjaannya di kantor. Hidupnya mulai berantakan. Orangtuanya hanya bisa pasrah melihatnya yang seolah telah kehilangan setengah hidupnya.
Hingga suatu ketika Firman, sahabat dekatnya berkunjung ke rumahnya. Begitu melihat kondisi sahabatnya, Firman jadi merasa kasihan. Padahal dulu keluarga Hendri terlihat harmonis dan baik-baik saja.

“Hen, kamu masih sayang sama istrimu?”
“Aku gak sanggup begini terus Fir, aku menyesal telah mengusirnya. Tapi aku tak terima ia selingkuh di belakangku.”
“Kamu yakin istrimu selingkuh?”
“Maksud kamu?”
“Kamu sudah minta penjelasannya? Dia benar selingkuh atau justru diperk*sa?”
Hendri baru menyadari tindakan bodohnya. Ia mengusir istrinya tanpa meminta penjelasan terlebih dulu. Semua sudah terlanjur. Kalau benar istrinya diperk*sa orang lain, tentu jiwanya lebih terpukul.
“Sabar Hen, alangkah baiknya kamu datang ke rumah ibu mertuamu. Siapa tahu istrimu pulang ke sana.”
Benar juga perkataan sahabatnya, ia harus segera mencari istrinya.

Ia mengunjungi rumah ibu mertuanya di kampung. Namun kedatangannya kali ini tak disambut dengan baik oleh ibu mertuanya. Beliau menangis begitu melihatnya dan hampir marah terhadapnya.
“Bu, bagaimana kabar ibu? Asfy baik-baik saja? Dia di mana sekarang?”
“Untuk apa kamu kemari?”
“Aku ingin bertemu dengannya. Ada yang ingin aku bicarakan dengannya.”
“Apakah kamu masih mencintainya?”
“Aku masih mencintainya Bu.”
“Sayang kamu terlambat Nak. Istrimu sudah pergi dengan tenang.”

Hendri mengikuti ibu mertuanya ke belakang rumah. Disana ia ditunjukkan sebuah makam yang ternyata adalah makam istrinya. Ia seakan tak percaya istrinya telah meninggal. Ia menangis dengan penuh penyesalan. Ia telah gagal menjadi suami yang baik. Ia telah mengecewakan keluarganya. Hanya karena emosi sesaat, justru membuat istrinya pergi untuk selamanya.

“Asfy, jangan pergi! Jangan tinggalkan aku sendirian. Maafin aku sayang, aku masih sayang kamu.”

“Bangun Mas, aku di sini Mas! Aku tidak pergi ke mana-mana kok. Aku juga sayang sama kamu Mas,” bisik istrinya.
Suara lembut istrinya membangunkannya dari mimpi buruknya. Benar-benar tak disangka ternyata ini hanya sebuah mimpi. Dipeluknya istri tercintanya seakan tak mau kehilangan lagi. Berulang kali ia meminta maaf kepada istrinya yang justru membuat istrinya bingung.

“Kamu mimpi apa sih Mas?”
“Maafin aku sayang. Kamu jangan pergi ya.”
“Iya Mas, aku gak ke mana-mana kok.”

Cerpen Karangan: Heri Teguh Arifianto
Facebook: Heri Ariv

ADVERTISEMENT

Cerpen Ketika Cinta Berbisik merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


MyCerpen 3: Zombie Janda Mati

Oleh:
Merinding bercampur haru, mendengar cerita pacarku malam ini. Devi bercerita sampai larut malam habis. Gak tau kenapa? Malam minggu kali ini, gak seromantis malam mingguan sebelumnya, lebih angker, kejam,

Senja Di Atas Bukit (Part 1)

Oleh:
“Kau tahu bagaimana rasanya patah hati itu?” Gadis di depanku ini tersenyum miring sembari menatap mentari yang sedang terbenam. “Tidak,” jawabku juga melihat mentari yang sedang terbenam. “Rasanya sangat

Maafkan Aku Mas

Oleh:
Suara ayam berkokok membangunkan aku dari mimpi burukku, pelan pelan aku membuka mata, jam dinding yang terpaku di tengah dinding menunjukkan pukul 04:00. aku beranjak bangun sejurus kemudian mas

Hemimetabola

Oleh:
Aku sepenuhnya sadar, bahwa kini, satu-satunya hal yang tersisa dari wanita itu hanyalah bayi mungil ini. Kedamaian yang kurasakan, kala menatap wajah bayi ini, menjadi bukti tak terbantahkan bahwa

Akhir Penantianku

Oleh:
Rasa ini tak pernah aku sadari kapan ada dan kapan berakhir. Semua berjalan seperti air yang mengalir, seperti daun yang terbawa angin lalu. Namun, aku juga telah banyak belajar

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *