Kisah Cinta Si Cowok Jutek dan Cewek Judes

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 24 June 2014

Di pagi hari yang cerah, seorang gadis bernama Sherena Aquila berangkat menuju sekolah barunya di Jakarta yaitu SMA Queen Marry. Sekolah itu termasuk sekolah yang ternama di Jakarta. Sherena beruntung masuk ke sekolah itu, Sherena termasuk siswi yang pintar, baik dan cantik tapi sedikit jutek.

Tet, tet, tet…
Bel tanda masuk pun berbunyi, Sherena dan Ibu Naomi langsung memasuki kelas. Ibu Naomi adalah salah satu guru di SMA itu.
“Anak-anak perhatikan ibu sebentar, kita kedatangan teman baru.” Baiklah sekarang silahkan kamu perkenalkan diri pada teman-teman baru kamu.
“Baiklah teman-teman, perkenalkan nama saya Sherena Aquila. Saya siswi pindahan dari SMA 1 Surabaya. Sekian perkenalan dari saya.”
“Sherena, sekarang silahkan kamu duduk di samping Albert.” Perintah bu Naomi.
“Ya, bu.” jawab Sherena.

Albert adalah siswa yang pintar dan dia juga sedikit jutek, selain itu Albert adalah cowok paling populer di SMA Queen Marry.
Setelah berkenalan Sherena pun langsung menuju ke tempat duduknya, dan Albert pun langsung berceloteh.
“Kenapa lo harus duduk di samping gue sih!” ketus Albert.
“Kalau mau protes, sama bu Naomi aja, jangan sama gue.” jawab Sherena.
Baru hari pertama sekolah Sherena udah dibikin jengkel sama Albert.
“Kenapa ya gue harus ketemu sama cowok kayak lo, amit-amit deh gue punya cowok yang super jutek kayak lo.” gerutu Sherena dalam hatinya.

Bel istirahat pun berbunyi.
“Hai, Sherena.” sapa Garnetta dan Azzalia.
Garnetta dan Azzalia juga termasuk siswi yang pintar dan ramah.
“Eh , hai juga.” jawab Sherena.
“Oh iya, kenalin nama gue Garnetta dan ini teman gue Azzalia.” sambil mengulurkan tangannya pada Sherena.
“Iya, gue Sherena. Panggil aja rena ya.” jawab Sherena.
“Kita ke kantin yuk re.” ajak Garnetta dan Azzalia pada Sherena.

Mereka bertiga pun menuju kantin. Setelah memesan makanan dan mereka langsung mencari tempat duduk untuk memakan makanan yang mereka beli. Akhirnya mereka pun dapat tempat dan kebetulan tempat mereka makan tepat di belakang meja dimana Albert dan teman-temannya makan.
“Re, re, re!” bentak Garnetta dan Azzalia yang menyadarkan Sherena dari lamunannya.
“Re, lo liat apaan sih? Sampai-sampai lo ngelamun kayak gitu.” tanya Azzalia yang penasaran.
“Ah, gue nggak ngeliat apa-apa kok!” jawab Sherena dengan gugup.
“Atau jangan-jangan lo lagi ngeliatin Albert ya? Cowok yang paling keren di kelas kita itu.” tanya Garnetta dan Azzalia yang berusaha ngeledek Sherena.
“Ah, lo berdua apa-apaan sih! Mana mungkin gue ngeliatin cowok super jutek kayak dia. Gue mending ke kelas aja, nafsu makan gue jadi hilang.” jawab Sherena dengan kesal.

Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, bel pulang pun berbunyi.
“Garnetta, Azzalia, gue pulang dulu ya, soalnya gue udah di jemput tuh. Sampai ketemu besok ya.”
“Oke, lo hati-hati di jalan ya.” jawab Azzalia.
Sesampai nya di rumah, Sherena langsung berbaring di atas tempat tidurnya dan tiba-tiba terlintas di benaknya bayangan cowok yang dianggap Sherena super jutek, yaitu Albert.
“Albert itu emang keren sih, tapi itu cowok nyebelin banget. Baru pertama masuk aja udah bikin masalah sama gue. Aduh sialan! Kenapa gue jadi mikirin si Albert sih!” gerutu Sherena sambil menutup wajahnya dengan bantal.

Kring, kring, kring…
Jam weker Sherena berbunyi dan Sherena langsung terbangun dan melihat jamnya.
“Aduh! Udah jam berapa nih, bisa telat deh gue.” Sherena segera meloncat dari tempat tidurnya.
Selesai mandi dan memakai pakaiannya, dia langsung berpamitan kepada orangtuanya dengan tergesa-gesa.
“Mama, papa, Rena berangkat sekolah dulu ya.” sambil mencium tangan kedua orangtuanya.
“Kamu nggak makan dulu? Nanti kamu sakit re.” teriak mama nya.
“Nggak ma, aku udah telat ma.” jawab Sherena.

Sampai di sekolah Sherena berlari menuju kelas nya dan gubrak… buku-buku yng dibawanya pun terjatuh. Ternyata yang menabraknya adalah Albert.
“Eh, lo punya mata nggak sih! Gue lagi jalan malah lo tabrak.” celoteh Albert dengan wajah sinisnya.
Mendengar ucapan Albert tadi, Sherena merasa sangat jengkel padanya.
“Eh, mulut lo itu bisa lebih sopan lagi nggak sama cewek! Udah tau gue lagi buru-buru, eh lo nya malah berdiri di depan gue.” jawab Sherena dengan ketus.
“Lo itu cewek paling aneh yang pernah gue kenal! Dari pada gue berdebat lama-lama sama lo mending gue masuk kelas!” Albert langsung masuk kelas dengan wajah kesalnya.
Setelah Albert masuk kelas, Sherena juga memasuki kelasnya.

“Re, lo dari mana aja sih? Jam segini baru datang.” tanya kedua sahabat nya.
“Iya, gue telat bangun. Terus tadi gue ditabrak sama cowok di samping gue yang ngakunya keren tapi super jutek.” jawab Sherena dengan nada yang masih kesal.
“Oh, Albert maksud lo re?” tanya Azzalia.
“Ya iyalah, siapa lagi cowok di kelas ini yang super jutek kalau bukan si Albert.” jawab Sherena sambil melihat Albert.
“Eh, jelas-jelas lo yang nabrak gue, bukan gue yang nabrak lo. Kenapa jadi lo yang marah-marah sama gue. Seharusnya gue yang marah-marah sama lo! Mimpi apa gue semalam, bisa ketemu cewek super aneh kayak lo!” celoteh Albert yang semakin jengkel pada Sherena.
“Sherena, Albert, Azzalia! Kalian ada masalah apa! Kalau kalian tidak bisa mengikuti pelajaran saya dengan baik, silahkan keluar!” bentak bu Gina.

Bu Gina adalah guru kiler yang ada di SMA Queen Marry. Mereka bertiga pun terdiam gara-gara dibentak bu Gina.
“Gara-gara lo kan, gue jadi ikut-ikutan dimarahi sama bu Gina.” celoteh Albert sambil berbisik pada Sherena.

ADVERTISEMENT

Bel istirahat pun berbunyi, Albert dan teman-temannya langsung menuju kantin.
“Ngomong-ngomong, Sherena itu cantik juga ya walaupun agak cerewet.”
“Lo semua ngomong apaan sih! Cewek nyebelin kayak Sherena lo bilang cantik! Salah besar lo semua.” jawab Albert dengan ketus.

Albert pun sempat memikirkan perkataan teman-temannya tadi.
“Kalau di pikir-pikir, Sherena itu cantik juga tapi sifat nyebelinnya itu bikin gue kesal terus sama itu cewek. Aduh! Sialan, kenapa gue jadi ikut-ikutan mikirin Sherena sih!”
“Al, lo kok jadi ngelamun sih! Keburu dilalerin tu makanan lo. Pasti lo lagi ngelamunin Sherena ya? Hahaha.” ledek teman-teman Albert.
“Nggak mungkin lah gue mikirin cewek super aneh kayak Sherena. Nggak penting banget buat dipikirin.” jawab Albert.

Bel pulang pun berbunyi.
“Re, gue sama Azzalia mau ke toko buku nih, lo mau ikut nggak re?” ajak Garnetta.
“Nggak ah, gue lagi kurang enak badan nih. Nggak apa-apa kan gue nggak ikut sama kalian?” jawab Sherena dengan wajah pucatnya.
“Ya udah, gue cariin taksi ya untuk nganter lo pulang.” Azzalia langsung mencarikan taksi.
“Eh, nggak usah. Gue lagi nunggu papa nih. Lo berdua duluan aja, nggak apa-apa kok.” jawab Sherena.
“Beneran lo nggak apa-apa re kalau gue tinggal sendirian?” tanya Garnetta dan Azzalia yang khawatir pada Sherena.
“Iya, gue nggak apa-apa kok.” jawab Sherena.

Setelah Azzalia dan Sherena pergi, Sherena pun menunggu papanya menjemput. karena begitu lama menunggu, akhirnya Sherena memutuskan untuk berjalan sambil menunggu jemputannya. Dan tiba-tiba, Sherena pun pingsan di jalan karena keadaan tubuh nya yang begitu lemah.
“Loh, itu bukannya Sherena ya?”
Albert pun langsung keluar dari mobilnya dan dia sangat terkejut karena melihat Sherena yang pingsan di tengah jalan. Albert segera menggendong Sherena masuk dalam mobilnya dan membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya Albert di rumah sakit, Sherena langsung ditangani oleh dokter.

“Maaf dok, bagaimana keadaan teman saya? Apakah dia baik-baik saja dok?” tanya Albert yang begitu khawatir.
“Tenang, teman kamu tidak kenapa-kenapa. Dia Cuma kelelahan saja. Cukup istirahat di rumah saja keadaan dia akan segera membaik.” jawab dokter.
“Syukurlah kalau teman saya tidak kenapa-kenapa dok. Sekarang apa boleh saya membesuk dia ke dalam dok?” tanya Albert.
“Oh, silahkan dek.” jawab dokter dengan singkat.

Karena kekhawatirannya pada Sherena, Albert langsung menemuinya.
“Re, lo nggak apa-apa kan?” tanya Albert yang begitu khawatir.
“Eh, kok gue bisa ada disini bareng lo?” tanya Sherena dengan keadaan bingung.

Albert menceritakan semua kejadian tadi pada Sherena. Sherena pun tersenyum manis dan mengucapkan terima kasih kepada Albert karena sudah menolongnya.
“Albert, makasih ya, lo gue udah nganterin gue ke rumah sakit.”
“Ya, sama-sama re.” jawab Albert dengan senyumannya.

“Eh udah sehat aja lo re?” tanya Azzalia dan Garnetta.
“Udah, gue udah sehat kok.” jawab Sherena.
“Maafin gue berdua ya, kemaren ninggalin lo sendirian aja.”
“Iya nggak apa-apa kok, kenapa kalian malah minta maaf.” jawab Sherena.
Setelah mereka ngobrol-ngobrol, Albert pun datang menghampiri Sherena.
“Hai re, gimana keadaan lo? Lo udah sehat?” tanya Albert.
“Iya, gue udah baikan kok.” jawab Sherena.
“Cie, cie, ngomong-ngomong lo kemaren dianterin ya re sama Albert ke rumah sakit? Albert perhatian banget ya sama lo re, jangan-jangan dia suka sama lo re. Hahaha.” tanya Garnetta sedikit meledek Sherena.
“Terus kalau gue suka sama Sherena ada masalah untuk lo?” jawab Albert dengan ketus sambil merangkul bahu Sherena.
Sherena kaget karena Albert merangkulnya, jantung Sherena pun terasa mau copot. Wajah Sherena memerah seketika.
“Kenapa lo tiba-tiba jadi berubah gini sama gue?” tanya Sherena sedikit bingung.
Albert tidak menjawab pertanyaan Sherena tadi karena bu Naomi sudah masuk kelas.

Pelajaran pun dimulai, semuanya begitu fokus mengikuti pelajaran bu Naomi.
Dan tiba-tiba Albert mendekati Sherena dan berbisik pada Sherena.
“Re, maafin gue ya kalau selama ini gue jutek atau jahat sama lo.” Albert menatap Sherena dengan serius.
“Lo apa-apaan sih, gue lagi serius belajar nih. Ntar kita berdua malah dimarahin.” jawab Sherena yang masih memperhatikan bu Naomi.
“Ya, lo mau nggak maafin gue re?” Albert mendesak Sherena.
“Iya, iya, Albert. Gue maafin lo.” jawab Sherena dengan ketus.

Bel istirahat berbunyi.
“Re, ntar pulang sekolahnya bareng ya.” teriak Albert yang keluar dari kelas.
“Re, lo jadian ya sama Albert? Kok Albert bisa berubah baik gitu sama lo re?” tanya sahabatnya yang semakin penasaran.
“Gue nggak jadian kok sama Albert. Gue juga nggak tau kenapa Albert bisa berubah jadi baik gitu sama gue. Tapi sebenarnya dia orangnya baik juga sih.” jawab Sherena.
“Lo suka ya re sama Albert?” tanya Azzalia.
“Hmmm, gimana ya? Gue juga nggak tau ah, mending kita ke kantin aja yuk. Gue pengen makan nih.” ajak Sherena.

Waktu pulang, Azzalia, Garnetta dan Sherena mampir dulu ke perpustakaan untuk mengembalikan buku. Dan tiba-tiba hp Sherena berdering.
“Eh tunggu bentar ya, hp gue bunyi nih. Gue angkat telfon dulu ya.” Sherena keluar untuk mengangkat telfon nya.
“Hallo.” jawab Sherena.
“Re, lo dimana? Ini gue, Albert. Kita pulang bareng ya, gue tunggu lo diparkiran.”
Tit, tit, tit….
Belum sempat menjawab, telfon sudah ditutup Albert.
“Re, siapa yang nelfon lo tadi?” tanya Garnetta.
“Itu, si Albert ngajakin gue pulang bareng.” jawab Sherena.

Mereka bertiga pun langsung menuju parkiran.
“Re, gue pulang duluan ya bareng Azzalia.” Garnetta dan Azzalia pun pergi.
“Iya, lo hati-hati ya berdua.” jawab Sherena sambil melambaikan tangannya pada Garnetta dan Azzalia.
“Yuk re, kita pulang.” ajak Albert yang kelihatan gugup.
“Yuk.” Jawab Sherena dengan singkat.

Di perjalanan Albert kelihatan salah tingkah, dan tiba-tiba Albert memegang tangan Sherena. Sherena pun merasa aneh melihat tingkah laku Albert.
“Lo kenapa tiba-tiba megang tangan gue?” tanya Sherena.
“Gue mau ngomong, sebenarnya gue suka sama lo re. Gue sayang sama lo re, lo mau nggak jadi pacar gue?” tanya Albert yang terlihat gugup.
Sherena pun hanya bisa terdiam karena dia sangat kaget mendengar kata-kata Albert tadi.
“Gimana re? Lo kok malah ngelamun.” tanya Albert sambil menyadarkan Sherena dari lamunannya.
“Eh, lo serius sama perkataan lo tadi? Lo nggak lagi ngerjain gue kan?” tanya Sherena yang masih belum percaya.
“Iya, gue beneran serius re. Awalnya sih gue benci lihat lo re tapi lama-kelamaan rasa sayang gue ke lo tu timbul re. Gue jatuh cinta sama lo re.” jawab Albert.
Sherena pun masih terdiam. Dan Albert langsung memegang tangan rena kembali.
“Gimana re? Jawab dong.” tanya Albert.
“Iya deh, gue mau jadi pacar lo Albert. Tapi lo harus janji, jangan pernah permainin gue. Oke!” jawab Sherena.
“Iya re, gue janji nggak bakalan nyakitin lo re.” jawab Albert.
Akhirnya Albert dan Sherena pun jadian. Mereka saling mengisi satu sama lain, dan menerima kekurangan satu sama lainnya.

Cerpen Karangan: Rafika Fajriliani
Facebook: Fika Fajriliani

Cerpen Kisah Cinta Si Cowok Jutek dan Cewek Judes merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Belakang dan Depan

Oleh:
Ah seharusnya kuberi saja judul cerpen ini Punggung. Mungkin ada yang sempat berpikir punggung apa yang dimaksud? Hmm, punggung yang kumaksud ya memang punggung dalam arti sebenarnya, punggung bagian

Jalan Cintaku

Oleh:
Memasuki tahun kedua ku besekolah disini, aku bertemu dengannya. Dengan seseorang yang dapat membuat jantung ini berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Yang dapat membuat ku lebih bersemangat menjalani hari.

Luka Lisa Lusa Lalu

Oleh:
Luka. Apapun wujudnya, pasti menyakitkan. Luka yang paling menyakitkan adalah luka yang tak berwujud. Luka yang tak bisa dilihat, namun bisa dirasakan. Yaitu luka yang bersumber dari hati. Seperti

Cinta Bersemi di Ring Basket

Oleh:
Dia adalah adik kelasku, adik yang sekarang jadi kekasihku. Haha semuanya berawal dari ring basket ini. Flashback Aku sungguh mengingatnya. Hari itu hari sabtu tepat aku bertemu dengannya. Cuaca

Gara Gara Bolpoin

Oleh:
Tanpa sadar jam dindingku telah menunjukkan pukul 06:30 lagi dan lagi aku terlambat bangun. Dengan cepatnya aku segera mandi dan mengganti bajuku dan segera berangkat ke sekolah, aku seakan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

9 responses to “Kisah Cinta Si Cowok Jutek dan Cewek Judes”

  1. Indah setiawati says:

    Bagus bgt ,. gue suka

  2. rania dela says:

    ciahhh keren amat ya ini cerita terlalu keren pokok nya top banget’

  3. westi says:

    Aduhh ni cerpen ngingetin w sm dy pkok’a sruu dehh ampe ktgihn bc’a

  4. alika says:

    Cerpen paling bagus yg pernah gw baca good for rafika fajriani

  5. Dilla says:

    Cerpen’a bgs bgt.smpai lpa waktu

  6. diva says:

    ka aku share di line ya…an Rafika Fajriliani

  7. Eko says:

    bags bngt cerpenya, terbawa suasana

  8. vida says:

    Lucu- lucu

  9. dhea says:

    Kok gua baper ya

Leave a Reply to diva Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *