Langit Senja Kita

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 14 July 2013

Aku selalu ngak mengerti kenapa aldora selalu melihat ke arah langit sore setiap kami pulang rapat OSIS di sore hari. Tapi aku ngak pernah melewatkan memperhatikannya dengan kegiatannya itu karena dia terlihat damai dan menikmati detik.. detik matahari terbenam itu. Aldora cewek yang sederhana rambutnya panjang sebahu dan selalu tersenyum. Dia tidak secantik tika atau pun jean tapi dia lebih menarik dari mereka dengan apa adanya dirinya. Dan sejak aku sering perhatikan dia selalu menatap sore dengan senyuman aku menjadi tertarik padanya.

“Ezio..” arpan memanggilku.
“Ya..” jawabku tanpa mengalihkan perhatianku dari soal matematika di depanku.
“Serius amat Ez..” ucap arpan.
“Ya sedikit lagi selesai nih..” ucapku, ngak ingin tanggung mengerjakan soal matematika di depanku.
“Yah elo ngak bisa ngalihin matamu dari soal matematika itu..” ucap arpan.
“Tanggung pan..” ucapku masih mengotak atik soal matematika di depanku.
“Ni jam istirahat bung..” ucap arpan, aku senyum lalu..
“oke selesai..” ucapku lalu menaikkan wajahku.
“Ada apa bro..” ucapku
“Ku mau ajak kantin tapi ni juga sudah mau jam masuk pelajaran” ucap arpan.
“Sudah ayuk ngap ap tu” ucapku lalu berdiri dan merangkul bahu arpan dan menariknya ke kantin.

Kantin masih ramai aku memesan semangkuk bakso.. lapar juga habis ngerjain soal matematika. Saat asyik makan muncul tika dan rara dan langsung duduk di dekatku dan arpan.
“Wuih.. lapar ya nafsu banget makannya..” celoteh rara.
“Iya habis bertempur..” ucap arpan.
“Ezio, kamu mau ya ngisi acara pensi kita” ucap tika.
“Aku.., ngapain aku di situ “ ucapku cuek.
“Ya nyanyi donk..” ucap rara.
“mmm.. ngak deh” ucapku.
“Ayo donk..” bujuk tika, aku noleh pada tika yang cantik dan dia tersenyum manis.
“Ngak deh..” ucapku senyum menghilang dari bibir indahnya.
“kenapa ezio?” tanya rara.
“aku ada planing saat itu, jadi aku ngak mau ribet dengan mengisi acara” jawabku.
“Planing apa?” tanya rara penasaran.
“Ada deh..” jawabku.
“Wah jangan.. jangan lo mau nembak cewek ya ez..” ucap arpan ember..
“O ya kamu suka sama siapa?” tanya rara makin penasaran.
“itu bisanya arpan aja” ucapku sambil menatap arpan, arpan cuek aja.
“oke lah kalau ngak bisa..” ucap tika kelihatan kecewa.

Hem.. lega perut sudah terisi, mangkuk bakso di depanku sudah kosong pas banget bel tanda masuk berbunyi. Aku berdiri.
“Mau kemana ez..” ucap arpan.
“Sudah bel pan..” ucapku.
“Masuk dulu ya tik..ra..” ucapku.
“Ya..” ucap mereka.
“Sebentar lagi donk bro..” ucap arpan.
“Ya sudah kamu di sini dulu aku duluan ke kelas.” Ucapku.
“Yah..” ucap arpan aku berjalan ke penjaga kantin membayar makananku lalu keluar kantin. Arpan menyusulku.

“Wah jarang-jarang bisa ngobrol bareng tika..” ucap arpan yang sudah ada di sisiku, aku senyum. Tika salah satu cewek populer di sekolah kami. Siapa yang ngak suka ngobrol dengan cewek cantik dan pintar seperti tika… Eh.. itu aldora dia berjalan masuk ke kelasnya. Aku dan arpan berjalan melewati kelas aldora. Aku melirik ke dalam kelas aldora, dia sudah duduk di bangkunya. Rambutnya di ikat kucir kuda, manis.. aku tersenyum.
“kenapa lo senyum..” ucap arpan.
“Ngak ada ayo cepat masuk..” ucapku pada arpan sambil merangkul bahunya.

Sore ini aku kembali melihatnya menatap langit barat. Aku memberanikan diri mendekatinya. Kami memang sama-sama pengurus OSIS tapi jarang banget bicara.
“Hai..” sapaku, dia menoleh padaku dan tersenyum.
“Maaf mengganggumu menatap senja..” ucapku sambil melihat ke langit senja sebelah barat.
“Ngak apa” ucapnya, ku meliriknya dia kembali menatap langit. Kami diam dan bersama melihat langit. Kenapa langit terlihat lebih indah senja ini… Ngak lama kemudian aldora bersuara.
“eh.. maaf jadi asyik melihat langit, apa tadi kamu mau bicara sesuatu?” tanyanya.
“Ngak kok, cuma mau menatap langit senja” ucapku dia senyum.
“kenapa kamu suka menatap langit senja?” tanyaku. Aldora kembali melihat langit.
“Bukankah langit senja itu indah..” ucapnya sambil tersenyum.
“Ya..” ucapku.
“Papaku suka menatap senja bareng mamaku. Itu adalah kenangan yang indah bagiku. Setelah kepergian papa aku dan mama masih suka menatap senja bersama” ucapnya, jadi papanya sudah meninggal. Akhirnya aku tahu kenapa aldora suka melihat langit senja. Wajahnya yang terkena sinar matahari senja terlihat mempesona.. Dia menoleh uppsst terlambat mengalihkan tatapanku aku akhirnya tersenyum dia juga tersenyum… Senja ini memang indah..

Sejak ngobrol dengannya sore itu aku dan aldora sering ngobrol bareng dan aku suka ngobrol bareng dia. Akhirnya arpan sahabatku yang ember ini pun curiga.
“Lo sering amat ngobrol dengan aldora ez. Jarang banget lo ngobrol dengan cewek jangan.. jangan lo naksir dia bro..” ucapnya aku diam aja.
“What.. kalau itu benar, ah serius lo.. jadi lo cuekin tika.. jean.. aurora.. demi aldora..” ucapnya sambil lalu lalang di sisiku untung kelas kosong. Padahal aku belum ada jawab lo perkataannya tadi, tu kan ember amat ni si arpan. Aku mendesah pelan.
“Ngak usah lebay gitu kenapa pan.” Ucapku, arpan menatapku.
“Serius lo bro..” ucapnya.
“Ngak usah di bahas” ucapku lalu berjalan keluar kelas, arpan mengikutiku. Memang ada yang salah kalau aku suka aldora.. huh kayaknya ngak malah aku sudah benar banget suka dia hehe..

Sepulang sekolah aku dan arpan bermain basket di lapangan sekolah. Setelah puas bermain aku dan arpan duduk di sisi lapangan. Tika dan rara mendekati kami.
“Habis main basket ya?” tanya tika.
“Iya, kalian kok belum pulang” tanya arpan.
“Ada latihan untuk pensi” ucap tika.
“o..” ucap arpan.
“ntar pensi pergi sama siapa ezio” tanya rara.
“Ya bareng aldoralah..” ucap arpan, aku menatap arpan.
“uppssstt..” ucap arpan sadar dengan kesalahanya.
“Aldora..” ucap rara.
“belum tahu bareng siapa..” jawabku cepat.
“Yuk, pulang pan..” ucapku menghindari pertanyaan-pertanyaan yang lain dari mereka.
“Yuk..” ucap arpan lalu kami berjalan pulang meninggalkan tika dan rara yang pasti penasaran.
“Sorry bro..” ucap arpan.
“Sudahlah pan.. sudah terjadi juga” ucapku, aku cuma takut ada gosip dan pasti aldora terganggu dengan semua itu.

Ketakutanku terjadi, di sekolah tersebar gosip kalau aku dan aldora pacaran. Aldora jadi menghindar dari aku. Huh.. kacau jadinya. Dan gosip-gosip ngak benar yang lain pun tersebar, dan ujung-ujungnya aldora di pihak yang tidak enak. Aku dengar dari arpan malah ada cewek yang labrak aldora. Aku harus perbaiki semua ini, sore selesai rapat OSIS aku menemui aldora yang masih dengan kegiatan rutinnya menatap langit senja.
“Aldora aku minta maaf tentang semua gosip itu” ucapku.
“Ngak apa ez..” ucap aldora, kenapa dia seihklas itu. Dan kami kembali mentap senja bersama.

Pensi, malam ini pensi berlangsung dan dalam keramaian orang ini aku mencari aldora. Ku harap dia datang. Dan keinginanku tercapai, aku melihat aldora dengan teman-temannya di belakang kerumunan orang yang asyik menonton band sekolah manggung.
“Aldora..” panggilku, dia menoleh dan tersenyum. Manis banget dia malam ini.
“Ya..” ucapnya.
“Aku minta waktumu sebentar ada yang ingin aku katakan” ucapku, teman-teman aldora melirikku dan mereka senyum senyum. Aku jadi sedikit grogi.. Lalu aku dan aldora menjauh dari keramaian.
“Ada apa ez..” ucapnya.
“Mmm.. aku langsung aja ngomongnya ya..” ucapku, aldora menatapku menanti aku bicara.
“Aku suka kamu..” ucapku dia kelihatan kaget.
“Kamu mau jadi pacarku..?” tanyaku jantungku berdetak sangat cepat. Aku menahan nafas menanti jawaban aldora. Lalu dia senyum.
“Aku juga suka kamu dan mau jadi pacar kamu” ucapnya, aku bernafas lega dan tersenyum.
“Jadi semua ini bukan gosip lagi kan..” ucapnya sambil senyum.
“Ya.. ini fakta..” ucapku kami tersenyum lalu ku genggam tangannya.
“Hei.. sudah jadian kalian..” ucap arpan yang sudah ada di dekat kami, aku menunjukkan gengaman tanganku dan aldora.
“Oke aku mengerti” ucap arpan, aku senyum melihat arpan yang langsung mundur dan pergi meninggalkan kami.. Aku dan aldora saling menatap.
“Aku akan menjadi temanmu melihat langit senja kita yang indah..” ucapku, aldora senyum.

ADVERTISEMENT

Selesai

Cerpen Karangan: Imelda Oktavera
Facebook: oktaveraimelda[-at-]gmail.com

Cerpen Langit Senja Kita merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Senyum Senja (Part 1)

Oleh:
“Sorot matanya begitu teduh. Siapa dia sebenarnya?” Archi menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Tas yang menggantung di punggungnya kini berada di atas meja. Sementara gemerisik tanya menghantui pikirannya. Menarik

Kisah Cinta ku

Oleh:
Berawal dari seorang wanita yang lugu, polos dan belum pernah mengenal apa itu cinta Gina bisa wanita itu disapa. gina wanita yang cantik itu mnurut ku, muslimah, baik dan

Masih Amatir

Oleh:
Siang itu aku berjalan dengan santai menuju ruang guru untuk melaksanakan tugas yang telah diamanahkan kepadaku, tak terbebani sama sekali aku ini namun mata-mata yang curiga dan sok tau

Hati Yang Tak Berpaling

Oleh:
Inilah kisah seorang anak muda yang tak pernah memalingkan hatinya ke wanita lain walau sudah berpisah dari pasangannya. Namanya Wahyu seorang anak tukang tampal yang kuliah di kampus IAIN

Menyesal Tanpamu

Oleh:
Hey, cowok itu kembali meluluhkan hatiku. Entah keberapa kalinya hatiku klepek-klepek dibuatnya. Dia selalu mencoba untuk meruntuhkan dan mencuri hatiku. Aku mengenalnya, dia teman satu kelasku, Fandy namanya. Saat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *