Love Cokelat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 7 April 2016

Pukul 06:00 wib aku sudah berangkat ke sekolah sebelum berangkat aku terlebih dahulu membeli sebuah cokelat untuk seseorang yang aku sukai, terlihat sekolah masih tampak sepi pagi ini, aku bergegas memasuki kelasku XI mipa 2, ku dekati bangku Iqbaal ku letakan cokelat yang sudah ku beli di bawah mejanya. Inilah yang ku lakukan setiap hari memberinya cokelat walau dia tidak tahu siapa yang memberi cokelat itu melihat dia memakannya saja hatiku sudah sangat senang. Setelah menunggu cukup lama ku lihat Iqbaal datang bersama Aldi.

“Gimana PR lo Baal?” tanya Aldi.
“Ya udah gue beresin dong lagian itu soalnya gampang banget tahu nggak,” timpal Iqbaal.
“Ya gue tahu lo emang pinter,” ucap Aldi. Iqbaal duduk di bangkunya dan itu membuat jantungku berdetak kencang, walau setiap hari ku beri cokelat tetap saja aku merasa gemetar. Iqbaal meraba laci mejanya merasa ada sesuatu di dalamnya Iqbaal pun mengambilnya.

“Cokelat lagi?”
“Kenapa baal?” tanya Aldi.
“Gue dapet cokelat lagi nih Di, gak tahu siapa sih yang kurang kerjaan banget naruh cokelat di sini,” ucap Iqbaal kesal. Deg… Jantungku seakan berhenti mendengar Iqbaal marah dan kesal karena cokelat itu, rasanya air mata ini mau menetes meski sudah ku tahan.

“Lo dateng pagi terus kan?” tanya Iqbaal yang entah sejak kapan sudah berdiri di samping mejaku.
“I-iya, kenapa?” tanyaku gugup.
“Lo tahu nggak siapa orang yang sering naruh cokelat di bangku gue?”
Aku menggelengkan kepalaku, “Ya udalah nih cokelat buat lo aja, gue males ngasih sama Aldi soalnya tiap hari dia mulu yang gue kasih cokelat,” ucap Iqbaal menyodorkan cokelat itu padaku, dengan tangan gemetar aku mengambil cokelat itu dari tangannya.
“Terima kasih,” ucap ku tersenyum padanya.
“Lo cantik, senyum lo juga manis.” ucap Iqbaal.

Aku hanya bisa tersenyum mendengarnya, hatiku merasakan perasaan gila bagaimana bisa aku tersenyum mendengar Iqbaal yang sedikit memujiku padahal cokelat yang ku berikan dia kembalikan lagi padaku. Bahkan setiap hari aku tersenyum karena ku kira Iqbaal menyukai cokelat itu tapi ternyata dia selalu memberikan cokelat itu pada Aldi.

“Eh itu cokelat!” teriak Aldi.
“Mulai hari ini cokelat yang ada di laci gue bakal gue kasih sama Putri setiap hari dan lo gak bakal dapet jatah lagi, oke Put..” ucap Iqbaal tersenyum ke arahku dan aku hanya bisa tersenyum palsu padanya.
“Tapi Baal..” ucap Aldi.
“Gak ada tapi-tapian pokoknya,” ucap Iqbaal berlalu pergi, Aldi hanya bisa terdiam. Aldi melirikku dan menampakkan wajah seperti orang yang sedang kasihan kemudian berlalu pergi.

Aku memutuskan untuk berhenti menyukai Iqbaal dan aku sudah memikirkan hal ini semalaman untuk yang terakhir kalinya aku membeli cokelat dan bunga untuknya. Ku letakkan cokelat dan bunga itu di atas mejanya sambil menangis ku ucapkan salam perpisahanku padanya. Walau ku tahu dia tidak akan mendengarnya. Aku menyukaimu, aku mencintaimu, tapi aku tidak pernah sadar kalau kau tidak punya perasaan yang sama padaku. Maaf jika aku terlambat menyadari hal ini, aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk melupakanmu untuk membuka hatiku untuk orang lain. Aku mencintaimu Iqbaal, selamat tinggal lelaki pujaanku.

“Putri…” aku seperti mendengar suara Iqbaal memanggilku saat aku menoleh ke belakang ku lihat Iqbaal berdiri di ambang pintu dan berlari menghampiriku.
“Jadi dugaan gue bener kalau lo yang udah ngasih gue cokelat selama ini!” ucap Iqbaal.
“Kenapa kamu bisa di sini sepagi ini?” tanyaku.
“Kenapa lo nggak bilang sama gue kalau itu lo, kenapa?”
“Aku takut kamu benci sama aku,” ucapku sesenggukan dan menundukkan kepalaku, Iqbaal memegang bahuku.
“Lo gak boleh nangis lagi mulai sekarang oke, ikut gue ya,” ucap Iqbaal menarik tanganku.
“Kita mau ke mana?”

Iqbaal membawaku ke taman sekolah ternyata semua murid sudah dikumpulkan di sana mereka memegang masing-masing satu cokelat dan membentuk huruf? “Love” aku sangat terkejut melihatnya cokelat itu sama seperti cokelat yang aku berikan pada Iqbaal setiap hari. “Ya cokelat itu cokelat pemberianmu yang aku simpan baik-baik, aku tahu cokelat itu pemberianmu dari Aldi bahkan aku sudah tahu sejak lama.” ucap Iqbaal.

“Tapi kemaren kamu bilang cokelatnya kamu kasih sama Aldi?” tanyaku heran.
“Maafkan aku, aku hanya ingin melihat bagaimana ekspresimu, maaf susah membuatmu menangis,” Iqbaal mengeluarkan sebuah cokelat yang cukup besar entah dia beli di mana aku juga tidak tahu, “Dengan cokelat ini aku mau bilang kalau aku juga suka sama kamu apa kamu mau jadi pacarku Putri?” ucap Iqbaal, semua murid berteriak.
“Terima…Terima…Terima…” dan aku hanya bisa menganggukkan kepalaku pertanda aku menerimanya, Iqbaal pun langsung memelukku begitu pun aku yang membalas pelukannya dengan bahagia.

ADVERTISEMENT

Cerpen Karangan: Desi Dwi Artiani
Facebook: Dechy Dwia Sulung

Cerpen Love Cokelat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Nafa dan Zulfikar

Oleh:
Sendiri… Sekarang aku hanya ingin menyendiri di tempat berkapuk ini. Tak peduli aku berdiri, aku duduk, atau aku berbaring. Aku hanya ingin membiasakan diri bercengkraman dengan dinginnya dinding dan

Ungkapan Cinta Untuk Dia

Oleh:
18 September 2014, Aku hanya bisa terdiam, melihat kelakuannya yang tidak seperti dulu, hal yang paling tidak aku suka adalah menjadi dan memiliki mantan. Kisah indah dalam sebuah hubungan,

The End (Part 4)

Oleh:
Keesokan pagi, di sekolah, lantai tiga tempat ruangan kelas mereka, Richard sedang berdiri di pinggir pembatas sambil memandangi ke bawah. Tiba-tiba Leon datang mengejutkannya. “Heyy?!” Leon setengah berteriak sambil

D, Tinta Merah (Part 1)

Oleh:
‘Jangan kau pikirkan apa yang telah terjadi. Jangan pernah. Karena itu hanya akan membuatmu terpuruk pada masa lalu.’ 10 tahun yang lalu … Hidupku berbalik 180 derajat akibat tinta

Kejora (Part 1)

Oleh:
Rumah putih bergaya Eropa itu selalu menjadi tempat berkumpul bagi satu keluarga ini. Rara, sosok gadis tomboy berambut pop berponi mangkuk itu selalu memeriahkan suasana keluarganya. “Ma, Pa. Rara

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *