Mei Tengil

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Sastra
Lolos moderasi pada: 24 May 2022

Februari merasuk tubuhku bulan yang penuh rasa pilu, bulan terkutuk yang tak ingin kulihat dalam kalender. Akan kuceritakan nanti alasan hatiku remuk redam di bulan ini.

Maret masih membekas kenangan itu kenangan yang dizolimi oleh waktu, kenangan yang tak bisa kuhapus sedikitpun! tak bergeming, aku mati rasa di bulan ini.

Mei.
Namanya agustine aku memanggilnya tina,

Senja menusuk alam bumi, mengelabui langit membeberkan sejuta cerita akan hari yang penat,
Aku bertengger di salah satu karang di debur ombak dan di samudera yang luas hingga tak kasat.
Tanganku memegang pena dan kenangan, saat ini aku hanya terjebak dengan waktu, yang tak menuntunku ke arah akhir.
Lambat laun kulihat mentari mulai meredup, angin sepoi mulai terasa hilang panasnya menusuk kulitku yang didilindungi oleh jaket.
Kulihat awan, tak banyak namun cukup, dan bintang mulai berhambur,

Tiba tiba…
seseorang meneriaki namaku, seorang perempuan dia berteriak begitu kencang serasa ingin tak tertanding oleh debur ombak.

‘agustine’
Aku yakin itu tina, gadis yang meremuk redam perasaanku di bulan februari terseret hingga maret dan mungkin mau menghabisiku di bulan mei. Cinta sungguh bengis!

Awan menerpa wajahnya, mentari tak pernah redup dari parasnya, dan bintang tak pernah padam dari kelopak matanya. secantik itu gadis itu!

Dengan ragu, takut, dan ingin lari sejauh ratusan kilo, lemah tubuhku kuangkat menghampiri gadis itu.
Ia menjabat tanganku
Tangannya, kau tahu listrik statis dinamis jadi satu?
Begitu rasa memegang gadis itu tersetrum!, perasaan supranatural menghantui tulisanku. aneh dan nyata!

Ia memegang tanganku, berkata lirih, namun aku tahu jelas ia menyebut namanya
“agustin” dia, wanita itu yang mengenalkan dirinya dulu, aku memang pengecut mencintai seseorang yang bahkan untuk mengenalkan diriku saja aku rapuh.
Aku menjawab, kusebut namaku.
“kau tahu aku merinduanmu, aku mencarimu selana berbulan bulan?” tanya agustin
Aku tak menjawab, yang sebelumnya hanya ratusan kilo kini kakiku ingin lari ribuan kilometer, cinta memang biadab kawan.

“aku tahu kamu menaruh perhatian terhadapku, membelikanku sekotak coklat pada hari valentine itu bukankah kamu?” tanya agustin, sembari tersenyum kecil matanya cerah bening dan memngandung seribu arti.
Aku mengangguk
“hanya untuk saling mengenal apakah susah?” tanya agustin lagi, pertanyaan ketiga yang kalau tidak dijawab masuk neraka! Neraka yang hanya dibikin untuk orang orang yang menganggap cinta itu fantastis sepertiku!
“aku, aku, aku tak berani” jawabku yang tiba tiba latah

ADVERTISEMENT

Tiba tiba, tubuh wanita itu dicondongkan ke tubuhku, ia merapat aku tak bisa menjauh hanya lemas
“kau menyayangiku?” tanya agustin
“aku mencintaimu” jawabku
“mulailah untuk menyatakan perasaan” dia mengatakan sambil tersenyum lebar
“jadi?” tanyaku
“aku mencintaimu jauh sebelum engkau mengenalku” senyumannya makin lebar
Aku ingin bertanya lagi namun mulut ini tertutup rapat, hanya rasa.
Rasa yang membumbungku tinggi. Sangat tinggi
Ia mengecup keningku, sial, salah langkah! pikirku. Aku lelaki yang harusnya yang mengecup wanita cantik itu.

Mei tengil ini kututup,
Esok akan ada juni, juli, dan entah apa lagi, aku tak peduli, yang kupedulikan sekarang hanya wanita itu. Wanita yang mengecup keningku, wanita pemberani yang datang membawa api semangat hidup dalam hidupku. Wanita trrcantik di semesta yang pernah kutemui, di sepanjang sejarah umat manusia,
Sebesar itu cintaku untuknya!

Untuk agustin, jika kau membaca ini aku harap kau masih mengingatku, sekarang mungkin hanya aku yang merindu.

Cerpen Karangan: Nisca Marsandi

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 24 Mei 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen Mei Tengil merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Setelah Penantian Yang Panjang

Oleh:
Entah sudah berapa lama Fana duduk di salah satu kursi taman yang sering ia datangi hampir setiap hari bahkan penjaga taman itu pun sudah mengenalinnya, ia mengunjungi taman itu

Diary

Oleh:
Dia seorang gadis berumur 17 tahun, baik hati dan sangat penyabar. Namanya Nina. Pagi ini Nina berjalan seperti biasanya, senyum terhadap semua orang dan belajar seperti biasa. Jam istirahat

Janji

Oleh:
Suara embusan angin sepoi terdengar, mengalun syahdu bersama melodi klasik yang diputar. Mataku terpejam sesaat, menikmatinya tenang. Pelan-pelan, cahaya senja masuk melalui jendela kayu yang engselnya bergerak, nyaris terbuka

Second and Last Love

Oleh:
“Orang-orang yang jatuh cinta terkadang lupa akan satu hal yang penting, yaitu KEPERCAYAAN. mungkin tanpa kepercayaan, cinta itu akan hancur.” ~ pejuang cinta ~ Aku Andre, pemuda 17 tahun

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *