My Hope
Cerpen Karangan: Renita MelvianyKategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 18 May 2016
Aku hanya berharap. Berharap agar dia bisa mengingatku kembali. Kecelakaan yang membuat otaknya rusak sehingga tidak bisa mengingat memori-memori tertentu, yaitu aku “Mendi”. Itu semua mengharuskanku untuk pergi jauh dari hidupnya, agar dia tidak lagi mengingatku. Indah memang cerita cintaku dengannya, sulit untukku melupakan sejenak tentangnya. Nanda adalah cinta pertama namun bukan yang terakhir mungkin, karena nyatanya ku pergi darinya. Aku ingin sekali ketika aku sudah pergi di hidupnya, dia mengingatku kembali, mengingat kekonyolan kita dan mengingat apa pun tentang kita. Setiap detik, namanya terselip di hatiku dan terbayang di otakku. Aku menerima surat darinya.
“Mendi, aku sungguh bodoh, aku sudah ingat semuanya. Aku sungguh bodoh, tidak mengenali orang yang sangat aku cintai. Entah ke mana aku harus mencarimu Mendi, aku sudah mencarimu ke tempat yang mungkin kau datangi. Nandamu ini sudah lelah mencarimu, namun aku selalu mengingat apa yang selalu kau katakan bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, jika kita berusaha. Entah e-mail ini sampai atau tidak kepadamu, namun aku harap sekarang ini kau sedang membaca ini.”
“Aku ingin bertanya kepadamu, apa kau tidak mencintaiku? Kenapa kau pergi ketika aku tidak mengingatmu. Bukannya kau bisa berusaha membuatku ingat kepadamu, temanmu Seli mengatakan kalau kau pergi karena tidak ingin membuat kepalaku sakit, karena berpikir keras tentangku, apa kau menyerah begitu saja Mendi? Tolong, kembalilah untukku. Aku tetap di sini. Nandamu.” Aku mengharapkan ini, air mata bahagia mengalir di pipiku.
Aku segera membalas e-mail yang ia kirim. “Apa yang aku harapkan terjadi Nanda. Kau bertanya apa aku sudah tidak mencintaimu bukan, tidak bisa ku deskripsikan rasa cintaku ini. Apa kau tahu, setiap detiknya ada kau di hatiku juga di pikiranku Nanda. Aku akan kembali kepadamu. Kau tahu, kau adalah hidupku.”
Kami kembali bersama, merangkai hubungan yang berwarna. Aku sedikit menyesal, kenapa aku pergi ketika dia dalam keadaan seperti itu, benar yang Nanda bicarakan. Harusnya aku tetap bersamanya dan berusaha membantunya untuk mengingatku. Tak akan pernah lagi aku meninggalkannnya. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan meninggalkannya. Waktu, waktu, dan waktu ternyata waktu bisa mengingatkan dia kembali kepada sosok diriku namun nyatanya waktu tidak bisa membuatku melupakannya. Aku tidak takut apa pun, ada seseorang yang rela mengorbankan hidupnya demi diriku, “Nanda” dialah orangnya. Dia tidak mengingatku, karena kecelakaan itu, kecelakaan yang harusnya menimpaku. Harapanku selanjutnya adalah aku dan Nanda selalu bersama, selamanya sampai maut memisahkan.
Cerpen Karangan: Renita Melviany
Facebook: Renita Melviany
Cerpen My Hope merupakan cerita pendek karangan Renita Melviany, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Warna Langit
Oleh: Alfiana RiAku menengadah. Kelabu. Hitam. Awan berkumpul, berbaris menutupi birunya langit dan hangatnya matahari. Sedetik kemudian bisa kurasakan setetes air jatuh ke keningku. Dingin. Kutatap kedua tanganku yang kosong terbuka.
Your Special Surprise
Oleh: Hamida Rustiana SofiatiHidup adalah misteri, bagaimana tidak? Apa yang akan kita alami esok, kita tidak tahu bahkan seringkali sesuatu yang kita rencanakan matang-matang digagalkan olehNya entah dengan cara apapun. Kalau kata
Sunrise on Sunday
Oleh: Ulfa Nurul HidayahSetiap minggu aku selalu duduk di sebuah saung yang terletak di tepi pantai. Aku selalu berangkat jam lima dari rumah hanya untuk melihat matahari terbit. Selain melihat matahari terbit,
Rasa Itu Datang Ketika Pertama Bertemu Denganmu
Oleh: Lena SutantiSedikit demi sedikit cahaya telah menghilang karena hari telah memasuki senja. Terdengar suara adzan maghrib dari masjid dekat rumah Kania. Kania pun menutup jendela kamarnya dan dia akan bersiap
Istriku Bersuami Iblis
Oleh: Wisnu H.ADengan atau tanpa sebatang rok*k yang aku hisap ini, aku tetaplah merasa sepi. Hujan pertama setelah kemarau panjang membuat tanah di halaman berbau khas. Kunikmati tiap jatuhnya air hujan
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply