My Secret Admirer

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Misteri, Cerpen Romantis
Lolos moderasi pada: 7 February 2016

Aku masih duduk di Delight’s cafe lantai 3, kafe kenanganku sambil menatap sunset yang sangat indah. Setangkai mawar putih dan seorang kekasih menemaniku. Aku sangat merindukan momen-momen ini. Momen yang mengingatkanku 7 bulan yang lalu.

Aku merasa tidak enak dengan bangku kursi yang ku duduki. Aku berdiri dan melihat bagian belakang rokku. Arghh! Ternyata benar dugaanku. Ada sesuatu yang menempel di rokku. Permen karet. “Sungguh menjijikkan! Kelakuan siapa ini?” marahku sambil menatap seisi kelas. Suasana sempat hening sebelum seorang anak bernama Desta berdiri.
“Aku. Kenapa? Mau marah?” tanyanya seperti menantangku. “Destaaa! Lihat akibat ulahmu ini!” bentakku padanya.
“Aku tak tahu jika kau yang akhirnya duduk di bangku itu,” jawabnya tanpa rasa bersalah.

Dengan langkah cepat ku tinggalkan ruang kelas dan pergi menuju toilet. Pelajaran pertama dimulai dan aku masih membersihkan bekas permen karet yang menempel pada rokku sambil menggerutu. Sampai di rumah aku langsung merebahkan diri di ranjang tidur untuk melepas letih dan kekesalanku pada hari ini. Aku terkejut saat melihat dinding kamarku. Coretan di mana-mana. Ini pasti ulah Aldo, adik laki-lakiku yang sama menyebalkannya seperti Desta. Aku beranjak turun dari ranjang untuk memarahi Aldo, namun terhenti saat mengetahui ponselku berdering. Satu pesan masuk dari nomor tak dikenal. “Siang Adel.” Aku mulai menebak siapa pengirim pesan kali ini. Alvaro kah? Namun rasanya tidak mungkin. Lalu siapa? Ah, sudahlah tak usah ku permasalahkan. Lebih baik aku tidur karena nanti sore ada kegiatan les.

Pelajaran terakhir di sekolah sangat membosankan. Tanpa ku sadari teman-teman yang berada di barisan bangku paling belakang sedang tertidur lelap. Aku hanya geleng-geleng kepala, pasti akan ada konsekuensi bila Pak Doni tahu. Tulisan yang ku tulis salah karena aku sangat mengantuk. Lalu ku ambil penghapus dari tempat pensilku. “Aaaa!!!” jeritku setelah mengetahui bahwa yang ku pegang adalah sebuah katak karet dan dengan cepat ku lemparkan tempat pensilku ke lantai. Suaraku yang sangat keras membuat semua temanku terbangun dan menjadi perhatian di kelas, termasuk Pak Doni.

“Ada apa Del?” Tanya Pak Doni sambil membenarkan kacamatanya.
“Tidak ada apa-apa Pak.” Jawabku berbohong dan berharap pak Doni tak bertanya lagi.
Pak Doni melanjutkan materinya. Aku berbalik ke belakang dan tertuju pada seseorang. Desta, murid paling jahil di kelasku. Desta hanya tertawa tanpa suara sambil menatapku puas. Ini sudah keberapa kalinya ia menjahiliku.

Hujan turun sangat deras. Aku masih kedinginan walaupun sudah memakai baju yang tebal. Majalah yang ku baca sangat membosankan. Tiba-tiba ponselku berdering. Ada pesan masuk dari nomor yang tak ku kenal kemarin. “Rasa ini tiba tanpa ku sadari. Mengalun menyusuri kalbu. Memintal sebuah cinta, Hadirkan benang kasih asmara. Merindu setiap malam dalam hening. Tak perlu tanya sebab semua rasaku. Biarlah aku mencintaimu dengan caraku.” Puisi yang indah. Aku sangat kagum. Namun, tak mungkin jika Alvaro adalah pengirim pesan ini. Dia tidak pernah bisa membuat puisi saat berpacaran denganku. Aku penasaran dan mulai membalas pesan tersebut.
“Ini siapa?” Tak lama kemudian ada balasan singkat masuk dan membuatku tertawa. “Your secret admirer.” Pengagum rahasiaku? Sejak kapan aku punya pengagum rahasia? Aku masih tertawa saat membaca pesan tersebut. Ku sudahi membaca majalah dan menuju ke ruang makan karena bunda sudah memanggilku.

ADVERTISEMENT

Bel istirahat yang telah ditunggu akhirnya berbunyi. Seisi kelas berhamburan ke luar kelas. Hanya tinggal aku dan beberapa teman laki-laki yang masih berada di ruang kelas, termasuk Desta. Diam-diam aku mengeluarkan ponselku dari dalam saku. Siapa tahu secret admirer-ku mengirimkan sebuah pesan. Ternyata benar, sebuah pesan dari secret admirer-ku. “Siang hari ini kau terlihat lebih cantik dari biasanya.” Tadi malam kirim puisi, sekarang gombal.

Aku jadi malas membalasnya walaupun dalam hati aku sangat penasaran dengan pengagumku yang satu ini. Sekolah sudah mulai kosong. Sudah 1 jam aku menunggu, namun ayah belum juga menjemputku. Aku sudah menghubungnya berkali-kali, namun tak ada jawaban. Tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat di depanku. Aku masih menatap ponselku dan berpura-pura tak melihatnya. Namun lama-lama aku kesal karena motor ini tak juga melaju. Akhirnya ku lirik dan ku dapati bahwa orang tersebut adalah Desta.

“Belum dijemput?” tanyanya membuka percakapan.
“Kali ini kau mau apa lagi padaku?” tanyaku sambil menatapnya dengan wajah sebal.
Desta hanya memandangku sambil tersenyum. “Aku tak akan menjahilimu lagi kali ini. Aku janji. Mari ku antar kau pulang, atau kau mau sendiri di sini dalam hujan?” ujarnya sambil menunjuk ke arah langit yang mulai gelap.

Aku masih kesal dengannya. Namun mau bagaimana lagi? Cuaca tak lagi mendukung, dan ayah belum juga menjemputku. Aku terpaksa mengangguk. Di tengah perjalanan, hujan turun deras. Dengan cepat Desta menuju ke sebuah tempat yang teduh. Lalu kami berdua duduk di sebuah bangku panjang. Aku menggigil karena hujan telah membasahi seragamku. Melihatku kedinginan, Desta segera mengambil sebuah jaket dari dalam tasnya dan memakaikannya untukku. Aku sempat menolak, namun Desta tetap memaksaku untuk memakai jaketnya.

“Terima kasih sudah mengantarkanku pulang, Desta.” Kataku sambil menatapnya penuh terima kasih.

Desta mengangguk lalu pamit padaku dan segera pulang. Setelah Desta pulang, aku lupa jika jaketnya masih ku kenakan. Namun ia sudah jauh, tak terlihat dari pandangan. Aku langsung masuk ke dalam rumah dan mengabarkan bahwa aku sudah pulang. Sebelum tidur aku masih menunggu pesan dari secret admirer-ku. Namun dari tadi tak ada pesan masuk yang muncul. Aku jadi teringat oleh Desta tadi sore. Dia sangat baik padaku Aku mulai menghayal kalau Desta lah secret admirer-ku. Namun aku tak bisa membayangkan bila seorang murid yang paling jahil di kelas bisa menjadi secret admirer-ku. Aku menyudahi pemikiran anehku ini dan berusaha untuk tidur.

Mentari pagi sudah menampakkan dirinya. Aku beranjak meninggalkan tempat tidur. Setelah mandi aku mencoba melihat ponselku dan ternyata ada pesan masuk dari secret admirer-ku jam 10 tadi malam. “Selamat tidur. Mimpi indah. Semoga hujan tak menghalangi rencanaku besok.”
Rencana besok? Rencana apa? Lalu ku balas pesan tersebut. “Memangnya ada rencana apa?”
“Aku ingin menemuimu. Ku tunggu di Delight’s café lantai 3 sebelum sunset. Ku harap kau datang.”
Aku tak percaya. Ia mengajakku bertemu. Tak sabar ku lihat secret admirer-ku. Tepat jam setengah 6 aku sampai di Delight’s café lantai 3. Ku amati sekeliling, lalu ku dekati seorang laki-laki yang sedang duduk sendiri. Saat aku ingin menyapanya, ia berbalik menatapku. Aku terkejut karena ternyata ia adalah Desta.

“Kamu ke sini juga, nungguin siapa?” tanyaku membuka perbincangan. “Nungguin seseorang Del,” jawabnya sambil tersenyum padaku, manis. “Oh. Masih lama ya yang ditunggu?” tanyaku sambil duduk setelah dipersilakan olehnya. “Enggak kok. Yang ditunggu kan udah datang,” jawabnya sambil mengeluarkan bunga mawar putih di hadapanku. Deg! Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ini tidak mungkin, tak mungkin khayalanku jadi kenyataan.

“Oke, kali ini aku buat kamu terkejut. Aku akan menjelaskan semuanya. Sebenarnya aku adalah secret admirer-mu. Aku suka kamu sudah lama. Tapi kamu tak menyadarinya karena di matamu aku terlihat seperti seorang anak laki-laki yang jahil dan tak mau tahu tentang masalah cinta. Aku jahil padamu karena aku ingin diperhatikan kamu. Aku mulai berani deketin dan jahilin kamu semenjak kamu putus dari Alvaro. Jadi, kamu mau nerima aku nggak Adelia Ivanka?” jelasnya panjang lebar sambil menatapku penuh arti.

Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Aku masih terpaku menatap seorang secret admirer-ku yang ternyata adalah Desta. Namun memang akhir-akhir ini Desta menjahiliku dan rela mengantarku pulang pada saat aku tak dijemput oleh ayah. Dari tatapan matanya menunjukkan ia bersungguh-sungguh kali ini. Aku mengangguk sambil tersenyum kepadanya. Desta yang mengetahui jawabanku langsung berdiri dan meloncat-loncat senang. Lalu kami berdua memandang sunset di Delight’s café bersama sambil berpegangan tangan. Sejak saat itu kami resmi berpacaran dan sering mengunjungi Delight’s café untuk memandang sunset bersama.

Cerpen Karangan: Gabriella Ryantica B.
Blog: gabriellaryantica.blogspot.com
Facebook: Gabriell Ryantica

Cerpen My Secret Admirer merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Kamu yang Mampir Sebentar

Oleh:
Banyak cinta yang datang seolah benar-benar memberikan keyakinan hati. Tapi pada hakikatnya cinta tersebut hanya mampir sebentar, memastikan untuk kemungkinan masuk ke hatimu. Hanya saja kamu harus pintar mengolah

Dari Pengagum Menjadi Kekasih

Oleh:
Hari itu adalah hari pertamaku untuk memulai prakerin di sebuah universitas swasta di kota Malang, rasanya senang bisa memulai prakerin di sana bukan karena Universitasnya namun ada seorang mahasiswa

Misteri Taman Di Rumah Via

Oleh:
“Kresek, kresek,” lagi-lagi terdengar bunyi itu. Bunyi tersebut berasal dari taman di belakang rumah Via. Belakangan ini, bunyi itu selalu terdengar setiap malam. Kebetulan kamar Via di dekat taman.

Hari Jadi Ke 24 Bulan

Oleh:
Di sebuah rumah terdapat seorang gadis yang sedang bergelung dengan selimut dan bantal. matahari sudah keluar dari tempatnya tapi sepertinya dia tidak terganggu sama sekali, sampai… TRINGGG TRINGGG TRINGGG

Misteri Hotel berhantu

Oleh:
Dina, Tiara, dan Fani berjalan menuju sebuah Hotel yang tak lagi dipakai. Mereka penasaran dengan hotel itu. Kemarin, ketika mereka pulang sekolah. mereka sempat mendengar pembincangan tetangga kami. Kata

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *