Pangeran Matahariku (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 22 February 2014

Kringgg kringgg kringgg…
Suara jam beker akhirnya membangunkan gue dari alam mimpi yang indah.
Dengan rasa malas gue pun bangun dari tempat tidurku dan lagsung pergi ke kamar mandi. Setelah selesai mandi gue pun memakai seragam putih biru yang telah gue siapkan tadi.
“Huftt… Kalo aja gak ada mereka, gue gak akan mau pergi sekolah” kataku dengan lirih. Ya memang hanya desi dan rita, sahabat yang paling lucu dan selalu menghibur perasaan gue. Dan hanya mereka satu-satunya penyemangat gue untuk pergi ke sekolah.
“Nandaaa Sudah jam berapa ini? Kapan kamu mau berangkat sekolah Hah?” Teriak mama dari dapur. Aku pun melihat jam dinding. Dan jam nenunjukkan angka…
“06.55! Mampus gue. Bisa telat nih” kataku dalam hati.
“Iya mah”
Aku pun langsung mengambil roti yang sudah disiapkan mamaku, dan langsung mencium tangan mama.

Di sekolah
Dengan tergesa-gesa gue pun menaiki satu persatu anak tangga dengan nafas terengah-engah. Ya gimana gak buru buru coba, kalian tau sudah jam berapa? Jam 07.15! Sedangkan kegiatan belajar itu dimulai jam 07.00 “Sial… Gue baru inget. Pelajaran pertama kan pelajaran bu Fajar si guru killer itu! Haduhh gue bakalan dihukum apa ya?”
Kenapa aku dan teman-teman menjuluki bu Fajar guru terkiller? Karena.. Dia tuh gak tanggung-tanggung kalau mau ngehukum siswanya…

Akhirnya gue pun sampai di depan kelas gue. Sejenak gue ambil nafas dalam-dalam. Itung itung buat memstabilkan nafas gue tadi.
Akhirnya dengan modal kekuatan gue pun mencoba mengetuk pintu…
“Tok tok tok” kira kira gitu deh bunyinya
“Ya masuk” terdengar suara bu Fajar yang sangat tegas plus galak
“Permisi bu” kataku dengan gemetar saat melihat wajah bu Fajar
“Oh ternyata kamu nanda? Bagus ya. Kamu tau sudah jam berapa ini? Kamu sudah telat 15 menit! Sekarang juga kamu saya hukum memutar lapangan sebanyak 7 kali!” Bentaknya dengan nada yang super duper tinggi.
“Baik bu” ucapku dengan nada sedikit malas

Sekilas gue melirik ke arah tempat duduk kedua sahabatku, desi dan rita.. Tapi mereka hanya angkat bahu sambil tertawa kecil. ‘Huh bukanya bantuin malah diketawain. Sahabat apaan tuh’ ucapku dengan sebal, tentu saja di dalam hati. Tuh kan apa kata gue? Bu fajar tuh kalau ngehukum gak kira kira. Masa 7 kali putaran. Memang dia pikir gak cape apa.

Dengan langkah malas gue menuruni anak tangga untuk sampai ke lapangan…
“Sial! Hari ini kan jadwal olah raga kelas 11 lagi. Arghhh. Bisa diketawain sama kakak kelas kalau gini mah”
Tuh kan baru aja 5 kali putaran. Gue uda diketawain abis abisan sama kakak kelas.
‘Okay nanda loe harus kuat dan sabar. Tinggal 2 putaran lagi kok.’ Semangat gue kepada diri sendiri.
“Haha lihat tuh cewek jadi-jadian lagi muterin lapangan” jerit salah satu kakak kelas. Sontak gue pun langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata kokonya cukup ganteng tapi fikiran itu langsung gue tepis jauh jauh dari otak gue. Buat apa coba kalau ganteng tapi kurang ajar..
Yahhh lagi-lagi gue hanya bisa bersabar.
Tapi lihat aja loe tunggu pembalasan gue. Siapa suruh maen bilang gue ‘cewek jadi-jadian’ ketemu aja baru kali ini. Masa udah ngajak ribut sih?

Akhirnya sudah 7 kali putaran. Itu berarti gue sudah terbebas dari hukuman bu Fajar. Rasanya kaki gue udah mau patah…

Saat Istirahat
“Eh elo berdua gimana sih? Malah ngetawaiin gue lagi!”
“sorry nan. Abisnya muka loe lucu sih pas dibentak sama bu Fajar. Hehe” ucap desi sambil tertawa
“Iya nan. Hahaha” ucap Rita ikut ikutan tertawa
“Huhh”
“Oya, gak terasa ya, bentar lagi kita mau kelas 10.” kata desi
“Iya. Kita tetep sekolah disini kan?” Tanya rita sambil melirik ke arah gue dan desi
“Yup” kata kami (gue dan desi) serentak
“Ekhh. Ke kantin yuk. cacing di perut gue udah pada demo nih. Minta jatahnya” ajak rita
“Nyok”

Di kantin
“Kalian tau gak? Waktu gue lagi dihukum keliling lapangan, ada kakak kelas yang ngatain gue ‘cewek jadi jadian’.”
“Whatsss?” Kata rita dengan kelebayannya
“Iya. Coba aja kalau dia bukan kakak kelas dan gue lagi gak dihukum, gue pasti langsung tonjok tuh muka”
“Wah wah. Dia belum tau siapa loe nan. Loe rencanany mau bikin pembalasan apa nih?” tanya rita
“Emmm… Rencananya sih gue mau ngerjain dia pas MOS nanti. Sekali-sekali senior dijailin gak papa kan? Hahaha”
“Sip deh. Nanti gue bantuin loe ya. Tapi cuma bantu doa ajah. Haha”
“Emang siapa orangnya nan? Cewek apa cowok?” Tanya desi
“Cowok”
“Hah!? Yang bener” tanya desi dengan mata yang melotot
“Eh elo ya des, kalau soal cowok aja, elo langsung semangat kayak mau perang 45 aja…” ejek rita
“Terus gimana gimana, orangnya ganteng gak?” Tanya desi lagi tanpa menghiraukan ejekan rita
“Yaa harus gue akui, dia memang ganteng. Orangnya tinggi, putih, mancung”
“WaW”
“Kalau loe lihat orangnya bilangin ke kita ya. Plisss” sambung desi sambil merengek
“Ya ya ya” jawab gue walau sebenernya sih males banget nunjukkin dia ke mereka
“Tapi gue masih penasaran deh. Kokonya itu kayak uda kenal gue. Uda gitu ya selama gue lari gue sempet ngelihat beberapa kali dia ngelirik ke gue terus”
“Jangan jangan koko itu pangeran bunga matahari loe lagi!” Tebak rita
Gue tertegun sejenak. Memang sih akhir-akhir ini ada seseorang yang selalu mengirimkan gue bunga matahari ke laci meja gue. Apalagi di samping bunga matahari itu selalu saja ada amplop kuning kombinasi pink dengan isi puisi cinta atau kata kata yang romantis.
Tapi gue rasa itu terlalu mustahil..hill..hill..hill

Di rumah

“Gue penasaran sama isi amplop itu, gue buka sekarang aja deh.”
Isi suratnya:

ADVERTISEMENT

Sempurna… Mungkin hanya itu yang bisa diibaratkan untukmu karena sorotan matamu yang indah dan… terlebih senyuman manismu itu. senyuman yang belum pernah engkau berikan kepadaku senyuman yang hanya bisa aku lihat dari kejauhan sana. tetapi aku yakin bahwa suatu saat senyuman engkau akan selalu senantiasa mehiasi hari-hariku

Mungkin engkau menganggapku sebagai pecundang yang hanya bisa mengagumimu secara diam-diam. asal engkau tahu, kita hanya perlu mengunggu untuk menemukan cinta yang akan kita bina. dan engkau hanya perlu tahu satu hal: aku menyayangimu dan akan selalu menyayangi dan mencintaimu

Cerpen Karangan: Febby 1113
Ini cerpen pertama aku loh… Dimaklumin aja ya kalau ceritanya jelek.
Tadinya sih aku cuma mau bantuin teman bikinin cerpen cinta… Tapi setelah aku pikir-pikir gak ada salahnya juga untuk aku mencoba untuk mengirimkan hasil cerpen aku ke cerpenmu.com, siapa tau aja bisa diterima… 😀
Thanks for reading all 😉

Cerpen Pangeran Matahariku (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hai

Oleh:
“Tutup matamu dan berharap yang baik, maka kau akan dapatkan yang terbaik ketika kamu membuka mata,” Begitulah kalimat dari ibuku ketika aku ingin tidur. Kalimat itulah yang akan selalu

Untold Story (Part 2)

Oleh:
Tamu yang ga di undang… Untuk kabur dari rutinitasnya yang membosankan dan juga dari paksaan pihak keluarga Gerry untuk bertunangan dengan anak perempuan salah satu rekan kerja bisnis orangtuanya,

Paenitet Quella

Oleh:
“Kau tak pernah jujur ! Kenapa kau selalu berbohong ! Aku tahu ini sulit, tapi jujurlah kali ini saja. “-Quella Tentang Quella Beberapa minggu ini Andrian tak memberi kabar.

Duka Dalam Cinta (Part 1)

Oleh:
Gelapnya ruangan masih mencekam di laboratorium IPA. Rina masih terduduk di pojokan sambil melepaskan tali yang diikatkan oleh sekelompok jahat yang ingin mencelakainya. “bangsat” umpat Rina dalam hati Tak

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

3 responses to “Pangeran Matahariku (Part 1)”

  1. alfie says:

    aku like deh,
    q tunggu part2

  2. Dilla says:

    Next Dong 🙂

  3. priska mutiaa says:

    keren cerpenya, tpi syang part 2nya gak ada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *