Radar Cinta Prosesus dan Brontosrious (Part 1)
Cerpen Karangan: IaaKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Cinta Romantis, Cerpen Galau
Lolos moderasi pada: 8 May 2013
Setiap malam aku selalu berpikir untuk menemukan radar cinta dari prosesus pangeran ganteng dari negri kayangan. agar suatu saat nanti aku bisa mendapakan cinta dari prosesus.. aku menyebutnya prosesus karena dia memang inspirasi aku untuk menjadi psangan dari prosesus yaitu brontosrios seorang putri dari negeri kayang ke tujuh yang sangat cantik dan bersinar bagaikan putri yang habis berendam menggunakan susu serta butiran-butiran mutiara yang membuat kulit menjadi lembut dan bersinar apabila melihat dan menyentuhnya.
Sudah dua jam aku duduk di kursi menghayal tentang radar cinta antara prosesus dan brontosrious. sudah waktunya aku harus bangkit untuk menemukan prosesus yang asli di dunia nyata. yaitu cowok kampus yang setiap pagi aku melihatnya duduk di meja ke 3 dari pintu masuk perpus. dengan kaca mata yang selalu menghiasi matanya. matanya yang berwarna kecoklatan. sungguh indah. sudah sebulan yang lalu ku memperhatikanya. tapi, sampai sekarang aku masih belum mengetahui siapa sesunggunya siapa tiruan prosesus itu. dan aku juga belum berani untuk menyapa prosesus khayalan aku itu. yang aku tau hanya buku yang sering di bacanya secara berulang-ulang. entah apa alasanya. aku belum mengetahui nya. aku mencoba bertanya kepada salah satu temannya. tentang siapa dia. tapi mereka hanya menjawab seadanya. yah, karena mereka juga tidak tau tentang siapa dia. prosesus itu sangat-sangat misterius.
Seperti biasa rutinitas aku setiap sore adalah menbaca buku gratis di toko buku iafress. hanya sesekali aku membeli. selebihnya hanya gratisan. kebiasaan yang jelek emang. tapi, dengan kebiasaan itu aku dapat menghasilkan uang. dengan mengirimkhan novel-novel ku. ke berbagai penerbit-penerbit novel. tapi, tidak seperti biasanya ketika aku mau melangkahkhan kaki ku ke pintu masuk jantung ku, seperti habis melompat dari lantai tujuh berdebar sangat keras. semakin ku masuk kedalam semakin berdebar pula jantung ku. mataku menatap dengan seksama sekeliling toko iafress hingga membuat jantungku berdebar sangat-sangat keras. tiada ada yang aneh dengan toko itu. ku coba melihat-lihat lagi sambil aku menselusuri bagian-bagian dari toko buku itu. aku pun terdiam melihat cowok tinggi semampai berkulit putih. mengenakan celana jeans panjang dengan jeket hitamnya. bersama seorang wanita kecil putih yang berisi berambut ikal-ikal. menggunakan baju tidur pink lembut. sangat-sangat lucu. sangat mirip dengan yang mengandengnya. sedang memilih-milih buku bacaaan anak-anak. whatttt…
Aku tidak habis pikir, ternyata isu yang selama ini aku anggap hanya gosip belaka. ternyata benar. pangeran prosesus aku yang dari negeri kayang itu sudah menemukan brotosriusnya sendiri. dan tidak beruntungnya dia karena brontosriusnya itu bukan aku. melainkan brontosrius tiruan. sungguh-sungguh mengecewakan. malah sekarang prosesus itu sudah memiliki seorang putri dari brontosrius. ternyata selama ini prosesus sudah menikah. gosip yang seminggu lalu beredar di kampus tentang prosesus sudah memiliki seorang putri yang cantik. sangat-sangat tidak masuk akal. tapi kini aku malah menyasikan dengan kedua mata ku. hingga menbuat aku langsung meninggalkan tempat itu.
Tapi, aku masih belum mempercayai. aku masih memiliki radar cinta yang kuat dengan prosesus. satu-satunya cara aku akan menemukan prosesus langsung di perpustakaan dan langsung meyidanganya dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah aku susun sedemikin rupa. akupun melangkahkan kaki ku dengan sangat anggun dengan wadjees coklat. dipadukan dengan rok crem dan baju putih. sengaja ku urai rambut panjangku. akupun sudah mempersiapkan semuanya dengan tisus sekotak berada aman dalam tas hitamku. Yng ku pegang di tangan kananku. apabila berita itu benar, aku harus merelakan pangeran prosesus dengan ikhlas. dan menerima kenyataan bahwa dia telah menemukan brontosrius sendiri. dan bukan aku. aku harus siap mendegarnya.
Aku pun mendekati prosesus di meja ke 3 dari depan pintu masuk perpustakaan. aku memberanikan diri untuk menyapanya. dengan jantung yang bedetak kencang aku mencoba mengendalikanya. agar aku terlihat seperti brontosrious yang baru saja bertemu dengan prosesus dan mencoba ingin mengenalnya di dunia nyata.
Tiga langkah lagi aku sampai di tempat prosesus. seketika prosesus menutup bukunya dan itu pertanda prosesus akan meniggalkan meja. meja yang akan menemukan brotosrius dan prosesus bertemu di alam nyata. dengan refleks aku mengeluarkan suaraku.
“tunggu…
Prosesus pun menoleh ke arahku. sambil terseyum manis dan berkata
“ada apa?
“aku, ingin kenal kamu, maksudku. ingin meminjam buku yang kamu baca dari tadi. huft. aku pun menarik nafas panjang. salah ngomong aku. hela ku pelan.
“kamu mau pinjam buku ini? sambil menunjukan buku yang ia pegang dengan tangan kananya.
“iyah, boleh aku pinjam.
“buat apa kamu pinjam buku ini.
“yah, buat aku. baca lahh..
“maaf yah, ini bukan buku perpus sini. jadi kamu tidak boleh sembarangan minjam buku ini.
“jadi, kesimpulanya?
Tanpa menjawab pertanyaanku, langsung prosesus pergi meninggalkanku. pikiranku yg mulanya positif tentang dia kini berubah menjadi negative. bahkan sangat-sangat negative di pikiranku. aku sangat kesal dengan ucapanya tadi. mukaku yang awalnya tadi tersenyum lebar kini berubah. seperti habis di tolak mentah-mentah oleh pria. dan malunya seperti ketahuan mencuri kue di tempat orang-orang banyak. sungguh-sungguh memalukan.
“mulai sekarang aku tidak akan mengenal prosesus itu. dasar prosesus jadi-jadian. salah besar aku menetapkannya sebagai pangeran prosesus. pertayaan yang telah ku siapkankan ku buang jauh-jauh. jangankan mau menyidangnya dengan segudang pertanyaan yang telah kusiapkan. berkenalan saja tidak sempat terlakasana malah psosesus yang mengusir brontsriousnya sendiri. sungguh aneh!!!, tidak habis pikir aku.
Sudah sebulan aku tidak meyelidikinya. sudah sebulan pula kejadian itu masih tersimpan di benakku. dalam benakku prosesus ku dulu adalah pangeran yang hilang ingatan yang berani meniggalkan memory yang sangat-sangat tidak mengenakan bagi brontosrious. membuat malu brontosrious. tapi, memang semenjak kejadian sebulan yang lewat itu prosesus tidak perah menampakan batang hidungnya di perpustakaan. bahkan di meja yang selalu ia dudukin setiap pagi kini, kosong. bersih tanpa dirinya. entah ke mana dia pergi. walau sesungguhya, aku benar2 tidak bisa membenci dirinya. walupun dia sudah memilih brontsrious yang lain.
Siang itu, tepatnya tanggal 15 oktober entah kenapa aku berpakain seperti kejadian yang ingin meyidang prosesus. entah kenapa hatiku bergerak untuk mengenakan baju itu lagi. baju yang telah lama aku simpan. semenjak prosesus bersikap dingin terhadapku. aku menelusuri jalan2 kampus dengan wedjes berwarna coklat. aku langkahkan kakiku dengan pikiranku yang ntah ke mana. saat aku melewati taman-taman yang di penuhi oleh bunga2 yang bermekaran yang dikelilingi kupu-kupu cantik. terdengar ada suara yang memanggilku. suara pertama terdengar agak samar-samar hingga membuat aku agak ragu untuk menghentikan langkahku yang hampa tanpa tujuan yang jelas. terdengar lagi suara yang memanggilku. untuk pertama kalinya aku menghentikan langkahku. dan melihat sekelilingku. mataku tidak menangkap seseorang yang memang ingin memanggilku. aku merasa aku di permainkan dengan suara itu. apa itu halusinasiku. akupun meneruskan langkahku tanpa menghiraukan panggilan itu lagi.
3 jam sudah aku duduk termenung di perpustakaan tapi, masih saja pikiran ku belum punya ide-ide cermelang untuk menuliskan sesuatu yang aku akan kukirimkan nanti ke redaksi majalah. aneh, padahal biasanya, dengan waktu yang hanya tiga jam aku dapat menyelesaikan satu cerita pendek. dan sudah sebulan aku bermalasan di kamar tanpa menyentuh laptopku. semenjak kejadian itu. al hasil penghasilan tambahanku nihil. atau tidak ada pemasukan sama sekali. sepertinya prosesus sudah menguras otak dan pikiran ku. dan melenyapkan ide-ide cermelang ku. harus kuputuskan untuk mencari prosesus yang baru. agar aku bisa melupakan prosesus yang lama. akhirnya aku putuskan untuk membuka email ku yang sudah lama tidak terbuka. aku melihat pesan-pesan masuk satu persatu. dan tidak aku sangka banyak sekali pesan yang masuk kedalam emailku. ternyata banyak yang ingin berkenalan denganku. hmm, kalau di pikir-pikir sebaiknya aku membalasnya dan menemukan prosesus yang baru. dan tidak mengayal-hayal lagi dengan dunia mayaku. cukup sudah cerita prosesus ku itu. aku bukan brotonsrius. aku adalah naira cewek manis penulis cerpen ataupun novel. sudah saatnya aku bangun dari mimpi-mimpi itu.
Dari sekian banyak pesan aku mencari nama-nama yang membuat aku sedikit ada rasa. pertama mata ku tertuju kepada nama Tian. kucoba membalasnya dengan emocation smile yang bergambarkan senyuman. tidak berapa lama kemudian dia membalasnya lagi. dengan senyuman. dengan diselipkan kata-kata.
“hai…? (tian)
“Hai juga (naira)
“naira yah?
“Iyah, kok kamu tau..?
“iya lah aku tau. kamu kan yang suka nulis di majalah-majalah itu kan. dan lagi kamu suka kan ke toko buku ifresh. tapi, jarang beli bukunya. he he.. kidding kok aku
“haha.. kamu bikin malu aku.. sebenarnya aku mau kok beli tapi kadang-kadang. kalau aku beli terus aku enggak bisa hemat dong. ha ha ha.. alasan sih sebenarnya. lebih tepatnya aku suka yang gratisan.. ha haa :p
“hha.. asyik juga yah kamu orangnya. aku pikir kamu orangnya aneh.. suka sendirian sihh, oh ya aku boleh tau no hp kamu?
“boleh-boleh.. ini 089649449360.. oh yah aku off dulu yah. aku mau mandi soalnya. belum mandi nih.. bye tian!
“bye juga!
Percakapan singkatku pun itu belanjut via telpon. sudah dua hari ini aku selalu memegang hp ku kemana-mana. mau ke kamar mandi, mau tidur mau pergi. tangan ku tak lepas dari ponsel merahku itu. akhirnya kami berdua memutuskan untuk bertemu siang ini di taman kampus. dengan menggunakan wedges hitam. dengan baju pink dengan perpaduan celana jins panjang. dan tak lupa rambut panjangku yang sengaja aku urai. sungguh sempurna. sudah 3 kali aku berkaca melihat apa ada penampilanku yang kurang. senyum mengembang di kaca. dengan sedikit polesan lipstik berwarna merah jambu dan tak lupa memberikan kesan basah pada bibirku. sungguh sangat sempurna. dengan langkah mantap aku keluar dari rumahku sambil menunggu taxi yang lewat.
Sesampainya di taman kampus aku tidak melihat sesosok laki-laki yang dicirikan oleh tian tadi malam. sejam sudah aku menunggu, tapi tak ada tanda-tanda akan kedatangan tian. ada rasa kesal dalam diri. aku mencoba memberikan message pada tian. tapi, percuma malah tidak di balas. tiga kali aku message tian. tapi hasilnya tetap nihil. dia tidak membalas pesanku. akhirnya dengan penuh kecewa aku melangkahkan kaki ku keluar dari taman. sambil tertunduk lesu aku keluar dari taman. tapi, suara yang waktu itu muncul lagi. tepat waktu aku mengenakan wedgees coklat dan baju yang aku kenakan saat bertemu brotosrius. Seketika aku berhenti dan mencari-cari siapa yang memanggil aku. tapi, tetap saja tidak ada orang di sekelilingku. dengan hati kesal aku melangkahkan kaki ku keluar dari taman. tapi, seseorang menyentuh pundakku. dan berkata. “tunggu… akupun langsung membalikan badanku. sambil memandang orang itu. seorang laki-laki tinggi semampai. menggunakan celana jins hitam dengan perpaduan baju kaos putih. tersenyum manis kepadaku. dengan perasaannya yang campur aduk plus kesal aku berkata..
“siapa kamu? / ucapku dengan nada tinggi.
“kok jutek sih, kelamaan nunggu yahh.. maap deh ada urusan tadi bentar. ucapnya.
Ternyata cowok manis itu tian, yang aku tunggu sejam yang lalu baru datang sekarang. aku diam sejenak memandangnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
“kok benggong sih, kenapa? masih marah yah.. ucapnya dengan nada bersalah.
Akupun tersentak dengan ucapanya, seketika itu aku langsung berbicara.
“hah? iyalah kesal.. tau enggak sih, aku nunggu kamu sudah sejam yang lalu. tapi, kamu malah enggak datang-datang.
“iyah deh maafin aku naira, aku juga enggak mau telat. tapi keadaan ku yang memaksa. ucanya lesu sambil tertunduk menandakan perasaan bersalahnya.
“oke, aku maifin kamu. tapi kamu janji enggak bakal ngecewaain aku lagi.
Dengan cepat tian menggangukkan ucapanku. raut wajahnya seketika berubah jadi sangat manis begitu juga aku. terlihat manis saat tian tersenyum kepadaku. sungguh berbeda dengan pangeran prosesus. dia sangat baik. diapun mengajaku pergi menggunakan motor ninjanya. suasana yang tadinya penuh rasa kecewa, kesal kini berubah menjadi sngat bewarna. di tambah lagi dengan suasana langit yang menurunkan air matanya dari atas sungguh membuat suasana semakin romantis dan tak lupa jeketnya yang kugunakan. seketika aku lupa dengan prosesus. prosesus yang dulu kini berubah menjadi pangeran tian yang romantis.
Sudah satu minggu lebih aku jalan dengan tian. sungguh menyenangkan. hidupku terasa sangat bewarna dan mempunyai arti. akupun semakin rajin dalam membuat novel. ide-idekupun kembali normal. kembali. pengasilankupun bertambah. terlebih lagi tian yang selalu menyuportku dan memberiku semangat. perlahan-demi perlahan aku mulai lupa dengan prosesus.
Hari ini tian berjanji akan menemani aku untuk pergi ke toko buku ifresh. seperti biasa tian menjemputku di depan rumah. dengan motor ninja merahnya. menggunakan rok mini bewarna biru dan baju kaos biru berlengan pendek tak lupa tas hitamku di lengan kanan. terdengar suara klakson motor. pertanda tian sudah berada di depan rumah. akupun bergegas memakai sepatu baletku. dan menemuinya. tian yang mengenakan jaket coklat. tian pun memberi ku kode agar aku langsung menaiki motornya. tian pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. tidak berapa lama kemudian kami pun sampai di toko buku ifresh.
Sejam sudah kami berdua di toko buku ifresh. sambil membaca-baca buku. tian terus-terusan memandangku. akupun merasa agak risih. konsentrasiku pun mulai buyar akan pandangan manis tian.
“tian, kok kamu liat aku terus sih.. ucapku agak jutek.
Mendengar ucapan ku tian pun langsung tersentak. sadar bahwa naira merasa agak risih dilihatin oleh tian. tian pun langsung menunduk malu.
“hem, maafin aku naira. abis kamu hari cantik banget.. enggak bosen aku liat muka kamu itu. he he. maafin aku yah, na.. ucapnya malu-malu.
Mendegar ucapan tian akupun tertunduk malu. merona pipiku seperti memakai bles on rasanya. dan serasa aku terbang ke langit ke tujuh. cepat-cepat aku mengusai diriku. jangan sampai tian melihat aku jadi salah tingkah. dengan santai aku menjawab.
“jadi, aku Cuma cantik hari ini aja gitu.. kemaren-kemaren gimana. jahat nih tian ucapku bercanda.
“he.. he. hari ini manis, kemarin cantik kemaren juga cantik..
“dasar tian, suka gombal.. yuk kita pulang sudah mau sore nih..
“kami beli buku apa na..?
“tumben yah, aku beli buku tapi kali ini, buku ini penting buat aku karena banyak yang mesti aku pelajari dalam membuat novel. hee
Kami berdua pun berjalan menuju mesin kasir. terdengar suara rintikan hujan yang lama-lama semakin besar. selesai membeli buku kami pun berdiri di depan pintu toko ifresh itu. sambil memandang hujan turun. kami jadi saling pandang. mungkin pikiran kami sama. kapan hujan ini akan berhenti.
“na, kayaknya hujannya lama deh. baru berhenti. jadi gimana?
“aku juga enggak tau an..
“bagaimana kalau ke rumah aku aja na, rumah aku enggak jau dari sini kok.. lagi pula di rumahku ada sepupu sama pembantu aku. jadi aku enggak bakal ngapa-ngapain kamu. gimana?
Agak lama aku berpikir bukan karena aku curiga dengan tian. tapi, aku merasa agak tidak enak dengan tian. dia terlalu baik dengan aku. melihat aku yang malah termenung. tian pun bertanya lagi kepada ku.
“gimana na, enggak mau yah?
Akupun tersentak kaget dengan ucapanya. dengan anggukan aku menjawab pertanyaan tian tadi. dia pun langsung memberikan jeket coklatnya kepada ku. tangannya pun menahanku untuk ikut mengambil motor. itu tandanya dia pun tidak mau melihataku kebahasan karena hujan. dia pun berlari mengambil motornya di parkiran. dan aku hanya memandanya sambil tersenyum. sungguh bahagia apabila tian jadi pacarku.
Tidak lama kemudian tian dengan motor ninjanya berada di depanku. terlihat tian kehujanan. itu pertanda bahwa hujan semakin lebat. dengan cepat aku menaiki motor tian. dengan kecapatan tinggi tian membawa motornya.
Sepanjang perjalanan aku terus memegang baju tian. terlalu naïf apabila aku memeluknya. tian pun memberhentikan motornya tepat di sebuah rumah besar yang bertingkat yang bewarna orange. dengan cepat tian mengklakson. agar pintu pagarya terbuka. seorang laki-laki paruh baya yang berpakaian security langsung membuka pagar. begitu pagar di buka. tian pun langsung melajukan motornya sampai ke garasi yang sejak tadi sudah terbuka. aku enggak nyangka kalau tian sekaya ini. sebuah garasi yang tertata rapi. lengkap dengan mobil mercedes dan alphard tersusun rapi digarasinya. tian pun mengajaku masuk kerumahnya. dia pun menyuruhku. untuk menunggu di ruang tamunya dengan desain interior yang sangat minimalis. dengan sofa hitam tersusun rapi. dengan tergesa gesa tian masuk ke bagian dalam. seperti mencari sesuatu. tian keluar sambil membawa handuk bersih dan langsung memberikannya kepada ku. tidak di sangka tanpa memikirkan keadaannya yang basah kuyup itu. dia malah memberikan handuk itu kepadaku. semula aku menolak. karena aku pikir dia lebih memerlukan ketimbang diriku.
Tanpa sengaja aku langsung memeluknya. agak kaget tian melihat tingkah lakuku saat itu. dengan kasih sayang tian membalasnya. seketika suasana rumah menjadi sangat hangat. sungguh terharu aku melihat tian. baru sekali ada laki-laki yang begitu baik padaku.
“Terima kasih tian.. aku membisikan kalimat itu tepat telinga tian.
“sama-sama na. jawab tian begitu lembut.
Akupun mengeringkan rambut dan badanku dengan handuk yang di berikan tian. akupun menyuruh tian untuk cepat mengganti bajunya yang basah. aku sangat takut tian sakit. secepat kilat tian menggatinya tidak sampai lima menit dia sudah berada lagi disampingku. dengan membawa baju kemejanya. dia memberikan baju kemejanya kepadaku. agar aku tidak kedinginan. dia menunjukan kamar tempat aku menganti bajunya. aku memciumi baju tian. bau baju ini khas sekali dengan tian. tidak lama kemudian aku keluar dengan memakai baju tian yang kebesaran. tidak jauh dari tempatku berada terdengar suara seperti anak kecil. tanpa sadar aku menuju ke tempat suara itu berada. entah kenapa hatiku tergerak untuk kesan seperti ada sesuatu.
Dan tepat saja. aku melihat prosesus sedang bermain dengan anak kecil yang pernah aku temui di toko ifresh 3 bulan yang lalu.. dengan syok aku langsung berjalan cepat keluar dari ruangan itu. dan langsung menemui tian. dan memintanya pulang. heran tian melihat tingkah lakuku itu. sempat dia menolak mengantarku pulang karena hujan belum cukup reda. tapi aku malah bersikeras pulang. malah aku sempat megancam akan pulang sendiri. akhirnya tian yang mengalah dan mengantarku langsung pulang. kali ini bukan dengan motor ninjanya dia menggunakan mobil mercedesnya. dia mengatarku pulang. tian makin heran dengan tingkah lakuku. di sepanjang perjalanan pulangpun aku tidak berbicara pada tian sepatahkata pun. aku sungguh-sungguh syok melihat prosesus itu muncul lagi.
Cerpen Karangan: Iaa
Cerpen Radar Cinta Prosesus dan Brontosrious (Part 1) merupakan cerita pendek karangan Iaa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Tetap Di Sini, Dengan Perasaan Yang Sama
Oleh: Esti Retno Listiyani“Princess mau lewat. Princess mau lewat, kasih jalan.” Kalimat itu memang tak asing lagi di telinga Dinda. Meskipun merasa risi dengan kata itu, tapi ya gimana lagi. Apalagi yang
Nothing Is Impossible
Oleh: Muhammad YanisSebuah roda kehidupan tentu tidak akan pernah bisa untuk ditebak. Ada 3 misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini yaitu, jodoh, rizki, dan maut. Bahkan para peneliti dunia pun
Yang Pertama & Yang Sejati
Oleh: Sherly Yulvickhe SompaSemua orang pasti pernah merasakan suatu hal abstrak yang disebut cinta. Cinta membuat seseorang menjalani suatu hal yang biasa maupun tak biasa dalam kehidupannya. Aku bisa merasakannya, ya… aku
Dinding Sekolah Rahasia
Oleh: Ezzah NuranisaSenin pagi… Tok… tok… tok… Seseorang mengetuk pintu kamarku dari luar. Pintu sengaja aku kunci, karena aku benar-benar gak mau di ganggu semaleman. “klara, bangun!!! Dari semalem, mama pulang
Meli
Oleh: Faqih FadulDetak musik reage yang begitu kencang mengiringi alunan syahdu tangan Meli yang sembari tadi mengemas pakaiannya untuk pergi ke kota. Meli merasakan semangat yang begitu bergejolak di malam itu,
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Next Part nya mana?