Ruteng; Kutemukan Rumah Istimewa
Cerpen Karangan: Ronaldus HeldaganasKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Sastra
Lolos moderasi pada: 7 May 2023
Seisi kota terlilit ikatan musim hujan yang tinggi. Jalan raya dipenuhi dengan teduhan-teduhan hangat pondok gede. Terdapat jutaan payung dengan berbagai motif yang menarik, bak seperti langit yang dipenuhi bintang.
Hujan deras melanda kota, namun meskipun demikian, Ia tetap tidak akan bisa membatasi aktivitas para calon sarjana, para pengawai, maupun para pedagang kaki lima yang berjualan di pinggir jalan.
Hari-hari kian terasa dingin sekali. Hembusan angin menembus rusuk-rusuk dan menusuk-nusuk tulang rusuk.
“Ke mana lagi mencari kehangatan dikala hujan menghempas kota ini?” Katanya sambil berjalan dengan tubuh yang terus menggigil.
Waktu itu tepat pukul 6:30 Ia berangkat ke kampus. Jarak kampus dengan rumah cukup jauh sekali. Namun demi sebuah gelar hal itu bukan lagi menjadi persoalan utama.
Perjalanan begitu menyenangkan ketika disapa orang-orang.
“Hay kak, selamat pagi” Ucap seorang gadis di sisi jalan.
“Pagi juga, semoga harimu menyenangkan” Jawaban sembari melantunkan doa dengan kata semoga.
Detik menit terus mengikuti, pintu utama sudah di depan mata. Tibalah Ia di gedung kampus itu. Seperti biasa, mengucapkan salam buat teman-temannya.
“Hallo brogan” Panggilan yang kerap kali digunakan.
“Iya Paman, sudah dari tadi ko?”
“Iya nih”
Waktu terus berjalan. Perkuliahan pun akhirnya selesai juga, sedikit lega karena tugas hari ini sudah tuntas dan tinggal menunggu hari-hari berikutnya.
Seperti biasa, setelah kuliah akan ada sesi memilih tempat tongkrongan. Antara langsung pulang atau singgah di kedai kopi dulu.
Tinggal di kota ini mungkin akan terasa membosankan. Karena jalan dan tempatnya masih itu-itu saja. Akan tetapi, meskipun demikian ada banyak hal yang membuat rasa bosan itu menghilang, salah satunya yaitu penghuninya.
Suatu kebanggaan tersendiri ketika bertemu seorang gadis yang anggun di kota ini.
Bukan lagi hal yang ditutupi, jika harus berjatuh cinta dengan gadis-gadis yang ada di kota ini.
Kota yang berbalut kedinginan membuat para penghuninya mencari kehangatan, selain api unggun mungkin kehangatan dari dekapan seseorang juga sangat diperlukan.
Januari; Cerita Kita Dimulai
Semenjak saat itu, semuanya berubah secepat putaran waktu. Masa lalu menjadi abu, lalu disambut masa-masa baru.
Berkat sebuah kegiatan, perkenalan itu pun diadakan. Awalnya hanya mengungkapkan deretan kata dari abjad-abjad nama. Namun, semakin lama semuanya pun terasa baru dan berbeda.
Jika saja engkau bukan rumah yang istimewa, mungkin aku berhenti di tengah jalan untuk mencarinya!
Semenjak perkenalan itu, kita menjalani semuanya dengan sederhana. Menunggu waktu yang tepat tanpa menuntut kata cepat.
Entah kenapa, di Januari berarti kita berusaha mengungkapkan semua hal yang sudah lama dipendam.
Malam itu pukul 11:30, dengan hati dan niat yang tulus rasa itu diungkapkan dengan sungguh.
Tanpa sedikitpun rasa ragu, hampir semua kata-kata dilontarkan hanya untuk mengungkapkan rasa.
“Jangan tidur jam 09:00 ya. Saya mau mengatakan sesuatu malam ini”
“Jam 09:00 ka?”
“Iya em”
“Tapi Kok saya deg-degan ya. Hehehehe.”
“Hahahaha. Baiklah, ini saatnya saya mengungkapkan semuanya;
Semenjak saat itu hingga hari ini, atau kurang lebih 4 bulan kalau tidak salah. Kita berdua begitu dekat, namun hanya sebatas adik dan kakak. Semakin ke sini semuanya berubah menjadi hal yang berbeda. Jujur saja, sejak saat itu saya menyimpan rasa untukmu. Tetapi karena masih terluka dengan masa lalu, maka semuanya saya simpan sampai hari ini. Namun, di malam ini juga saya hanya mau mengatakan, kamu mau tidak menjadi bagian terpenting di kehidupan saya, lebih tepatnya menjadi rumah istimewa yang selalu sederhana di setiap jalanya kehidupan. Dan satu hal yang paling penting yaitu, saya tidak memaksa, semua tergantung perasaan dan jawaban darimu.”
“4 bulan waktu yang cukup lama bukan untuk saling mengenal. Kamu tahu saya, sifat dan bahkan kepribadian saya. Saya tipikal orang yang kadang rese dan kadang menyebalkan. Jelaslah kamu tahu semuanya to, saya juga terbuka kan, dari awal saya bilang saya tidak mau munafik. Untuk menjawab semua rasa yang terpendam selama empat bulan. Saya rasa kita cukup dewasa, ya dalam mengambil keputusan, menentukan pilihan bahkan memilih siapa yang tepat. Dan malam ini malam yang tepat yang kita nanti. Dari itu saya menjawab “Iya, saya mau menjadi bagian terpenting dalam kehidupanmu.”
“Terima kasih telah menerima saya, dan saya siap untuk menjalani semuanya.”
Pada akhirnya semuanya berjalan dengan baik, hingga sampai hari ini.
Cerpen Karangan: Ronaldus Heldaganas
Blog / Facebook: Nalld
Ronaldus Heldaganas lahir di Nggori, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai. Saat ini masih menjadi mahasiswa aktif di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Selain itu, dia juga menjadi mahasiswa yang aktif menulis di beberapa media online yang ada di Manggarai.
Cerpen Ruteng; Kutemukan Rumah Istimewa merupakan cerita pendek karangan Ronaldus Heldaganas, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kebahagiaan yang Tak Terduga
Oleh: Lina Chandra SariBismillah… Hari pertama kerja mudah-mudahan tidak mengecawakan bos. Demi anak aku harus bekerja keras sendiri, membesarkannya sendiri. Disinilah tempatku bekerja. Resto Xiaoci Taiwanesse, dimana di tempat ini pula aku
Senja Mengobati Luka (Part 2)
Oleh: Nehemia Renata, SMP Tarakanita 1 Jakarta“KRINGGGG” Bel masuk berbunyi, kali ini Lido tidak terlambat kesekola. Kali ini Lido pulang tepat waktu. Lido pun terkaget didepan rumahnya sudah ada bendera kuning. “Ini kenapa ada bendera
My Name Is Angel Part 4
Oleh: Chintya WidantiBel pulang telah berbunyi. Murid-murid berhamburan keluar kelas dengan perasaan bahagia. Bahagia karena pelajaran hari ini telah selesai. Begitu juga dengan Angel. Angel berjalan menuju keluar kelas nya. Lalu
“Lovely Cake”
Oleh: Riski DiannitaYa ampun..!! Meisya bangun kesiangan! Padahal ini hari pertamanya masuk kerja. Meisya tergesa-gesa berangkat ke tempat kerjanya. Ia sudah terlambat hampir satu jam. Dengan penampilan kurang rapi, Meisya berlari
Pahlawan Penyakit
Oleh: Hanania“Firli! Kamu gak apa-apa kan?! Firli!” Bunda berusaha membangunkanku yang sedang terbaring lemah di Trotoar, Aku Hanya bisa mendengar teriakan Bunda “Kamu ya! Kalo jalan pake mata dong! Udah
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply